Flora dan
Fauna
Apa Manfaat
Bagiku?
Dengan
mempelajari Bab 1, Anda diharapkan memiliki kemampuan memahami hakikat biosfer
sebagai ruang hidup bagi organisme biotik dan abiotik, serta proses interaksi yang
terjadi di antara keduanya.
Kata Kunci
Ekosistem, bioma, habitat, garis wallacea, dan garis webe
Ketika duduk
di kelas X, Anda telah mendapatkan materi tentang ruang lingkup geografi. Dalam
pembahasan tersebut dijabarkan mengenai objek kajian geografi berupa geosfer
yang terdiri atas atmosfer, hidrosfer, biosfer, litosfer, dan antroposfer.
Masih ingatkah Anda mengenai materi tersebut?
Pada
pembahasan kali ini, Anda akan mendapatkan salah satu materi bagian dari
geosfer, yaitu biosfer. Biosfer merupakan lapisan yang terdiri atas makhluk
hidup yaitu hewan dan tumbuhan. Adapun manusia akan dipelajari pada bab
selanjutnya yang ditelaah secara khusus dalam kajian antroposfer.
Pernahkah
Anda mengikuti karya wisata mengunjungi kawasan konservasi hewan dan tumbuhan,
seperti Taman Nasional, Suaka margasatwa, atau kawasan konservasi lainnya? Jika
Anda pernah berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon, Anda dapat melihat hewan
khas yang terdapat di daerah tersebut, yaitu badak bercula satu. Begitu pula
jika Anda pernah berkunjung ke Taman Nasional Pulau Komodo, Anda akan menemukan
hewan yang khas di daerah tersebut, yaitu komodo.
Mengapa
terjadi persebaran hewan yang berbeda-beda di wilayah Indonesia? Faktor-faktor
apakah yang memengaruhinya? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat Anda temukan
pada pembahasan Bab 1 mengenai Flora dan Fauna.
A. Fenomena
Biosfer
1. Pengertian Biosfer
Makhluk
hidup merupakan salah satu komponen penghuni geosfer. Selain manusia, makhluk
hidup yang menempati Planet Bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora).
Hewan maupun tumbuhan ada yang hidup di daratan dan di perairan, baik pada kawasan
air tawar ataupun di air laut. Namun, tidak seluruh per mukaan bumi dapat
menjadi tempat hidup bagi organisme. Mengapa? Karena berhubungan erat dengan
berbagai persyaratan hidup, faktor pendukung, dan faktor penghambat bagi kelang
sungan hidup organisme itu sendiri. Wilayah-wilayah di per mukaan bumi yang
sesuai untuk lingkungan hidup organisme dikenal denganistilah biosfer.
Secara umum,
biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biocycle,
yaitu biocycle darat,
biocycle air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biocycle
air asin (berkadar garam atau laut). Selain biosfer dan biocycle,
dalam studi makhluk hidup kita juga dikenal istilah ekosistem dan
bioma.
Tokoh yang
kali pertama mengenalkan istilah ekosistem adalah ahli biologi berkebangsaan
Inggris bernama A. Tansley (1935). Menurutnya, ekosistem
merupakan suatu sistem yang meliputi komponen tumbuh-tumbuhan, hewan, serta
lingkungan fisik sebagai tempat hidupnya. Komponen-komponen tersebut senantiasa
berinteraksi dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Misalnya, fungsi utama tumbuhan yaitu sebagai produsen
dalam memproduksi bahan-bahan makanan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
konsumen (hewan dan manusia).
Secara
terperinci, Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen
antara lain sebagai berikut.
a.
Komponen biotik, terdiri atas:
1) tumbuhan
sebagai produsen;
2) hewan
sebagai konsumen, meliputi:
a) herbivora,
yaitu hewan pemakan tumbuhan;
b)
karnivora, yaitu hewan pemakan daging;
c) omnivora,
yaitu hewan pemakan tumbuhan dan daging;
d) bakteri dan jamur sebagai pengurai.
b.
Komponen abiotik, meliputi iklim dan bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan, tanah, air, dan udara. Beberapa contohnya, antara
lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondi oksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2),
protein, karbohidrat, dan lemak.
Menurut Charles
Kendrich, istilah bioma dapat diartikan sebagai unit-unit
geografis besar yang perbedaannya didasarkan atas tipe-tipe klimaks atau
vegetasi dominan (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang.
Pada
umumnya, sistem penamaan bioma didasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi
suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Contoh penamaan bioma antara lain bioma
hutan hujan tropik, sabana, stepa (padang rumput), tundra, dan taiga.
Ciri-ciri
umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut.
a. Bioma merupakan komunitas klimaks, artinya
pada wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan
tersebut, seperti hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau
padang rumput.
b. Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara
unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan
tersebut (biota).
c. Bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan)
yang cukup mantap dalam periode jangka waktu yang lama, kecuali terjadi suatu
kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas. Misalnya, bencana
alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan akibat ulah
manusia.
d. Suatu jenis bioma dapat mudah
dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
2. Faktor Lingkungan yang
Memengaruhi Kehidupan
Pada bagian
awal telah dikemukakan bahwa tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni
oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah,
diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan
hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi
antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi
iklim merupakan salah satu faktor dominan yang memengaruhi pola persebaran
flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah
kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang
gersang, sudah tentu sangat
menyulitkan
bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna
pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya.
Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora
dan fauna.
Faktor-faktor
iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini,
antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan
bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas
penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada
zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif
lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain
posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang memengaruhi tingkat
intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar
matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan
penutupan lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas
penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu
udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai
jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal,
serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya,
flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan
toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan
malam jika di bandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada
wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas
merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan
organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang
terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup. Khusus
dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol
persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan
kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali
sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang
sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain
suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka
bumi adalah kelembapan. Kelembapan
udara yaitu banyaknya uap air yang
terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung
terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat
cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang
hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.
Berdasarkan
tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a)
Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang
sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara
sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput
gurun.
b)
Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat
cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
c)
Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang
sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air,
dan teratai.
d)
Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta
merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon
jati.
3) Angin
Di dalam
siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat
memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini
meng untungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap
air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme
akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan
membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air
merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air,
tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk
hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses
pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan.
Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang
jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisanlapisan tanah dan menjadi persediaan
air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi
badan-badan air, seperti danau atau sungai.
Begitu
pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penye baran dan kerapatan
makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah
hujan. Wilayahwilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan
yang
dihuni oleh
aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan
wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai
contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah
yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis)
dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat
intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang
khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter
vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi
yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah
muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau.
Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan.
Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya
hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan
merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.
b. Faktor Edafik
Faktor kedua
yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama
tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh
dan ber kembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh
terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan
tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan
struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang
subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
c. Faktor Fisiografi
Faktor
fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian
tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik,
di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o
C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut.
Adanya
penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan
dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu
lingkungan di sekitarnya.Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah
pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
d. Faktor Biotik
Manusia
adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan
fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah
tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
seharihari, manusia berusaha mengolah dan memanfaat kan lingkungan hidup di
sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian
alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu
yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah
permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat
terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka
waktu yang lama.
B. Persebaran Flora dan Fauna
Dunia
1. Dunia Tumbuhan (Flora)
Tumbuhan
yang menutupi permukaan bumi jenisnya beranekaragam, mulai dari tumbuhan mikro
yang hanya memiliki satu sel, seperti alga, rerumputan, pohon-pohon perdu,
sampai tumbuhan raksasa, seperti redwood yang
dapat Anda temui di Amerika Serikat atau Rafflesia arnoldi yang
dijumpai di wilayah Bengkulu. Berbagai jenis flora ini tersebar dari wilayah
iklim tropis sampai iklim kutub.
Mengingat
jumlah spesies tumbuhan yang tersebar di muka bumi ini jumlah dan jenisnya
sangat beragam, untuk memudahkan dalam mempelajarinya para ahli biologi
mengklasifikasikan ke dalam lima kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
a. Schizophyta (tumbuhan
bersel satu). Misalnya, alga biru, alga hijau, dan bakteri.
b. Thallophyta (tumbuhan
jenis talas-talasan). Misalnya, jamur dan ganggang hijau.
c. Pteridophyta (tumbuhan
jenis paku-pakuan). Misalnya, paku ekor kuda, semangi, paku air, dan suplir.
d. Bryophyta (tumbuhan
jenis lumut). Misalnya, lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.
e. Spermatophyta (tumbuhan
berbiji), terdiri atas:
1) tumbuhan
biji terbuka, seperti pakis haji dan cemara;
2) tumbuhan
biji tertutup, seperti jenis bunga-bungaan dan buah-buahan.
Tumbuh-tumbuhan
tersebut tersebar di tiga biocycle atau
lingkungan muka bumi, yaitu biocycle darat,
biocycle air tawar (wilayah perairan
darat), dan biocycle air asin (wilayah laut).
a. Biocycle Darat
Tumbuhan
yang menutupi wilayah darat sangat bervariasi, baik ragam maupun jumlahnya.
Wilayahnya tersebar mulai dari zona pantai sampai ke pegunungan, mulai dari
kawasan khatulistiwa sampai wilayah kutub.
1) Hutan
Lingkungan
ekologi hutan terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim (hutan decidius),
hutan hujan daerah sedang, hutan berdaun jarum (hutan konifer), dan hutan
berkayu keras.
a)
Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan
tropis tersebar di wilayah-wilayah sekitar ekuator atau khatulistiwa, yaitu
sekitar lintang 10°LU–10°LS, dengan rata-rata suhu terdingin di atas 18°C dan
curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Ciri khas vegetasi hutan hujan tropis
adalah hutan belantara dengan jenis tumbuhan yang sangat bervariasi (hutan
heterogen) dengan tingkat kerapatan tinggi sehingga sinar matahari tidak dapat
menembus ke permukaan tanah.
Menurut
penelitian para ahli botani, jenis flora yang terdapat di kawasan hutan hujan
tropis diperkirakan mencapai 3.000 spesies bahkan lebih. Ciri lain hutan hujan
tropis adalah banyak dijumpai tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain (flora
epifit), seperti jamur (cendawan), lumut, anggrek, dan rotan. Tumbuhan epifit
ini merupakan indikasi bahwa tingkat kelembapan di daerah tersebut tinggi.
Daerah
penyebaran hutan hujan tropis di muka bumi, antara lain di sebagian wilayah
Indonesia terutama di Pulau Sumatra, sebagian Jawa, Kalimantan, dan Papua,
wilayah dataran rendah Amazon (Brazil), sebagian besar Amerika Tengah, wilayah Afrika
sekitar khatulistiwa, seperti Zaire, Congo, Gabon, Nigeria, dan Kenya.
b)
Hutan Musim
Hutan musim
terdapat pada wilayah-wilayah yang memiliki pergantian musim kemarau dan
penghujan sangat jelas, serta periode musim kemarau yang relatif panjang. Pada
musim kemarau vegetasi hutan musim umumnya akan menggugurkan daun (meranggas).
Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat penguapan yang tinggi. Contoh jenis
tumbuhan meranggas adalah jati. Di samping menggugurkan daun, ciri khas lain
dari hutan musim adalah kawasan hutan lebih didominasi oleh satu jenis tumbuhan
utama (hutan homogen).
c)
Hutan Hujan Daerah Sedang
Hutan hujan
daerah sedang terdapat di daerah-daerah pantai sebelah barat zona lintang
35°–55° baik di belahan bumi utara maupun selatan, wilayah kepulauan antara
lintang 25°–40° baik utara maupun selatan, sepanjang perbatasan bagian timur
benua, dan wilayah dataran tinggi zona iklim ekuatorial dan tropis.
Beberapa
jenis flora khas yang banyak dijumpai di kawasan ini, antara lain pakis,
agathis, palem, bambu, dan belukar.
d)
Hutan Rontok Daerah Sedang
Daerah
persebaran hutan rontok daerah sedang meliputi sebagian besar wilayah Amerika
Utara dan Eropa Barat. Hal ini dikarenakan di wilayah ini pengaruh iklim sangat
ekstrim, di mana udara sangat dingin saat musim dingin dan relatif hangat dalam
periode musim panas. Corak vegetasi yang menutupi sebagian besar lahan
didominasi oleh jenis perdu (pohon kerdil) dan tumbuhan meranggas.
e)
Hutan Berdaun Jarum
Hutan
berdaun jarum (hutan konifer) terdapat di daerahdaerah lintang tinggi mendekati
kawasan lingkaran kutub, seperti wilayah Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia
Utara terutama sekitar Siberia, serta wilayah-wilayah pegunungan tinggi kawasan
tropis. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di wilayah konifer antara lain
pinus mercussi, cemara, larix, dan pohon sequoia (redwood).
Redwood merupakan jenis pohon terbesar di
dunia yang terdapat di California.
f)
Hutan Evergreen
Jenis hutan
ini terdapat di kawasan iklim mediteran, yaitu wilayah-wilayah pantai barat
sekitar lintang 30°–40°. Karakter tumbuhan yang terdapat di wilayah ini adalah
batang pohonnya tidak terlalu tinggi, tetapi kayunya sangat keras, seperti pohon
zaitun dan oak.
2) Sabana
Sabana
ditandai dengan jenis tumbuhan yang relatif tahan terhadap tingkat kelembapan
dan kadar curah hujan rendah. Sabana banyak dijumpai di sebagian wilayah
Nigeria, Tanzania, India, Australia, Kostarika, Brasil, sekitar Bali, dan
sebagian Nusa Tenggara Barat. Formasi vegetasi sabana biasanya terdiri atas
padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi maupun perdu.
Secara umum sabana dibedakan menjadi enam macam, yaitu sebagai
berikut.
a) Hutan
Sabana. Jenis tumbuhannya terdiri atas rerumputan dan semak, serta
pohon-pohon tegakan tinggi yang tumbuh secara jarang di antara semak tersebut.
Contoh kawasan hutan sabana antara lain terdapat di Australia, dengan jenis
tanaman tegakan tinggi khas, yaitu kayu putih (eucaliptus).
b) Belukar
Tropis. Tumbuhan utamanya berupa jenis-jenis xerophyta,
karena periode musim hujan yang pendek, namun intensitas curah hujannya relatif
lebat, sedangkan periode musim keringnya cukup lama.
c) Sabana. Wilayah padang rumput yang
diselingi dengan jenis tanaman tegakan tinggi, seperti akasia.
d) Sabana
Semi Arid. Terdapat di daerah-daerah zona lintang tropis dan subtropis yang memiliki rata-rata
jumlah curah hujan tahunan sedikit. Vegetasi yang terdapat di daerah semi arid antara
lain semak-semak xerophyta.
e) Moor.
Wilayah yang ditutupi oleh semak-semak dan rapat. Tumbuhan penutup tanah utama
pada kawasan moor adalah belukar. Moor banyak terdapat di wilayah pantai barat
zona iklim sedang.
f) Taiga. Wilayah yang ditutupi oleh
pohon-pohon rendah dengan persebaran yang jarang. Taiga tersebar pada wilayah
sekitar lingkaran kutub yang berbatasan dengan kawasan tundra.
3) Padang Rumput
Padang
rumput merupakan biochore yang lebih kering jika dibandingkan dengan sabana.
Wilayahnya terdiri atas hamparan padang rumput yang luas dan terkadang
diselingi sedikit tanaman perdu. Vladimir Koppen menandai
kawasan padang rumput dengan tipe iklim Bs (semi arid stepa). Berdasarkan
lokasinya, padang rumput dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Praire,
yaitu padang rumput tinggi yang luas tersebar di daerah zona lintang sedang
dengan perbandingan tebal curah hujan relatif seimbang dengan tingkat
penguapan. Praire tersebar di
Argentina,
sebagian Amerika Serikat, sebagian Australia, dan Hungaria.
b)
Stepa hampir sama dengan praire hanya
jenis rumputnya relatif lebih pendek dan terdapat sedikit semak belukar. Stepa merupakan
kawasan peralihan antara wilayah iklim basah dan kering. Contoh kawasan stepa
terdapat di Amerika Serikat, sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara Timur, Great
Plains, sebagian Afrika Utara yang berbatasan dengan wilayah gurun, dan
Australia.
c) Tundra,
yaitu padang rumput yang terletak pada wilayahwilayah lintang tinggi
(perbatasan dengan kutub). Jenis tanaman yang banyak dijumpai di wilayah tundra
adalah rumput-rumput kerdil yang mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
4) Gurun
Istilah
gurun seringkali diidentikkan dengan kawasan padang pasir yang panas dan
gersang. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar karena pada kenyataannya tidak
semua gurun memiliki suhu udara panas. Definisi yang paling cocok untuk
mendefinisikan gurun adalah kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah
curah hujan tahunan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat penguapan
massa air ke atmosfer sehingga sangat jarang ditemui badan-badan air permukaan
(sungai, danau, dan mata air) yang sifatnya permanen, kecuali di beberapa
daerah cekungan oasis dan wadi.
a)
Gurun Panas
Gurun panas
tersebar di wilayah-wilayah sekitar lintang 30°–35°, merupakan kawasan massa
udara turun yang sifatnya panas dan kering sehingga banyak menyerap air di muka
bumi. Wilayah persebaran gurun panas di muka bumi antara lain sebagai berikut.
(1) Di
wilayah Asia, meliputi Gurun Gobi, Taklamakan, Rub Al Khali, dan Rub An Nefud.
(2) Di
wilayah Afrika, meliputi Gurun Sinai, Chaad, Sahara, dan Kalahari.
(3) Di
wilayah Amerika, seperti Gurun Sonora dan Attacama.
(4) Di
wilayah Australia, yaitu Gurun Australia Besar.
Jenis
tumbuhan yang mendominasi wilayah gurun antara lain kaktus dan beberapa jenis
rumput gurun. Selain itu, di beberapa wilayah oasis banyak dijumpai pohon kurma.
b)
Gurun Dingin
Gurun dingin
terdapat di sekitar kawasan lingkaran kutub utara. Wilayahnya senantiasa
tertutup lapisan es abadi sehingga sangat sulit untuk ditumbuhi tanaman dan
menjadi wilayah gersang. Jenis tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut
dan rumput-rumput kerdil.
b. Biocycle Air Tawar
Biocycle
air tawar terdiri atas lingkungan sungai, danau, kolam, rawa atau
paya-paya. Contoh jenis tumbuhan yang menjadi komponen ekosistem air tawar
antara lain, selada air, bunga teratai, dan eceng gondok. Selain itu, hidup
beberapa jenis lumut dan ganggang.
c. Biocycle Air Asin
Biocycle
air asin sebagian besar terbentang mulai dari zona pantai sampai
wilayah perairan laut yang masih tertembus sinar matahari (zona fotik). Hal ini
sangat berkaitan dengan proses fotosintesis tumbuhan yang membutuhkan sinar
matahari. Beberapa jenis flora yang hidup di lingkungan perairan laut, antara
lain alga biru, alga merah, dan rumput laut. Adapun yang hidup di sekitar
pantai, antara lain kelapa, pandan pantai, hutan bakau (mangrove),
nipah, rumbia, dan beberapa jenis rerumputan khas pantai. Berikut ini disajikan
perwilayahan biota air laut.
2. Dunia Hewan (Fauna)
Komponen
kedua dari biosfer adalah hewan. Seperti halnya flora, dunia fauna yang
menghuni planet bumi sangat beragam, mulai dari mikroorganisme bersel satu,
seperti amoeba sampai hewanhewan besar yang
hidup di lingkungan darat ataupun wilayah perairan. Secara umum, aneka macam
hewan di muka bumi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu
vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang).
Hewan
bertulang belakang terdiri atas enam kelas, yaitu sebagai berikut.
a. Cyclostomata,
yaitu kelompok jenis hewan mulut penghisap yang bentuknya menyerupai belut.
Contohnya adalah lamprey yang menghisap darah ikan laut.
b. Pisces,
yaitu kelompok ikan.
c. Amfibi,
yaitu kelompok hewan yang hidup di dua lingkungan, seperti katak.
d. Reptillia,
yaitu jenis hewan melata, seperti ular, buaya, cecak, kadal, dan komodo.
e. Aves,
yaitu aneka macam burung.
f. Mamalia,
yaitu jenis hewan menyusui, seperti harimau, gajah, kera, kambing, pesut, dan
ikan paus.
Hewan yang
tidak bertulang belakang terdiri atas delapan kelas, yaitu sebagai berikut.
a. Protozoa,
yaitu kelompok jenis hewan bersel satu. Misalnya, amoeba,
paramecium, euglena
viridis, dan plasmodium.
b. Porifera,
yaitu kelompok hewan berpori atau kelompok bunga karang yang hidup di laut.
Misalnya, spongia, spongilla,
schypa (yang melekat pada batu karang),
euplectella, sycon,
dan leucosolenia.
c. Coelenterata,
yaitu kelompok hewan berongga usus. Misalnya, mawar laut, ubur-ubur, anemon
laut, dan hydra.
d. Vermes atau
cacing.
e. Mollusca,
yaitu kelompok hewan-hewan lunak. Misalnya, kerangkerangan, cumi-cumi, dan
siput.
f. Echinodermata,
yaitu jenis hewan berkulit duri. Misalnya, bintang laut, tripang, bulu babi,
dan landak laut.
g. Arthropoda,
yaitu hewan berbuku-buku atau hewan yang kakinya beruas-ruas. Misalnya,
bermacam-macam serangga, udang, labalaba, dan kalajengking.
h. Platyhelmintes,
yaitu kelompok cacing pipih. Contoh: planaria, cacing hati, dan cacing pita.
Pola
persebaran hewan agak berbeda dengan tumbuhan. Pola persebaran tumbuhan
bersifat pasif artinya sangat terikat oleh habitat atau lingkungan hidupnya,
sedangkan hewan bersifat aktif. Jika habitat yang didiaminya dirasakan kurang
cocok dan kurang menguntungkan bagi kelangsungan hidupnya, sering kali hewan
mengadakan migrasi ke wilayah lain yang dirasa lebih menguntungkan. Oleh karena
itu, pola persebaran hewan tidak setegas lingkungan hidup tumbuhan.
Namun
demikian, secara umum wilayah persebaran fauna di muka bumi dapat dikelompokkan
ke dalam tujuh region atau kawasan utama, yaitu Paleartik, Neartik, Neotropik,
Ethiopia, Oriental, Australia, dan Selandia Baru.
a. Region Paleartik
Region fauna
paleartik meliputi wilayah-wilayah benua Eropa, Rusia, pantai Pasifik Barat
bagian utara termasuk Jepang, Laut Mediteran, dan Benua Afrika bagian Utara.
Beberapa jenis hewan yang berasal dari region paleartik, antara lain kelinci,
sejenis tikus, berbagai jenis spesies anjing, dan beberapa jenis kelelawar.
Pada saat ini, hewan-hewan tersebut telah menyebar ke kawasan-kawasan lainnya.
Beberapa jenis fauna paleartik yang masih bertahan di lingkungan aslinya,
antara lain beruang panda yang terdapat di China, Unta di Afrika utara,
binatang-binatang kutub utara, seperti rusa dan beruang kutub.
b. Region Neartik
Region fauna
neartik meliputi wilayah-wilayah Greenland dan Amerika Utara sampai bagian
tengah Meksiko. Fauna khas kawasan ini antara lain tikus berkantung yang hidup
di sekitar wilayah gurun Pasifik Timur, beberapa jenis kura-kura, ular berbisa,
dan kalkun liar. Selain itu, beberapa jenis hewan paleartik, seperti anjing,
kelelawar, bajing, dan kelinci terdapat di kawasan ini.
c. Region Neotropik
Daerah
persebaran region fauna neotropik meliputi sebagian wilayah Meksiko terutama
bagian selatan, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan kepulauan-kepulauan di
Hindia Barat. Sifat fauna neotropik sangat bervariasi. Ada yang hanya terdapat
di wilayah tertentu saja, seperti ikan Piranha dan Belut Listrik yang hanya dapat
ditemui di sekitar Sungai Amazon, llama yaitu
sejenis unta khas negeri Bolivia, dan tapir. Beberapa jenis spesies lainnya
yang hidup di kawasan neotropik, antara lain beberapa jenis kera, reptil, dan
hewan vertebrata lainnya.
d. Region Ethiopia
Region fauna
ethiopia meliputi wilayah-wilayah Benua Afrika sebelah selatan Pegunungan
Atlas, kawasan Gurun Sahara, dan ujung selatan Arab Saudi. Beberapa jenis mamalia
khas region ethiopia, antara lain fauna gajah Afrika, badak bercula dua, kuda
nil, gorila, simpanse, berbagai mamalia yang hidup di wilayah padang rumput, seperti
zebra, zarafah, singa, dan jenis-jenis harimau. Selain itu, beberapa jenis
fauna paleartik, seperti kelinci, tikus, anjing, bajing, dan kijang masih
banyak dijumpai di wilayah region ethiopia.
Fenomena
yang cukup menarik mengenai region fauna Ethiopia adalah tipe hewan yang
terdapat di Pulau Madagaskar. Menurut sejarah
ilmu kebumian, Madagaskar merupakan bagian Benua Afrika yang terlepas sehingga
beberapa jenis spesies khas region Ethiopia dapat dijumpai di pulau ini,
seperti kuda nil walaupun ukurannya lebih kecil. Di lain pihak kita dapat
dijumpai beberapa jenis hewan tipe oriental. Hewan-hewan mamalia lain yang
tersebar di wilayah Madagaskar antara lain lemur berekor cincin, lemur sutra,
lemur wool, babi hutan, dan kelelawar.
e. Region Oriental
Daerah
persebaran region fauna oriental meliputi wilayah India, Indocina, Malaysia,
dan Indonesia bagian barat. Jenis fauna khas tipe oriental antara lain beruang,
banteng, badak bercula satu, orang utan, dan gabon. Selain itu terdapat
berbagai jenis ikan dan reptil.
f. Region Australia
Region fauna
Australia meliputi wilayah-wilayah Pulau Papua, Benua Australia, dan Pulau
Tasmania. Kawasan ini ditandai dengan tipe fauna khas, seperti binatang
berkantung (kanguru), platypus, wallaby,
dan kuskus. Beberapa jenis burung khas region Australia antara lain
cendrawasih, kasuari, emu, dan kakatua. Jenis reptil yang banyak
dijumpai di sini adalah ular phyton,
ular harimau penyengat, buaya, dan kadal.
g. Region Selandia Baru
Kawasan
Selandia Baru memiliki tipe hewan tersendiri walaupun letaknya berdekatan
dengan Australia. Sebagai contoh hewan kiwi merupakan jenis fauna yang hanya
terdapat di pulau ini. Selain itu ada pula sphenodon
yaitu sejenis amfibi purba yang masih bertahan hidup sampai kini.
C. Persebaran Flora dan Fauna di
Indonesia
Karakter dan
pola persebaran flora dan fauna Indonesia tidak terlepas dari sejarah
perkembangan Kepulauan Indonesia. Anda tentu masih ingat bahwa secara geologis
dan geomorfologis wilayah Indonesia bagian barat termasuk ke dalam landas
kontinen Asia (Paparan Sunda), sedangkan wilayah Indonesia
bagian timur termasuk ke dalam landas kontinen Australia (Paparan
Sahul).
Dalam
sejarah perkembangan Bumi pada zaman glasial di mana massa es menutupi sebagian
bumi, wilayah Indonesia bagian barat pernah menjadi satu daratan dengan Asia
dan wilayah timur bersatu dengan Australia. Kemudian, terjadi pencairan massa
es secara besar-besaran pada akhir zaman glasial sehingga terjadi kenaikan muka
air laut hingga 200 meter. Akibatnya, beberapa daerah bagian muka bumi yang
rendah dan cekung tertutup oleh air laut termasuk wilayah-wilayah Paparan Sunda
dan Sahul, yang sekarang dikenal dengan
Laut Natuna, Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Arafuru.
Kondisi ini
tentunya membawa pengaruh terhadap karakter flora dan fauna pada wilayah
nusantara. Secara umum tipe flora dan fauna Indonesia bagian barat memiliki
corak yang hampir sama dengan yang terdapat di Benua Asia, sedangkan di bagian
timur bercorak Australia. Adapun kondisi flora dan fauna wilayah Kepulauan tersebut
sering disebut sebagai flora dan fauna asli Indonesia atau dikenal dengan
istilah flora dan fauna Kepulauan Wallacea. Batas antara wilayah flora dan
fauna Indonesia bagian barat dan tengah adalah Garis Wallace, sedangkan antara
bagian tengah dan timur adalah Garis Weber.
1. Persebaran Flora Indonesia
Secara
umum persebaran flora Indonesia terdiri atas tiga kawasan utama, yaitu flora
subregion Indonesia-Malaysia di bagian barat, Kepulauan Wallacea (Sulawesi,
Nusa Tenggara, Timor, dan Maluku) di bagian tengah, dan subregion Australia di
bagian timur. Jika diperinci, ketiga kawasan tumbuhan tersebut dapat terbagi menjadi
empat wilayah, yaitu flora Sumatra-Kalimantan, flora Jawa- Bali, flora
Kepulauan Wallacea, dan flora Papua. Jenis-jenis vegetasi
yang
tersebar di keempat kawasan tersebut terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis,
hutan musim, hutan pegunungan, sabana tropik, stepa tropik, dan hutan bakau
(mangrove).
a. Flora Sumatra-Kalimantan
Sebagian
besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan iklim hujan tropis (tropis
basah) atau tipe Af menurut system klasifikasi Iklim Koppen, dengan tingkat
kelembapan udara dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Selain itu
rata-rata suhu udara tahunan senantiasa tinggi. Pada bulan terdinginpun suhu
udara masih di atas 18° C. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendominasi wilayah
ini, yaitu hutan hujan tropis dengan variasi spesies (heterogen) dan tingkat
kerapatan yang tinggi. Beberapa jenis flora khas daerah Sumatra-Kalimantan
ialah kayu meranti (Dipterocarpus), damar, dan berbagai jenis anggrek. Hutan
tropis memiliki tingkat kelembapan sangat tinggi, banyak dijumpai jenis lumut,
cendawan (jamur), dan paku-pakuan.
Di wilayah
pantai Kalimantan dan Sumatra umumnya ditemui areal hutan bakau (mangrove) yang
merupakan vegetasi khas pantai tropis. Hutan mangrove perlu dijaga
kelestariannya karena sangat bermanfaat dalam menjaga kelestarian lingkungan
pantai dari pengaruh erosi air laut (abrasi), serta menjaga kestabilan
ekosistem pantai.
b. Flora Jawa-Bali
Kondisi
iklim kawasan Pulau Jawa dan Bali bervariasi. Curah hujan dan tingkat
kelembapan udara di wilayah ini semakin berkurang ke arah timur.
Wilayah Jawa
Barat didominasi oleh tipe iklim hutan hujan tropis (Af)
dan iklim muson tropis (Am).
Semakin ke timur, tipe iklim bergeser ke iklim yang lebih rendah curah
hujannya. Akhirnya kita temui beberapa wilayah iklim sabana tropis (Aw),
terutama di Pulau Bali.
Vegetasi
alam Pulau Jawa dan Bali dapat diklasifikasikan menjadi hutan hujan tropis,
hutan muson tropis, sabana tropis, dan hutan bakau. Sebagian besar kawasan
hutan hujan tropis tersebar di Jawa Barat, seperti di Ujung Kulon, Cibodas
(Bogor), dan Pananjung (Pangandaran). Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang
memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah sampai Jawa Timur,
merupakan kawasan hutan muson tropis (hutan decidous)
yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada periode musim kemarau panjang.
Jenis flora khas hutan muson tropis antara lain pohon Jati.
Jenis
vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa Timur bagian timur dan Pulau Bali adalah
sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Jawa maupun Bali
ditutupi jenis vegetasi pegunungan, seperti pinus mercussi dan cemara.
Sebagaimana wilayah-wilayah pantai tropis lainnya, daerah pantai Pulau Jawa dan
Bali umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan bakau.
c. Flora Kepulauan Wallacea
Wilayah
Kepulauan Wallacea meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang
terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan
Kepulauan Maluku. Wilayahwilayah Indonesia bagian tengah memiliki sifat iklim
yang lebih kering dengan kelembapan udara lebih rendah dibandingkan dengan wilayah
Indonesia lainnya, kecuali di sekitar Kepulauan Maluku. Corak vegetasi yang
tersebar di Kepulauan Wallacea antara lain:
1) vegetasi sabana dan stepa tropis di wilayah
Nusa Tenggara;
2) vegetasi hutan pegunungan di sekitar
Sulawesi; dan
3) vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku
dengan jenis rempah-rempah, seperti pala, cengkeh, kayu manis, kenari, kayu ebony,
dan lontar.
d. Flora Papua
Sebagian
besar kondisi iklim di wilayah Papua didominasi oleh tipe iklim hujan tropis
(Af) sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan ini adalah hutan hujan
tropis. Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi Papua memiliki
corak Australia Utara, dengan flora khas, yaitu eucaliptus.
Wilayah pegunungan Jayawijaya ditumbuhi oleh jenis vegetasi pegunungan tinggi,
sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai vegetasi bakau.
2. Persebaran Fauna Indonesia
Pola
persebaran fauna Indonesia tidak jauh berbeda dengan pola persebaran tumbuhan,
yaitu terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu bagian barat, tengah, dan timur.
Sebagian
besar corak fauna bagian barat sama dengan corak fauna oriental, sedangkan
bagian Timur (Maluku dan Papua) sama dengan corak fauna Australia. Jenis fauna
Indonesia bagian tengah sering disebut sebagai fauna khas Indonesia (fauna
Kepulauan Wallacea).
a. Wilayah Fauna Indonesia Barat
Wilayah
fauna Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan,
serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Region fauna ini sering disebut wilayah
fauna Tanah Sunda. Fauna wilayah Indonesia bagian
barat antara lain sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula
satu, tapir, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, kijang,
kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
2) Reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal,
ular, tokek, biawak, dan bunglon.
3) Burung, terdiri atas burung hantu, elang,
jalak, merak, kutilang, serta berbagai macam unggas.
4) Berbagai macam serangga.
b. Wilayah Fauna Indonesia Tengah
Wilayah ini
disebut fauna Kepulauan Wallacea. Region ini terdiri atas Pulau Sulawesi dan
kepulauan di sekitarnya. Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan
Maluku. Di kawasan ini terdapat hewan khas yang hanya dapat dijumpai di
Indonesia, yaitu anoa, babi rusa, dan biawak komodo.
Fauna
Kepulauan Wallacea, antara lain sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, ikan
duyung, kuskus, monyet hitam, tarsius, monyet seba, kuda, dan sapi.
2) Reptil, terdiri atas biawak, komodo,
kura-kura, buaya, ular, dan soa soa.
3) Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
dan katak air.
4) Burung, terdiri atas burung dewata, maleo,
mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, nuri, merpati, dan
angsa.
c. Wilayah Fauna Indonesia Timur
Wilayah
fauna Indonesia Timur atau fauna Tanah Sahul meliputi Papua dan pulau-pulau di
sekitarnya. Jenis-jenis hewan yang terdapat di wilayah tanah sahul antara lain
sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas kanguru, wallaby,
nokdiak (landak Irian), opposum layang (pemanjat berkantung), kuskus (kanguru pohon),
dan kelelawar.
2) Reptil, terdiri atas buaya, biawak, ular,
kadal, dan kura-kura.
3) Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak
terbang, dan katak air.
4) Burung, terdiri atas nuri, raja udang,
cendrawasih, kasuari, dan namundur.
5) Berbagai jenis ikan.
6) Berbagai macam serangga (insecta).
Adanya
keanekaragaman jenis fauna di Indonesia menjadi kekayaan alam yang harus
dilindungi dan dilestarikan keberadaaanya.
Terkadang
ulah tangan manusia dalam memburu fauna Indonesia menimbulkan kepunahan bagi satwa
tersebut. Diperlukan perlindungan dari pihak yang terkait dalam mewujud kan
upaya konservasi dan perlindungan bagi jenis satwa khas Indonesia.
Adanya upaya
konservasi dan perlindungan terhadap jenis flora dan fauna yang langka pada
umumnya dilakukan kawasan konservasi. Kawasan tersebut dapat berupa cagar alam,
suaka margasatwa, hutan lindung, Taman Hutan Raya, Hutan Lindung, dan Taman
Nasional. Bentuk perlindungan tersebut dapat menjadi upaya bagi penangkaran dan
pelestarian flora dan fauna Indonesia. Kekayaan flora dan fauna menjadi potensi
wilayah pada masa yang akan datang.
Rangkuman
• Biosfer merupakan wilayah-wilayah di permukaan
benua yang dianggap sesuai menjadi lingkungan hidup bagi suatu organisme.
• Biosfer terdiri atas tiga lingkungan atau biocycle,
yaitu darat, air tawar, dan air asin.
• Faktor yang memengaruhi persebaran flora dan
fauna di muka bumi antara lain sebagai berikut:
a. faktor klimatik;
b. faktor edafik;
c. faktor fisiografi;
d. faktor biotik.
• Species tumbuhan dikelaskan ke dalam lima
kelompok besar yaitu:
a. schizophyta;
b. thallophyta;
c. pteridophyta;
d. bryophyta;
e. spermatophyta.
• Lingkungan ekologi hutan terdiri atas
vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan hujan daerah sedang, hutan
berdaun jarum, dan hutan berkayu keras.
• Sabana diklasifikasikan atas hutan sabana,
belukar tropis, sabana, sabana semi arid, moor, dan taiga.
• Berdasarkan lokasinya, biochore padang
rumput dibedakan atas praire,
stepa, dan tundra.
• Wilayah persebaran fauna di muka bumi di
kelompok kan menjadi tujuh kawasan, antara lain sebagai berikut.
a. Kawasan Paleartik
b. Kawasan Neartik
c. Kawasan Neotropik
d. Kawasan Ethiopia
e. Kawasan Oriental
f. Kawasan Australia
g. Kawasan Selandia Baru
• Persebaran flora Indonesia terdiri atas flora
sub-region Indonesia-Malaysia di bagian barat, Kepulauan Wallacea di bagian
tengah, dan sub-region Australia di bagian timur.
• Persebaran fauna Kepulauan Indonesia terdiri
atas fauna oriental di bagian barat, Australia di bagian timur, dan Kepulauan
Wallacea di bagian tengah.
Apa yang Belum Anda Pahami?
Setelah mempelajari Bab 1 berikut ini, adakah materi yang belum
Anda pahami? Jika ada, materi apakah yang belum Anda pahami tersebut?
Diskusikanlah materi tersebu bersama teman-teman Anda dengan bimbingan guru
Anda. Untuk mempermudah pemahaman Anda mengenai materi pada Bab 2, pelajari
terlebih dahulu materi Bab 2.
.
Uji Kemampuan
Kerjakan pada buku latihan Anda.
A. Jelaskan
konsep-konsep berikut.
• Biocycle
•
Iklim ekuatorial
• Zona
lintang iklim tropis •
Periode musim
• Suhu
optimum •
Oasis
• Daya
adaptasi •
Garis Wallace
• Hutan
heterogen •
Garis Webber
B. Pilihlah
jawaban yang paling tepat.
1. Tekstur tanah,
kegemburan, dan air tanah merupakan faktor fisik yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman, yang termasuk dalam faktor ....
a. klimatik d.
biotik
b. fisiografik e.
biota
c. edafik
2. Tanaman anggrek dan cendawan merupakan tumbuhan yang termasuk
pada kelompok ....
a. mesophyta d.
xerophyta
b. higrophyta e.
hidrophyta
c. tropophyta
3. Tanaman kaktus termasuk ke lompok ....
a. mesophyta d.
xerophyta
b. higrophyta e.
hidrophyta
c. tropophyta
4. Eksosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik.
Berikut ini yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah ....
a. herbivora d.
karnivora
b. iklim e.
omnivora
c. bakteri dan jamur
5. Bioma merupakan unit-unit geografis besar yang
perbedaannya didasarkan tipe-tipe klimaks atau dominan vegetasi atau bentuk ke
hidupan binatang. Pernyataan ini dikemukakan oleh ....
a. Charles Kendrich
b. Tansley
c. Charels Darwin
d. Charles Lylel
e. Langley
6. Tanaman pakis haji dan cemara termasuk ke dalam phylum ....
a. schizophyta d.
thalophyta
b. ptedridophyta e.
bryophyta
c. spermatophyta
7. Ganggang hijau diatomae dan fungi termasuk ke dalam phylum ....
a. schizophyta d.
thallophyta
b. pteridophyta e.
bryophyta
c. spermatophyte
8. Pterydophyta, yaitu kelompok tumbuhan ....
a. bersel satu d.
jenis lumut
b. paku-pakuan e.
berbiji
c. bertalus
9. Jenis flora
epiphyta, seperti tanaman anggrek, rotan, dan jamur merupakan salah satu indikasi
dari vegetasi hutan ....
a. rontok daerah sedang
b. berdaun jarum
c. berkayu keras
d. hujan tropis
e. muson
10. Pohon jati merupakan vegetasi khas dari ....
a. berkayu keras d.
hujan tropis
b. berdaun jarum e.
muson
c. rontok daerah sedang
11. Wilayah hutan berkayu keras yang senan tiasa hijau terdapat di
daerah ....
a. pantai barat antara lintang 30°– 40°
b. wilayah-wilayah antara lintang 60°– 70°
c. wilayah kepulauan antara lintang 25°– 40°
d. wilayah kepulauan antara lintang 10°– 20°
e. wilayah kontinen antara lintang 30°– 40°
12. Berikut yang
merupakan contoh flora yang terdapat di wilayah hutan berkayu keras yang senantiasa
hijau adalah ....
a. pohon palma
b. laryx dan sequoia
c. agathis dan pakis
d. oak dan zaitun
e. magbola dan agathis
13. Taiga dan moor termasuk dalam kelompok biochore ....
a. hutan d.
padang rumput
b. sabana e.
praire
c. stepa
14. Padang rumput biasanya dijumpai di daerahdaerah ....
a. beriklim Af d.
beriklim Cf
b. beriklim Bs e.
beriklim Bw
c. beriklim Cw
15. Moor
adalah ....
a. pohon-pohon rendah dengan persebaran yang
jarang dengan tumbuhan penutup tanah berupa belukar
b. padang rumput yang sangat luas
c. padang rumput yang diselingi oleh pohonpohon tegakan
tinggi
d. padang
rumput kerdil yang tahan terhadap suhu yang sangat dingin
e. wilayah yang ditutupi semak-semak yang rendah
dan rapat
16. Salah
satu jenis tanaman khas Pulau Sumatra dan Kalimantan adalah kayu ....
a. eucalyptus d.
lontar
b. meranti e.
jati
c. ebony
17. Cyclostomata
adalah kelompok hewan-hewan ....
a. mulut penghisap yang bentuknya me - nyerupai belut
b. yang kakinya beruas
c. berkulit duri
d. bunga karang
e. bersisik
18. Wilayah
yang termasuk ke dalam wilayah fauna Neotropik adalah ....
a. Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian Meksiko
b. Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Meksiko
c. Amerika Utara, Amerika Selatan, dan sebagian Meksiko
d. Amerika Utara, Amerika Selatan, dan sebagian Kanada
e. Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Kanada
19. Gorila
dan simpanse merupakan jenis primate khas dari region ....
a. paleartik d. neotropik
b. neartik e.
ethiopia
c. oriental
20. Berikut
ini yang merupakan hewan khas region Australia adalah ....
a. kiwi, platyphus, kanguru, dan wallaby
b. kiwi, platyphus, kanguru, dan kuskus
c. platyphus, kanguru, wallaby, dan kuskus
d. kiwi, kuskus, wallaby, dan platyphus
e. komodo, kiwi, platyphus, dan wallaby
C. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
1. Uraikan
faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi.
2. Apakah
perbedaan yang mendasar di antara eko sistem dan bioma?
3. Deskripsikan empat kelompok
flora berdasarkan tingkat adaptasi flora terhadap kondisi ke lemba pan udara
tempat hidupnya.
4. Uraikan
enam dari faktor tanah yang dapat memenga ruhi pertumbuhan tanaman.
5.
Deskripsikanlah pembagian tujuh wilayah per sebaran fauna di muka bumi.
6. Manusia merupakan faktor
biotik utama yang dapat mengubah tata kehidupan biosfer. Bagaimana menurut
pendapat Anda menge nai pernyataan tersebut?
7.
Uraikanlah pengaruh air dan angin terhadap persebaran beberapa jenis tumbuhan.
8. Anda tentu pernah mendengar
bahwa vege tasi hutan hujan tropis yang terdapat di Indonesia dan di dataran
Amazon diistilahkan sebagai paru-paru dunia. Deskripsikan mengenai pernyataan
tersebut.
9. Salah satu akibat program
transmigrasi adalah berubahnya fungsi lahan hutan menjadi kawasan permukiman
dan per tani an. Bagaimana pendapat Anda hal tersebut?
10. Tumbuhan yang terdapat di
daerah lembap pada umumnya memiliki daun yang lebar, sedangkan tumbuhan di
daerah kering pada umumnya berdaun kecil. Mengapa demikian?
Kajian Geografi
Lakukan
kajian geografi berikut.
1. Buatlah
oleh Anda peta dasar pada kertas folio dengan menjiplak peta dunia dari atlas yang
tersedia .
2. Kemudian
buatlah region-region fauna yang terdapat di permukaan bumi.
3. Beri
warna yang berbeda atau arsir untuk menunjukkan adanya perbedaan dari adanya kebe
ragaman fauna di muka bumi.
Kerjakan
tugas ini dalam jangka waktu satu minggu disertai analisis singkat mengenai
tugas tersebut. Kemudian, kumpulkan pada guru Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar