Rabu, 18 Juli 2018

BIOSFER (FLORA DAN FAUNA)

Flora dan Fauna
Apa Manfaat Bagiku?
Dengan mempelajari Bab 1, Anda diharapkan memiliki kemampuan memahami hakikat biosfer sebagai ruang hidup bagi organisme biotik dan abiotik, serta proses interaksi yang terjadi di antara keduanya.
Kata Kunci
Ekosistem, bioma, habitat, garis wallacea, dan garis webe
Peta Konsep
Ketika duduk di kelas X, Anda telah mendapatkan materi tentang ruang lingkup geografi. Dalam pembahasan tersebut dijabarkan mengenai objek kajian geografi berupa geosfer yang terdiri atas atmosfer, hidrosfer, biosfer, litosfer, dan antroposfer. Masih ingatkah Anda mengenai materi tersebut?
Pada pembahasan kali ini, Anda akan mendapatkan salah satu materi bagian dari geosfer, yaitu biosfer. Biosfer merupakan lapisan yang terdiri atas makhluk hidup yaitu hewan dan tumbuhan. Adapun manusia akan dipelajari pada bab selanjutnya yang ditelaah secara khusus dalam kajian antroposfer.
Pernahkah Anda mengikuti karya wisata mengunjungi kawasan konservasi hewan dan tumbuhan, seperti Taman Nasional, Suaka margasatwa, atau kawasan konservasi lainnya? Jika Anda pernah berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon, Anda dapat melihat hewan khas yang terdapat di daerah tersebut, yaitu badak bercula satu. Begitu pula jika Anda pernah berkunjung ke Taman Nasional Pulau Komodo, Anda akan menemukan hewan yang khas di daerah tersebut, yaitu komodo.
Mengapa terjadi persebaran hewan yang berbeda-beda di wilayah Indonesia? Faktor-faktor apakah yang memengaruhinya? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat Anda temukan pada pembahasan Bab 1 mengenai Flora dan Fauna.
A. Fenomena Biosfer
1. Pengertian Biosfer
Makhluk hidup merupakan salah satu komponen penghuni geosfer. Selain manusia, makhluk hidup yang menempati Planet Bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora). Hewan maupun tumbuhan ada yang hidup di daratan dan di perairan, baik pada kawasan air tawar ataupun di air laut. Namun, tidak seluruh per mukaan bumi dapat menjadi tempat hidup bagi organisme. Mengapa? Karena berhubungan erat dengan berbagai persyaratan hidup, faktor pendukung, dan faktor penghambat bagi kelang sungan hidup organisme itu sendiri. Wilayah-wilayah di per mukaan bumi yang sesuai untuk lingkungan hidup organisme dikenal denganistilah biosfer.
Secara umum, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biocycle, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biocycle air asin (berkadar garam atau laut). Selain biosfer dan biocycle, dalam studi makhluk hidup kita juga dikenal istilah  ekosistem dan bioma.
Tokoh yang kali pertama mengenalkan istilah ekosistem adalah ahli biologi berkebangsaan Inggris bernama A. Tansley (1935). Menurutnya, ekosistem merupakan suatu sistem yang meliputi komponen tumbuh-tumbuhan, hewan, serta lingkungan fisik sebagai tempat hidupnya. Komponen-komponen tersebut senantiasa berinteraksi dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Misalnya, fungsi utama tumbuhan yaitu sebagai produsen dalam memproduksi bahan-bahan makanan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup konsumen (hewan dan manusia).
Secara terperinci, Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen antara lain sebagai berikut.
a. Komponen biotik, terdiri atas:
1) tumbuhan sebagai produsen;
2) hewan sebagai konsumen, meliputi:
a) herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan;
b) karnivora, yaitu hewan pemakan daging;
c) omnivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan dan daging;
d) bakteri dan jamur sebagai pengurai.
b. Komponen abiotik, meliputi iklim dan bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat dalam batuan, tanah, air, dan udara. Beberapa contohnya, antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondi oksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.
Menurut Charles Kendrich, istilah bioma dapat diartikan sebagai unit-unit geografis besar yang perbedaannya didasarkan atas tipe-tipe klimaks atau vegetasi dominan (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang.
Pada umumnya, sistem penamaan bioma didasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Contoh penamaan bioma antara lain bioma hutan hujan tropik, sabana, stepa (padang rumput), tundra, dan taiga.
Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut.
a.   Bioma merupakan komunitas klimaks, artinya pada wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan tersebut, seperti hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau padang rumput.
b.  Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota).
c.    Bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan) yang cukup mantap dalam periode jangka waktu yang lama, kecuali terjadi suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas. Misalnya, bencana alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan akibat ulah manusia.
d. Suatu jenis bioma dapat mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
e.   Bioma pada umumnya menempati wilayah yang luas.




2. Faktor Lingkungan yang Memengaruhi Kehidupan
Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang memengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat
 menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna.
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang memengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika di bandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput
gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.
3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini meng untungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisanlapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penye baran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayahwilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang
 dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.

Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.
b. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan ber kembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi pertumbuhan tanaman.
c. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut.
Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya.Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

d. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari, manusia berusaha mengolah dan memanfaat kan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.
B. Persebaran Flora dan Fauna Dunia
1. Dunia Tumbuhan (Flora)
Tumbuhan yang menutupi permukaan bumi jenisnya beranekaragam, mulai dari tumbuhan mikro yang hanya memiliki satu sel, seperti alga, rerumputan, pohon-pohon perdu, sampai tumbuhan raksasa, seperti redwood yang dapat Anda temui di Amerika Serikat atau Rafflesia arnoldi yang dijumpai di wilayah Bengkulu. Berbagai jenis flora ini tersebar dari wilayah iklim tropis sampai iklim kutub.
Mengingat jumlah spesies tumbuhan yang tersebar di muka bumi ini jumlah dan jenisnya sangat beragam, untuk memudahkan dalam mempelajarinya para ahli biologi mengklasifikasikan ke dalam lima kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
a.  Schizophyta (tumbuhan bersel satu). Misalnya, alga biru, alga hijau, dan bakteri.
b.  Thallophyta (tumbuhan jenis talas-talasan). Misalnya, jamur dan ganggang hijau.
c.  Pteridophyta (tumbuhan jenis paku-pakuan). Misalnya, paku ekor kuda, semangi, paku air, dan suplir.
d.  Bryophyta (tumbuhan jenis lumut). Misalnya, lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.
e.  Spermatophyta (tumbuhan berbiji), terdiri atas:
1) tumbuhan biji terbuka, seperti pakis haji dan cemara;
2) tumbuhan biji tertutup, seperti jenis bunga-bungaan dan buah-buahan.
Tumbuh-tumbuhan tersebut tersebar di tiga biocycle atau lingkungan muka bumi, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (wilayah perairan darat), dan biocycle air asin (wilayah laut).

a. Biocycle Darat
Tumbuhan yang menutupi wilayah darat sangat bervariasi, baik ragam maupun jumlahnya. Wilayahnya tersebar mulai dari zona pantai sampai ke pegunungan, mulai dari kawasan khatulistiwa sampai wilayah kutub.
1) Hutan
Lingkungan ekologi hutan terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim (hutan decidius), hutan hujan daerah sedang, hutan berdaun jarum (hutan konifer), dan hutan berkayu keras.
a) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis tersebar di wilayah-wilayah sekitar ekuator atau khatulistiwa, yaitu sekitar lintang 10°LU–10°LS, dengan rata-rata suhu terdingin di atas 18°C dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Ciri khas vegetasi hutan hujan tropis adalah hutan belantara dengan jenis tumbuhan yang sangat bervariasi (hutan heterogen) dengan tingkat kerapatan tinggi sehingga sinar matahari tidak dapat menembus ke permukaan tanah.
Menurut penelitian para ahli botani, jenis flora yang terdapat di kawasan hutan hujan tropis diperkirakan mencapai 3.000 spesies bahkan lebih. Ciri lain hutan hujan tropis adalah banyak dijumpai tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain (flora epifit), seperti jamur (cendawan), lumut, anggrek, dan rotan. Tumbuhan epifit ini merupakan indikasi bahwa tingkat kelembapan di daerah tersebut tinggi.

Daerah penyebaran hutan hujan tropis di muka bumi, antara lain di sebagian wilayah Indonesia terutama di Pulau Sumatra, sebagian Jawa, Kalimantan, dan Papua, wilayah dataran rendah Amazon (Brazil), sebagian besar Amerika Tengah, wilayah Afrika sekitar khatulistiwa, seperti Zaire, Congo, Gabon, Nigeria, dan Kenya.
b) Hutan Musim
Hutan musim terdapat pada wilayah-wilayah yang memiliki pergantian musim kemarau dan penghujan sangat jelas, serta periode musim kemarau yang relatif panjang. Pada musim kemarau vegetasi hutan musim umumnya akan menggugurkan daun (meranggas). Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat penguapan yang tinggi. Contoh jenis tumbuhan meranggas adalah jati. Di samping menggugurkan daun, ciri khas lain dari hutan musim adalah kawasan hutan lebih didominasi oleh satu jenis tumbuhan utama (hutan homogen).
c) Hutan Hujan Daerah Sedang
Hutan hujan daerah sedang terdapat di daerah-daerah pantai sebelah barat zona lintang 35°–55° baik di belahan bumi utara maupun selatan, wilayah kepulauan antara lintang 25°–40° baik utara maupun selatan, sepanjang perbatasan bagian timur benua, dan wilayah dataran tinggi zona iklim ekuatorial dan tropis.
Beberapa jenis flora khas yang banyak dijumpai di kawasan ini, antara lain pakis, agathis, palem, bambu, dan belukar.
d) Hutan Rontok Daerah Sedang
Daerah persebaran hutan rontok daerah sedang meliputi sebagian besar wilayah Amerika Utara dan Eropa Barat. Hal ini dikarenakan di wilayah ini pengaruh iklim sangat ekstrim, di mana udara sangat dingin saat musim dingin dan relatif hangat dalam periode musim panas. Corak vegetasi yang menutupi sebagian besar lahan didominasi oleh jenis perdu (pohon kerdil) dan tumbuhan meranggas.
e) Hutan Berdaun Jarum
Hutan berdaun jarum (hutan konifer) terdapat di daerahdaerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub, seperti wilayah Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara terutama sekitar Siberia, serta wilayah-wilayah pegunungan tinggi kawasan tropis. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di wilayah konifer antara lain pinus mercussi, cemara, larix, dan pohon sequoia (redwood). Redwood merupakan jenis pohon terbesar di dunia yang terdapat di California.
f) Hutan Evergreen
Jenis hutan ini terdapat di kawasan iklim mediteran, yaitu wilayah-wilayah pantai barat sekitar lintang 30°–40°. Karakter tumbuhan yang terdapat di wilayah ini adalah batang pohonnya tidak terlalu tinggi, tetapi kayunya sangat keras, seperti pohon zaitun dan oak.
2) Sabana
Sabana ditandai dengan jenis tumbuhan yang relatif tahan terhadap tingkat kelembapan dan kadar curah hujan rendah. Sabana banyak dijumpai di sebagian wilayah Nigeria, Tanzania, India, Australia, Kostarika, Brasil, sekitar Bali, dan sebagian Nusa Tenggara Barat. Formasi vegetasi sabana biasanya terdiri atas padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi maupun perdu.
Secara umum sabana dibedakan menjadi enam macam, yaitu sebagai berikut.
a) Hutan Sabana. Jenis tumbuhannya terdiri atas rerumputan dan semak, serta pohon-pohon tegakan tinggi yang tumbuh secara jarang di antara semak tersebut. Contoh kawasan hutan sabana antara lain terdapat di Australia, dengan jenis tanaman tegakan tinggi khas, yaitu kayu putih (eucaliptus).
b) Belukar Tropis. Tumbuhan utamanya berupa jenis-jenis xerophyta, karena periode musim hujan yang pendek, namun intensitas curah hujannya relatif lebat, sedangkan periode musim keringnya cukup lama.
c) Sabana. Wilayah padang rumput yang diselingi dengan jenis tanaman tegakan tinggi, seperti akasia.
d) Sabana Semi Arid. Terdapat di daerah-daerah zona lintang  tropis dan subtropis yang memiliki rata-rata jumlah curah hujan tahunan sedikit. Vegetasi yang terdapat di daerah semi arid antara lain semak-semak xerophyta.
e) Moor. Wilayah yang ditutupi oleh semak-semak dan rapat. Tumbuhan penutup tanah utama pada kawasan moor adalah belukar. Moor banyak terdapat di wilayah pantai barat zona iklim sedang.
f) Taiga. Wilayah yang ditutupi oleh pohon-pohon rendah dengan persebaran yang jarang. Taiga tersebar pada wilayah sekitar lingkaran kutub yang berbatasan dengan kawasan tundra.
3) Padang Rumput
Padang rumput merupakan biochore yang lebih kering jika dibandingkan dengan sabana. Wilayahnya terdiri atas hamparan padang rumput yang luas dan terkadang diselingi sedikit tanaman perdu. Vladimir Koppen menandai kawasan padang rumput dengan tipe iklim Bs (semi arid stepa). Berdasarkan lokasinya, padang rumput dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Praire, yaitu padang rumput tinggi yang luas tersebar di daerah zona lintang sedang dengan perbandingan tebal curah hujan relatif seimbang dengan tingkat penguapan. Praire tersebar di
Argentina, sebagian Amerika Serikat, sebagian Australia, dan Hungaria.
b) Stepa hampir sama dengan praire hanya jenis rumputnya relatif lebih pendek dan terdapat sedikit semak belukar. Stepa merupakan kawasan peralihan antara wilayah iklim basah dan kering. Contoh kawasan stepa terdapat di Amerika Serikat, sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara Timur, Great Plains, sebagian Afrika Utara yang berbatasan dengan wilayah gurun, dan Australia.

c) Tundra, yaitu padang rumput yang terletak pada wilayahwilayah lintang tinggi (perbatasan dengan kutub). Jenis tanaman yang banyak dijumpai di wilayah tundra adalah rumput-rumput kerdil yang mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
4) Gurun
Istilah gurun seringkali diidentikkan dengan kawasan padang pasir yang panas dan gersang. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar karena pada kenyataannya tidak semua gurun memiliki suhu udara panas. Definisi yang paling cocok untuk mendefinisikan gurun adalah kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat penguapan massa air ke atmosfer sehingga sangat jarang ditemui badan-badan air permukaan (sungai, danau, dan mata air) yang sifatnya permanen, kecuali di beberapa daerah cekungan oasis dan wadi.
Berdasarkan sifatnya, gurun dibedakan menjadi dua, yaitu gurun panas dan gurun dingin.
a) Gurun Panas
Gurun panas tersebar di wilayah-wilayah sekitar lintang 30°–35°, merupakan kawasan massa udara turun yang sifatnya panas dan kering sehingga banyak menyerap air di muka bumi. Wilayah persebaran gurun panas di muka bumi antara lain sebagai berikut.
(1) Di wilayah Asia, meliputi Gurun Gobi, Taklamakan, Rub Al Khali, dan Rub An Nefud.
(2) Di wilayah Afrika, meliputi Gurun Sinai, Chaad, Sahara, dan Kalahari.
(3) Di wilayah Amerika, seperti Gurun Sonora dan Attacama.
(4) Di wilayah Australia, yaitu Gurun Australia Besar.
Jenis tumbuhan yang mendominasi wilayah gurun antara lain kaktus dan beberapa jenis rumput gurun. Selain itu, di beberapa wilayah oasis banyak dijumpai pohon kurma.
b) Gurun Dingin
Gurun dingin terdapat di sekitar kawasan lingkaran kutub utara. Wilayahnya senantiasa tertutup lapisan es abadi sehingga sangat sulit untuk ditumbuhi tanaman dan menjadi wilayah gersang. Jenis tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut dan rumput-rumput kerdil.
b. Biocycle Air Tawar
Biocycle air tawar terdiri atas lingkungan sungai, danau, kolam, rawa atau paya-paya. Contoh jenis tumbuhan yang menjadi komponen ekosistem air tawar antara lain, selada air, bunga teratai, dan eceng gondok. Selain itu, hidup beberapa jenis lumut dan ganggang.
c. Biocycle Air Asin
Biocycle air asin sebagian besar terbentang mulai dari zona pantai sampai wilayah perairan laut yang masih tertembus sinar matahari (zona fotik). Hal ini sangat berkaitan dengan proses fotosintesis tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari. Beberapa jenis flora yang hidup di lingkungan perairan laut, antara lain alga biru, alga merah, dan rumput laut. Adapun yang hidup di sekitar pantai, antara lain kelapa, pandan pantai, hutan bakau (mangrove), nipah, rumbia, dan beberapa jenis rerumputan khas pantai. Berikut ini disajikan perwilayahan biota air laut.
2. Dunia Hewan (Fauna)
Komponen kedua dari biosfer adalah hewan. Seperti halnya flora, dunia fauna yang menghuni planet bumi sangat beragam, mulai dari mikroorganisme bersel satu, seperti amoeba sampai hewanhewan besar yang hidup di lingkungan darat ataupun wilayah perairan. Secara umum, aneka macam hewan di muka bumi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang).
Hewan bertulang belakang terdiri atas enam kelas, yaitu sebagai berikut.
a.  Cyclostomata, yaitu kelompok jenis hewan mulut penghisap yang bentuknya menyerupai belut. Contohnya adalah lamprey yang menghisap darah ikan laut.
b.   Pisces, yaitu kelompok ikan.
c.   Amfibi, yaitu kelompok hewan yang hidup di dua lingkungan, seperti katak.
d.   Reptillia, yaitu jenis hewan melata, seperti ular, buaya, cecak, kadal, dan komodo.
e.   Aves, yaitu aneka macam burung.
f.   Mamalia, yaitu jenis hewan menyusui, seperti harimau, gajah, kera, kambing, pesut, dan ikan paus.
Hewan yang tidak bertulang belakang terdiri atas delapan kelas, yaitu sebagai berikut.
a.   Protozoa, yaitu kelompok jenis hewan bersel satu. Misalnya, amoeba, paramecium, euglena viridis, dan plasmodium.
b.   Porifera, yaitu kelompok hewan berpori atau kelompok bunga karang yang hidup di laut. Misalnya, spongia, spongilla, schypa (yang melekat pada batu karang), euplectella, sycon, dan leucosolenia.
c.   Coelenterata, yaitu kelompok hewan berongga usus. Misalnya, mawar laut, ubur-ubur, anemon laut, dan hydra.
d.   Vermes atau cacing.
e.   Mollusca, yaitu kelompok hewan-hewan lunak. Misalnya, kerangkerangan, cumi-cumi, dan siput.
f.   Echinodermata, yaitu jenis hewan berkulit duri. Misalnya, bintang laut, tripang, bulu babi, dan landak laut.
g. Arthropoda, yaitu hewan berbuku-buku atau hewan yang kakinya beruas-ruas. Misalnya, bermacam-macam serangga, udang, labalaba, dan kalajengking.
h. Platyhelmintes, yaitu kelompok cacing pipih. Contoh: planaria, cacing hati, dan cacing pita.
Pola persebaran hewan agak berbeda dengan tumbuhan. Pola persebaran tumbuhan bersifat pasif artinya sangat terikat oleh habitat atau lingkungan hidupnya, sedangkan hewan bersifat aktif. Jika habitat yang didiaminya dirasakan kurang cocok dan kurang menguntungkan bagi kelangsungan hidupnya, sering kali hewan mengadakan migrasi ke wilayah lain yang dirasa lebih menguntungkan. Oleh karena itu, pola persebaran hewan tidak setegas lingkungan hidup tumbuhan.
Namun demikian, secara umum wilayah persebaran fauna di muka bumi dapat dikelompokkan ke dalam tujuh region atau kawasan utama, yaitu Paleartik, Neartik, Neotropik, Ethiopia, Oriental, Australia, dan Selandia Baru.
a. Region Paleartik
Region fauna paleartik meliputi wilayah-wilayah benua Eropa, Rusia, pantai Pasifik Barat bagian utara termasuk Jepang, Laut Mediteran, dan Benua Afrika bagian Utara. Beberapa jenis hewan yang berasal dari region paleartik, antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai jenis spesies anjing, dan beberapa jenis kelelawar. Pada saat ini, hewan-hewan tersebut telah menyebar ke kawasan-kawasan lainnya. Beberapa jenis fauna paleartik yang masih bertahan di lingkungan aslinya, antara lain beruang panda yang terdapat di China, Unta di Afrika utara, binatang-binatang kutub utara, seperti rusa dan beruang kutub.
b. Region Neartik
Region fauna neartik meliputi wilayah-wilayah Greenland dan Amerika Utara sampai bagian tengah Meksiko. Fauna khas kawasan ini antara lain tikus berkantung yang hidup di sekitar wilayah gurun Pasifik Timur, beberapa jenis kura-kura, ular berbisa, dan kalkun liar. Selain itu, beberapa jenis hewan paleartik, seperti anjing, kelelawar, bajing, dan kelinci terdapat di kawasan ini.
c. Region Neotropik
Daerah persebaran region fauna neotropik meliputi sebagian wilayah Meksiko terutama bagian selatan, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan kepulauan-kepulauan di Hindia Barat. Sifat fauna neotropik sangat bervariasi. Ada yang hanya terdapat di wilayah tertentu saja, seperti ikan Piranha dan Belut Listrik yang hanya dapat ditemui di sekitar Sungai Amazon, llama yaitu sejenis unta khas negeri Bolivia, dan tapir. Beberapa jenis spesies lainnya yang hidup di kawasan neotropik, antara lain beberapa jenis kera, reptil, dan hewan vertebrata lainnya.
d. Region Ethiopia
Region fauna ethiopia meliputi wilayah-wilayah Benua Afrika sebelah selatan Pegunungan Atlas, kawasan Gurun Sahara, dan ujung selatan Arab Saudi. Beberapa jenis mamalia khas region ethiopia, antara lain fauna gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorila, simpanse, berbagai mamalia yang hidup di wilayah padang rumput, seperti zebra, zarafah, singa, dan jenis-jenis harimau. Selain itu, beberapa jenis fauna paleartik, seperti kelinci, tikus, anjing, bajing, dan kijang masih banyak dijumpai di wilayah region ethiopia.
Fenomena yang cukup menarik mengenai region fauna Ethiopia adalah tipe hewan yang terdapat di Pulau Madagaskar. Menurut  sejarah ilmu kebumian, Madagaskar merupakan bagian Benua Afrika yang terlepas sehingga beberapa jenis spesies khas region Ethiopia dapat dijumpai di pulau ini, seperti kuda nil walaupun ukurannya lebih kecil. Di lain pihak kita dapat dijumpai beberapa jenis hewan tipe oriental. Hewan-hewan mamalia lain yang tersebar di wilayah Madagaskar antara lain lemur berekor cincin, lemur sutra, lemur wool, babi hutan, dan kelelawar.

e. Region Oriental
Daerah persebaran region fauna oriental meliputi wilayah India, Indocina, Malaysia, dan Indonesia bagian barat. Jenis fauna khas tipe oriental antara lain beruang, banteng, badak bercula satu, orang utan, dan gabon. Selain itu terdapat berbagai jenis ikan dan reptil.
f. Region Australia
Region fauna Australia meliputi wilayah-wilayah Pulau Papua, Benua Australia, dan Pulau Tasmania. Kawasan ini ditandai dengan tipe fauna khas, seperti binatang berkantung (kanguru), platypus, wallaby, dan kuskus. Beberapa jenis burung khas region Australia antara lain cendrawasih, kasuari, emu, dan kakatua. Jenis reptil yang banyak dijumpai di sini adalah ular phyton, ular harimau penyengat, buaya, dan kadal.
g. Region Selandia Baru
Kawasan Selandia Baru memiliki tipe hewan tersendiri walaupun letaknya berdekatan dengan Australia. Sebagai contoh hewan kiwi merupakan jenis fauna yang hanya terdapat di pulau ini. Selain itu ada pula sphenodon yaitu sejenis amfibi purba yang masih bertahan hidup sampai kini.
C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Karakter dan pola persebaran flora dan fauna Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Kepulauan Indonesia. Anda tentu masih ingat bahwa secara geologis dan geomorfologis wilayah Indonesia bagian barat termasuk ke dalam landas kontinen Asia (Paparan Sunda), sedangkan wilayah Indonesia bagian timur termasuk ke dalam landas kontinen Australia (Paparan Sahul).
Dalam sejarah perkembangan Bumi pada zaman glasial di mana massa es menutupi sebagian bumi, wilayah Indonesia bagian barat pernah menjadi satu daratan dengan Asia dan wilayah timur bersatu dengan Australia. Kemudian, terjadi pencairan massa es secara besar-besaran pada akhir zaman glasial sehingga terjadi kenaikan muka air laut hingga 200 meter. Akibatnya, beberapa daerah bagian muka bumi yang rendah dan cekung tertutup oleh air laut termasuk wilayah-wilayah Paparan Sunda dan Sahul, yang sekarang dikenal dengan Laut Natuna, Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Arafuru.

Kondisi ini tentunya membawa pengaruh terhadap karakter flora dan fauna pada wilayah nusantara. Secara umum tipe flora dan fauna Indonesia bagian barat memiliki corak yang hampir sama dengan yang terdapat di Benua Asia, sedangkan di bagian timur bercorak Australia. Adapun kondisi flora dan fauna wilayah Kepulauan tersebut sering disebut sebagai flora dan fauna asli Indonesia atau dikenal dengan istilah flora dan fauna Kepulauan Wallacea. Batas antara wilayah flora dan fauna Indonesia bagian barat dan tengah adalah Garis Wallace, sedangkan antara bagian tengah dan timur adalah Garis Weber.
1. Persebaran Flora Indonesia
Secara umum persebaran flora Indonesia terdiri atas tiga kawasan utama, yaitu flora subregion Indonesia-Malaysia di bagian barat, Kepulauan Wallacea (Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor, dan Maluku) di bagian tengah, dan subregion Australia di bagian timur. Jika diperinci, ketiga kawasan tumbuhan tersebut dapat terbagi menjadi empat wilayah, yaitu flora Sumatra-Kalimantan, flora Jawa- Bali, flora Kepulauan Wallacea, dan flora Papua. Jenis-jenis vegetasi
yang tersebar di keempat kawasan tersebut terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan pegunungan, sabana tropik, stepa tropik, dan hutan bakau (mangrove).
a. Flora Sumatra-Kalimantan
Sebagian besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan iklim hujan tropis (tropis basah) atau tipe Af menurut system klasifikasi Iklim Koppen, dengan tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Selain itu rata-rata suhu udara tahunan senantiasa tinggi. Pada bulan terdinginpun suhu udara masih di atas 18° C. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendominasi wilayah ini, yaitu hutan hujan tropis dengan variasi spesies (heterogen) dan tingkat kerapatan yang tinggi. Beberapa jenis flora khas daerah Sumatra-Kalimantan ialah kayu meranti (Dipterocarpus), damar, dan berbagai jenis anggrek. Hutan tropis memiliki tingkat kelembapan sangat tinggi, banyak dijumpai jenis lumut, cendawan (jamur), dan paku-pakuan.
Di wilayah pantai Kalimantan dan Sumatra umumnya ditemui areal hutan bakau (mangrove) yang merupakan vegetasi khas pantai tropis. Hutan mangrove perlu dijaga kelestariannya karena sangat bermanfaat dalam menjaga kelestarian lingkungan pantai dari pengaruh erosi air laut (abrasi), serta menjaga kestabilan ekosistem pantai.
 b. Flora Jawa-Bali
Kondisi iklim kawasan Pulau Jawa dan Bali bervariasi. Curah hujan dan tingkat kelembapan udara di wilayah ini semakin berkurang ke arah timur.
Wilayah Jawa Barat didominasi oleh tipe iklim hutan hujan tropis (Af) dan iklim muson tropis (Am). Semakin ke timur, tipe iklim bergeser ke iklim yang lebih rendah curah hujannya. Akhirnya kita temui beberapa wilayah iklim sabana tropis (Aw), terutama di Pulau Bali.
Vegetasi alam Pulau Jawa dan Bali dapat diklasifikasikan menjadi hutan hujan tropis, hutan muson tropis, sabana tropis, dan hutan bakau. Sebagian besar kawasan hutan hujan tropis tersebar di Jawa Barat, seperti di Ujung Kulon, Cibodas (Bogor), dan Pananjung (Pangandaran). Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah sampai Jawa Timur, merupakan kawasan hutan muson tropis (hutan decidous) yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada periode musim kemarau panjang. Jenis flora khas hutan muson tropis antara lain pohon Jati.
Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa Timur bagian timur dan Pulau Bali adalah sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Jawa maupun Bali ditutupi jenis vegetasi pegunungan, seperti pinus mercussi dan cemara. Sebagaimana wilayah-wilayah pantai tropis lainnya, daerah pantai Pulau Jawa dan Bali umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan bakau.
c. Flora Kepulauan Wallacea
Wilayah Kepulauan Wallacea meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Wilayahwilayah Indonesia bagian tengah memiliki sifat iklim yang lebih kering dengan kelembapan udara lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya, kecuali di sekitar Kepulauan Maluku. Corak vegetasi yang tersebar di Kepulauan Wallacea antara lain:
1)   vegetasi sabana dan stepa tropis di wilayah Nusa Tenggara;
2)   vegetasi hutan pegunungan di sekitar Sulawesi; dan
3)  vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku dengan jenis rempah-rempah, seperti pala, cengkeh, kayu manis, kenari, kayu ebony, dan lontar.
d. Flora Papua
Sebagian besar kondisi iklim di wilayah Papua didominasi oleh tipe iklim hujan tropis (Af) sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan ini adalah hutan hujan tropis. Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi Papua memiliki corak Australia Utara, dengan flora khas, yaitu eucaliptus. Wilayah pegunungan Jayawijaya ditumbuhi oleh jenis vegetasi pegunungan tinggi, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai vegetasi bakau.
2. Persebaran Fauna Indonesia
Pola persebaran fauna Indonesia tidak jauh berbeda dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu bagian barat, tengah, dan timur.
Sebagian besar corak fauna bagian barat sama dengan corak fauna oriental, sedangkan bagian Timur (Maluku dan Papua) sama dengan corak fauna Australia. Jenis fauna Indonesia bagian tengah sering disebut sebagai fauna khas Indonesia (fauna Kepulauan Wallacea).
a. Wilayah Fauna Indonesia Barat
Wilayah fauna Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Region fauna ini sering disebut wilayah fauna Tanah Sunda. Fauna wilayah Indonesia bagian barat antara lain sebagai berikut.
1)   Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, kijang, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
2)   Reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak, dan bunglon.
3)  Burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang, serta berbagai macam unggas.
4)   Berbagai macam serangga.
5)   Berbagai macam ikan air tawar dan pesut (lumba-lumba Sungai Mahakam).
b. Wilayah Fauna Indonesia Tengah
Wilayah ini disebut fauna Kepulauan Wallacea. Region ini terdiri atas Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya. Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Di kawasan ini terdapat hewan khas yang hanya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu anoa, babi rusa, dan biawak komodo.
Fauna Kepulauan Wallacea, antara lain sebagai berikut.
1)  Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, tarsius, monyet seba, kuda, dan sapi.
2)  Reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan soa soa.
3)  Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4)  Burung, terdiri atas burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, nuri, merpati, dan angsa.

c. Wilayah Fauna Indonesia Timur
Wilayah fauna Indonesia Timur atau fauna Tanah Sahul meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Jenis-jenis hewan yang terdapat di wilayah tanah sahul antara lain sebagai berikut.
1)  Mamalia, terdiri atas kanguru, wallaby, nokdiak (landak Irian), opposum layang (pemanjat berkantung), kuskus (kanguru pohon), dan kelelawar.
2)  Reptil, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
3)  Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4)  Burung, terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, dan namundur.
5)  Berbagai jenis ikan.
6)  Berbagai macam serangga (insecta).
Adanya keanekaragaman jenis fauna di Indonesia menjadi kekayaan alam yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaaanya.
Terkadang ulah tangan manusia dalam memburu fauna Indonesia menimbulkan kepunahan bagi satwa tersebut. Diperlukan perlindungan dari pihak yang terkait dalam mewujud kan upaya konservasi dan perlindungan bagi jenis satwa khas Indonesia.
Adanya upaya konservasi dan perlindungan terhadap jenis flora dan fauna yang langka pada umumnya dilakukan kawasan konservasi. Kawasan tersebut dapat berupa cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, Taman Hutan Raya, Hutan Lindung, dan Taman Nasional. Bentuk perlindungan tersebut dapat menjadi upaya bagi penangkaran dan pelestarian flora dan fauna Indonesia. Kekayaan flora dan fauna menjadi potensi wilayah pada masa yang akan datang.
Rangkuman
•  Biosfer merupakan wilayah-wilayah di permukaan benua yang dianggap sesuai menjadi lingkungan hidup bagi suatu organisme.
•   Biosfer terdiri atas tiga lingkungan atau biocycle, yaitu darat, air tawar, dan air asin.
•  Faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain sebagai berikut:
a. faktor klimatik;
b. faktor edafik;
c. faktor fisiografi;
d. faktor biotik.
•   Species tumbuhan dikelaskan ke dalam lima kelompok besar yaitu:
a. schizophyta;
b. thallophyta;
c. pteridophyta;
d. bryophyta;
e. spermatophyta.
•    Lingkungan ekologi hutan terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan hujan daerah sedang, hutan berdaun jarum, dan hutan berkayu keras.
•   Sabana diklasifikasikan atas hutan sabana, belukar tropis, sabana, sabana semi arid, moor, dan taiga.
•   Berdasarkan lokasinya, biochore padang rumput dibedakan atas praire, stepa, dan tundra.
•   Wilayah persebaran fauna di muka bumi di kelompok kan menjadi tujuh kawasan, antara lain sebagai berikut.
a. Kawasan Paleartik
b. Kawasan Neartik
c. Kawasan Neotropik
d. Kawasan Ethiopia
e. Kawasan Oriental
f. Kawasan Australia
g. Kawasan Selandia Baru
•   Persebaran flora Indonesia terdiri atas flora sub-region Indonesia-Malaysia di bagian barat, Kepulauan Wallacea di bagian tengah, dan sub-region Australia di bagian timur.
•   Persebaran fauna Kepulauan Indonesia terdiri atas fauna oriental di bagian barat, Australia di bagian timur, dan Kepulauan Wallacea di bagian tengah.
Apa yang Belum Anda Pahami?
Setelah mempelajari Bab 1 berikut ini, adakah materi yang belum Anda pahami? Jika ada, materi apakah yang belum Anda pahami tersebut? Diskusikanlah materi tersebu bersama teman-teman Anda dengan bimbingan guru Anda. Untuk mempermudah pemahaman Anda mengenai materi pada Bab 2, pelajari terlebih dahulu materi Bab 2.
.
Uji Kemampuan
Kerjakan pada buku latihan Anda.
A. Jelaskan konsep-konsep berikut.
Biocycle                                                        • Iklim ekuatorial
• Zona lintang iklim tropis                              • Periode musim
• Suhu optimum                                              • Oasis
• Daya adaptasi                                              • Garis Wallace
• Hutan heterogen                                          • Garis Webber
B. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Tekstur tanah, kegemburan, dan air tanah merupakan faktor fisik yang memengaruhi pertumbuhan tanaman, yang termasuk dalam faktor ....
a. klimatik                                                                         d. biotik
b. fisiografik                                                          e. biota
c. edafik
2. Tanaman anggrek dan cendawan merupakan tumbuhan yang termasuk pada kelompok ....
a. mesophyta                                                        d. xerophyta
b. higrophyta                                                         e. hidrophyta
c. tropophyta
3. Tanaman kaktus termasuk ke lompok ....
a. mesophyta                                                        d. xerophyta
b. higrophyta                                                         e. hidrophyta
c. tropophyta
4.  Eksosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Berikut ini yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah ....
a. herbivora                                                          d. karnivora
b. iklim                                                                  e. omnivora
c. bakteri dan jamur
5.   Bioma merupakan unit-unit geografis besar yang perbedaannya didasarkan tipe-tipe klimaks atau dominan vegetasi atau bentuk ke hidupan binatang. Pernyataan ini dikemukakan oleh ....
a. Charles Kendrich
b. Tansley
c. Charels Darwin
d. Charles Lylel
e. Langley
6. Tanaman pakis haji dan cemara termasuk ke dalam phylum ....
a. schizophyta                                                       d. thalophyta
b. ptedridophyta                                                   e. bryophyta
c. spermatophyta
7. Ganggang hijau diatomae dan fungi termasuk ke dalam phylum ....
a. schizophyta                                                       d. thallophyta
b. pteridophyta                                                     e. bryophyta
c. spermatophyte
8. Pterydophyta, yaitu kelompok tumbuhan ....
a. bersel satu                                                        d. jenis lumut
b. paku-pakuan                                                     e. berbiji
c. bertalus
9. Jenis flora epiphyta, seperti tanaman anggrek, rotan, dan jamur merupakan salah satu indikasi dari vegetasi hutan ....
a. rontok daerah sedang
b. berdaun jarum
c. berkayu keras
d. hujan tropis
e. muson
10. Pohon jati merupakan vegetasi khas dari ....
a. berkayu keras                                                   d. hujan tropis
b. berdaun jarum                                                  e. muson
c. rontok daerah sedang
11. Wilayah hutan berkayu keras yang senan tiasa hijau terdapat di daerah ....
a. pantai barat antara lintang 30°– 40°
b. wilayah-wilayah antara lintang 60°– 70°
c. wilayah kepulauan antara lintang 25°– 40°
d. wilayah kepulauan antara lintang 10°– 20°
e. wilayah kontinen antara lintang 30°– 40°
12. Berikut yang merupakan contoh flora yang terdapat di wilayah hutan berkayu keras yang senantiasa hijau adalah ....
a. pohon palma
b. laryx dan sequoia
c. agathis dan pakis
d. oak dan zaitun
e. magbola dan agathis
13. Taiga dan moor termasuk dalam kelompok biochore ....
a. hutan                                                                 d. padang rumput
b. sabana                                                               e. praire
c. stepa
14. Padang rumput biasanya dijumpai di daerahdaerah ....
a. beriklim Af                                                        d. beriklim Cf
b. beriklim Bs                                                        e. beriklim Bw
c. beriklim Cw
15. Moor adalah ....
a.   pohon-pohon rendah dengan persebaran yang jarang dengan tumbuhan penutup tanah berupa belukar
b.   padang rumput yang sangat luas
c.   padang rumput yang diselingi oleh pohonpohon tegakan tinggi
d.   padang rumput kerdil yang tahan terhadap suhu yang sangat dingin
e.   wilayah yang ditutupi semak-semak yang rendah dan rapat
16. Salah satu jenis tanaman khas Pulau Sumatra dan Kalimantan adalah kayu ....
a. eucalyptus                                                         d. lontar
b. meranti                                                                         e. jati
c. ebony
17. Cyclostomata adalah kelompok hewan-hewan ....
a. mulut penghisap yang bentuknya me - nyerupai belut
b. yang kakinya beruas
c. berkulit duri
d. bunga karang
e. bersisik
18. Wilayah yang termasuk ke dalam wilayah fauna Neotropik adalah ....
a. Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian Meksiko
b. Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Meksiko
c. Amerika Utara, Amerika Selatan, dan sebagian Meksiko
d. Amerika Utara, Amerika Selatan, dan sebagian Kanada
e. Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Kanada
19. Gorila dan simpanse merupakan jenis primate khas dari region ....
a. paleartik                                                            d. neotropik
b. neartik                                                               e. ethiopia
c. oriental
20. Berikut ini yang merupakan hewan khas region Australia adalah ....
a. kiwi, platyphus, kanguru, dan wallaby
b. kiwi, platyphus, kanguru, dan kuskus
c. platyphus, kanguru, wallaby, dan kuskus
d. kiwi, kuskus, wallaby, dan platyphus
e. komodo, kiwi, platyphus, dan wallaby
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
1. Uraikan faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi.
2. Apakah perbedaan yang mendasar di antara eko sistem dan bioma?
3. Deskripsikan empat kelompok flora berdasarkan tingkat adaptasi flora terhadap kondisi ke lemba pan udara tempat hidupnya.
4. Uraikan enam dari faktor tanah yang dapat memenga ruhi pertumbuhan tanaman.
5. Deskripsikanlah pembagian tujuh wilayah per sebaran fauna di muka bumi.
6. Manusia merupakan faktor biotik utama yang dapat mengubah tata kehidupan biosfer. Bagaimana menurut pendapat Anda menge nai pernyataan tersebut?
7. Uraikanlah pengaruh air dan angin terhadap persebaran beberapa jenis tumbuhan.
8. Anda tentu pernah mendengar bahwa vege tasi hutan hujan tropis yang terdapat di Indonesia dan di dataran Amazon diistilahkan sebagai paru-paru dunia. Deskripsikan mengenai pernyataan tersebut.
9. Salah satu akibat program transmigrasi adalah berubahnya fungsi lahan hutan menjadi kawasan permukiman dan per tani an. Bagaimana pendapat Anda hal tersebut?
10. Tumbuhan yang terdapat di daerah lembap pada umumnya memiliki daun yang lebar, sedangkan tumbuhan di daerah kering pada umumnya berdaun kecil. Mengapa demikian?
Kajian Geografi
Lakukan kajian geografi berikut.
1. Buatlah oleh Anda peta dasar pada kertas folio dengan menjiplak peta dunia dari atlas yang tersedia .
2. Kemudian buatlah region-region fauna yang terdapat di permukaan bumi.
3. Beri warna yang berbeda atau arsir untuk menunjukkan adanya perbedaan dari adanya kebe ragaman fauna di muka bumi.
Kerjakan tugas ini dalam jangka waktu satu minggu disertai analisis singkat mengenai tugas tersebut. Kemudian, kumpulkan pada guru Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar