Sabtu, 21 April 2018

6. DINAMIKA PERUBAHAN HIDROSFER

DINAMIKA PERUBAHAN HIDROSFER


Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
• mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi.
• mengidentifikasi berbagai jenis perairan.
• mendeskripsikan Daerah Aliran Sungai (DAS).
• mendeskripsikan kejadian dan potensi air permukaan dan air tanah.
• mengidentifikasi penyebab dan dampak banjir serta usaha mengurangi resiko banjir.

Adakah mahluk hidup yang tidak memerlukan air? Manusia tanpa makan mungkin akan bertahan dalam waktu tiga minggu. Akan tetapi tanpa air, manusia hanya bisa bertahan sampai tiga hari. Sungguh, betapa pentingnya keberadaan air bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, mari kita kenali air dan berusahalah untuk selalu menjaga kualitas dan kuantitasnya agar selalu ada tersedia di bumi ini.
Hampir tiga perempat bumi tertutup oleh air. Kalian dapat menemukannya di samudera, laut, danau, sungai, rawa, kolam, penampungan air, dan sebagainya, termasuk di atmosfer dalam wujud gas. Jumlah total air di bumi termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik (1,4 miliar kilometer kubik), dan sebanyak 97,2% berada di samudera. Gejala air yang tersebar di permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan. Jadi, hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita. Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi.
Pada bab ini kamu akan mempelajari tentang air beserta dinamika perubahannya. Dengan mempelajarinya, diharapkan kamu mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan dinamika perubahan air dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Air di daratan sebagian besar berasal dari curah hujan. Air hujan ini sebagian meresap ke dalam tanah, ada yang mengalir pada permukaan tanah yang mengalir ke sungai kemudian terus kelaut. Ada juga yang mengalir ke danau atau ke rawa-rawa, sebagian ada yang menguap langsung atau melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang. Kesemuanya akan mengalir kembali ke laut. Dari laut airnya akan menguap dan menuju ke daratan lagi yang akhirnya menjadi hujan.
Kata Kunci : Hidrosfer, Siklus, Air tanah, Daerah Aliran Sungai, Banjir.
A. SIKLUS AIR (SIKLUS HIDROLOGI)
Tahukah kamu bahwa air yang kita manfaatkan sekarang ini terbentuk jutaan tahun silam oleh siklus air atau daur hidrologi? Air di permukaan bumi selalu mengalami perputaran. Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer.
Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1.   Siklus pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.
2. Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut.
3.      Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.
Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, adalah sebagai berikut:
1.      Evaporasi (presipitasi), air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
2.   Kondensasi, uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
3.      Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
4.  Infiltrasi (Perkolasi), air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
5.      Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Unsur utama yang terjadi pada proses siklus hidrologi dapat kamu lihat pada gambar 6.2 berikut :

Air di bumi seluruhnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu air permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan merupakan air yang menggenang, mengalir, dan dapat terlihat secara langsung di permukaan bumi. Air permukaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu perairan darat dan perairan laut. Perairan darat, misalnya sungai, danau, rawa. Perairan laut merupakan perairan yang sangat luas dan volumenya relatif lebih besar daripada perairan darat, contohnya laut, samudra, teluk, selat. Air bawah tanah, yaitu air yang ada di bawah permukaan tanah.
B. PERAIRAN DARAT
Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.
Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu:
1) jumlah curah hujan yang jatuh;
2) kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi;
3) lamanya curah hujan;
4) penutupan vegetasi di permukaan bumi;
5) derajat permeabilitas dan struktur bumi;
6) kemiringan topografi
1. Klasifikasi perairan darat
Coba kamu sebutkan apa saja yang termasuk bentangan perairan darat? Tentunya kamu sudah mengetahui semuanya, yaitu air tanah, sungai, danau, dan rawa. Baik sungai, danau, maupun rawa merupakan air permukaan. Sebab ketiga jenis air ini terdapat di atas permukaan tanah. Dengan demikian, Perairan darat dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu air tanah dan air permukaan.
a. Air tanah (ground water)
Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Lebih dari 98 % dan semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah, 2% terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir. Setengah dari 2% ini disimpan di reservoir buatan. Walau demikian, sebagian besar penduduk terutama yang tinggal di perkotaan memanfaatkan air tanah ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Pernahkah kamu merasakan kekurangan air bersih setiap tahunnya?
Volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung pada persyaratan yang menunjang proses peresapannya. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut:
1)   Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
2)    Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang pada musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
3)      Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
4)      Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
5)      Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.

  Selain kelima faktor tersebut di atas, penutupan vegetasi di permukaan bumi sangat besar pengaruhnya terhadap peresapan air hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan ranting-ranting, sehingga jatuhnya di permukaan bumi sangat perlahan-lahan. Dengan demikian, proses peresapan air lebih lancar.
Air tanah mengalami proses penguapan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
1)   Penguapan langsung melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat pemanasan lapisan       tanah oleh sinar matahari. Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris, disebut evaporasi.
2)   Penguapan yang tidak langsung, yaitu yang melalui permukaan daun tumbuhtumbuhan. Jenis       penguapan ini dinamakan transpirasi.
Di dalam klimatologi dan hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi evapotranspirasi hanya sampai kedalaman 30 cm saja. Di daerah gurun menjadi lebih dalam lagi karena curah hujan rendah dan pemanasan terus menerus. Lapisan atas tanah gurun itu menjadi kering.

    Di dataran rendah, pada umumnya permukaan air tanahnya dangkal. Makin tinggi permukaan tanah, makin dalam letak air tanahnya. Akibatnya kedalaman air tanah di berbagai tempat tidak sama. Ketidaksamaan ini mungkin juga akibat jenis tanah dan struktur tanah yang berbeda, dan juga mungkin karena faktor musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.


Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai berikut:
1)   Meteoric water (vadose water), yaitu air tanah yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh.
2)      Connate water (air tanah tubir), yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga-ronggga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur ke luar ke permukaan. Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.
3)      Fossil water (air fosil), yaitu air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan Connate water
4)   Juvenil water (air magma), yaitu air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
5)      Pelliculkar water (air pelikular/ari), yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
6)  Phreatis water (air freatis), yaitu air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
7)      Artesian water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Oleh karena itu, air artesis dinamakan juga air tekanan (pressure water).Apabila air tanah ini memperoleh jalan keluar, baik disengaja maupun tidak, maka akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

Di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air tanah yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampahsampah yang padat, apabila membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh air hujan, sehingga akan mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan sumber polusi itu. Air tanah yang sudah tercemar bisa dibedakan dari air tanah yang masih murni dari warna, bau, dan rasa. Akibat polusi, air tanah bisa membahayakan kehidupan manusia.

Air tanah mempunyai berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, yaitu untuk keperluan rumah
tangga seperti untuk minum, memasak makanan, dan mencuci; untuk keperluan industri, misalnya
industri tekstil dan industri farmasi;untuk keperluan pertanian, misalnya pengairan sawah dan
palawija di daerah yang sukar dibuat irigasi, seperti di daerah-daerah gurun, daerah karst (di Gunung
Kidul Yogyakarta).

Air tanah yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut, pada zaman sekarang lebih banyak
dikeluarkan melalui sumur bor. Pengeluaran air tanah yang tidak seimbang dengan penambahannya
secara alamiah akan menyebabkan terjadinya tanah amblas (subsidence). Penyedotan air tanah
secara besar besaran juga akan menurunkan permukaan air tanah dalam, terutama pada musim
kering.

Di daerah pantai yang dijadikan kota atau pemukiman lain, penyedotan air tanah melalui sumur
pompa menyebabkan intrusi air asin ke arah darat. Di daerah itu seringkali air tanah yang rasanya
payau atau sedikit asin.

b. Sungai
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat yang
dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah bila dibandingkan dengan daerah
sekitamya. 

Sungai dapat dibedakan dari massa airnya, karena:
1)     kebanyakan mengalir di permukaan bumi ke tempat yang lebih rendah, kadang-kadang di bawah permukaan tanah,
2)     pengalirannya tidak tetap, kadang-kadang deras, kadang-kadang lambat, dan di beberapa tempat membentuk riak,
3)   mengangkut beban dari mulai lumpur yang halus, pasir, kerikil sampai batu-batu guling,4)      mengalir mengikuti saluran tertentu yang di kanan-kirinya dibatasi oleh suatu tebing yang biasanya curam.

Secara garis besar, bagian-bagian sungai terdiri atas bagian hulu, tengah, dan hilir.
Pada bagian hulu, sungai memiliki karakteristik:
1)      arus air deras;
2)      arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
3)      lembahnya curam ;
4)      lembahnya berbentuk V;
5)      kadang-kadang terdapat air terjun;
6)      terdapat erosi mudik;
7)      tidak terjadi pengendapan (sadimentasi).

Berbeda dengan bagian hulunya, maka karakteristik fisik sungai di bagian tengah, adalah:
1)      arus air sungai tidak begitu deras;
2)      erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
3)      aliran sungai mulai berkelok-kelok;
4)      mulai terjadi proses sedimentasi (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.

Begitu pula, pada bagian hilir sungai memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      arus air sungai tenang;
2)      banyak terjadi sedimentasi;
3)      erosi ke arah samping (horizontal);
4)      sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
5)      kadang-kadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati atau danau tapak kuda (oxbow lake);
6)      di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.

1) Klasifikasi sungai

Jenis-jenis sungai dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

a) Menurut arah alirannya
Menurut arah alirannya, sungai dapat dibedakan atas beberapa macam,yaitu sebagai berikut:
(1)   Sungai konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
(2)   Sungai insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
(3)   Sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
(4) Sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
(5) Sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
b) Menurut sumber airnya
Berdasaikan sumber airnya, sungai dibagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:
(1)   Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Kebanyakan sungai-sungai di Indonesia termasuk sungai hujan.
(2)   Sungai gletser yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
(3) Sungai campuran yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser (es mencair).Contohnya: di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Irian Jaya


      c) Menurut kondisi airnya
Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
(1) Sungai episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah curah hujannya besar dan di daerah yang berhutan lebat.
(2)   Sungai periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap di sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya kering. Contohnya di Indonesia sungai Benain di Timor dan sungai Kandaha di Sumba.
Di Indonesia terdapat sungai-sungai yang panjang, seperti terlihat pada tabel 6.1 di bawah ini.

2) Pengaruh air sungai terhadap kehidupan manusia
      Air merupakan sumber kehidupan. Ini berarti banyak mahluk hidup yang tidak dapat tumbuh dan berkembang karena kekurangan air. Adapun manfaat sungai sebagai salah satu bentangan perairan darat, mulai dari yang sederhana seperti keperluan minum, mandi, dan mencuci, hingga kebutuhan yang lebih kompleks, seperti:
a) Irigasi atau pengairan
   Khususnya di daerah kering orang membutuhkan air untuk mengairi sawah. Dalam sistem pertanian intensif sekarang ini, di daerah basah pun perlu pengairan agar diperoleh hasil yang lebih menguntungkan.
b) Sumber tenaga
    Di daerah industri yang kondisinya memungkinkan, air dimanfaatkan sebagai penggerak turbin yang dihubungkan dengan generator, sehingga menghasilkan pembangkit tenaga listrik (PLTA).
c) Keperluan domestik
   Air dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer rumah tangga, seperti air minum, memasak, mencuci, mandi. Bahkan bagi masyarakat kota, air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan rumput hias di halaman.

d) Sebagai sumber penghasil bahan makanan mentah
    Di sungai terdapat bermacam-macam ikan, udang, dan sebagainya yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan.
e) Industri
    Sebagian besar industri, terutama di daerah perkotaan air juga sangat penting sebagai pencuci bahan dasar, pencair, atau pelarut bahan.
f) Transportasi
    Sejak zaman dahulu, manusia telah memanfaatkan air sebagai sarana perhubungan. Sebab, hingga sekarang transportasi di perairan relatif lebih murah.
g) Rekreasi dan olah raga
    Di sungai-sungai atau danau orang mengadakan rekreasi dan sekaligus merupakan sarana olah raga, seperti berenang, dayung, arung jeram, selancar angin, dan sebagainya

3) Pola aliran sungai
    Aliran sungai akan menyusun pola tertentu yang disebut pola aliran sungai. Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran sungai yang dijumpai antara lain sebagai berikut:
a)      Pola dentritis, yaitu pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induknya secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlain-lainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan yang horizontal (mendatar).
b)      Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran yang memusat ke suatu depresi, seperti cekungan, kawah, dan sebagainya
c)      Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari suatu puncak, seperti pada kubah, gunung berapi, bukit terpencil.
d)      Pola trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel. Anakanak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang paralel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e)      Pola aliran rektangular. Pada pola ini, sungai induk dengan anak-anak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan
a)      Pola annular. Pola ini terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan yang lunak. Pada keseluruhannya pola ini hampir membentuk cincin.
b)      Pola aliran pinnate. Pola ini menunjukkan kecuraman lereng yang besar.

4) Daerah aliran sungai serta pemanfaatan dan pelestariannya
     Sungai bermula dari sejumlah aliran-aliran air yang berasal dari mata air, pencairan gletsyer, atau sumber lain dari dalam gunung yang menjadi anak-anak sungai dan kemudian bergabung dengan aliran lain menjadi sebuah sistem sungai, yang kemudian kita sebut Daerah Aliran Sungai (DAS).
      Daerah aliran sungai (drainage area/riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Dengan perkataan lain, daerah aliran sungai yaitu wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Jadi, sebuah sungai beserta anak-anak sungainya membentuk satu daerah aliran. Misalnya sungai Cimanuk dengan anak-anak sungainya disebut daerah aliran sungai Cimanuk. DAS, Citarum, DAS Bengawan Solo dan sebagainya.

      Daerah yang memisahkan antara daerah aliran sungai yang satu dengan daerah aliran sungai yang lainnya merupakan daerah punggungan, dinamakan watershed atau stream devide. Dalam satu DAS hanya ada satu induk sungai dan memiliki percabangan anak-anak sungai. Perhatikan satu satuan DAS pada gambar 6.8 di bawah ini!

Daerah aliran sungai itu merupakan daerah tangkapan air hujan (catchment area). Pembangunan di daerah pertanian, pemukiman, dan industri, tidak terlepas dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air di atas, air akan menampung buangan limbah dari akibat pembangunan tersebut, sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengolahan DAS jelas barkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi serta mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah
c. Danau
Danau adalah suatu cekungan (basin) di permukaan bumi yang digenangi air dalam jumlah yang relatif banyak. Air danau berasal dari banyak sumber, seperti sungai, air tanah, atau hujan. Pengaliran air danau dapat terjadi karena penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran air melalui sungai.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1)      Danau tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena proses tektonik, seperti proses patahan dan lipatan. Tenaga tektonik menyebabkan retakan atau cekungan pada lapisan kulit bumi. Retakan ini terisi air dalam jumlah yang banyak, sehingga terbentuklah danau. Contoh danau ini adalah Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Danau Poso (Sulawesi Tengah), Danau Singkarak dan Danau Maninjau (Sumatera Barat).
2)     Danau vulkanik, yaitu danau yang terbentuk di kawah bekas letusan gunungapi yang terisi oleh air dalam jumlah banyak. Danau vulkanik dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a)    Danau maar adalah danau yang terjadi akibat letusan gunungapi menimbulkan lubang yang terisi oleh air hujan. Contohnya, Danau Grati (Jawa Timur).
b)    Danau kawah adalah danau yang terjadi karena kawah atau lubang kepundan terisi oleh air hujan. Contohnya, danau Kelimutu (Flores).

a)   Danau tektovulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk akibat dari gabungan tektonik dan vulkanik. Pada saat terjadi erupsi gunungapi, sebagian badan gunung api patah dan merosot menutupi lubang kepundan. Contoh, Danau Toba (Sumatera Utara).

b)  Danau karst atau dolina adalah danau yang terjadi di daerah kapur sebagai hasil proses pelarutan batu kapur, sehingga membuat cekungan. Danau Karst ini lebih dikenal dengan sebutan Dolina. Contohnya, banyak terdapat di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta).
c)    Danau glasial, adalah danau yang terjadi karena erosi glasial pada zaman es dilluvium. Contohnya, Danau Michigan, Danau Superior, dan Danau Ontario, semuanya dekat perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada.

d)   Danau bendungan adalah danau yang terjadinya karena terbendungnya aliran sungai oleh lava sebagai akibat letusan gunungapi. Contohnya, Danau Laut Tawar (Aceh Tengah), Danau Tondano (Sulawesi Utara).
e) Danau buatan adalah jenis danau yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk kepentingan irigasi atau PLTA. Danau buatan ini sering pula dinamakan waduk atau bendungan. Contohnya, Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Saguling (Jawa Barat), Cirata (Jawa Barat), Riam Kanan (Kalimantan Selatan), dan Waduk Sempor (Jawa Tengah).

Danau sangat penting keberadaannya bagi kehidupan, khususnya manusia antara lain sebagai cadangan air untuk kepentingan pengairan (irigasi), air minum, sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, sebagai sarana olahraga dan rekreasi, sebagai pengatur air untuk mencegah banjir, dan sebagai tempat untuk kegiatan perikanan (tambak udang dan ikan) dan manfaat lainnya.
d. Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciriciri khusus secara fisik, kimiawi, dan biologis. Rawa selalu digenangi air karena kekurangan saluran atau letaknya yang rendah, baik yang bersifat sementara maupun sepanjang waktu, sehingga pelepasan air dari lahan tersebut lambat. Genangan ini disebabkan oleh kondisi pembuangan (drainase) yang buruk. Rawa bisa juga merupakan suatu cekungan yang menampung luapan air disekitarnya.
Manfaat rawa yaitu sebagai tempat pemeliharaan ikan tambak, misalnya bandeng dan udang atau bisa juga untuk sawah pasang surut. Di rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang. Berdasarkan sifat airnya, rawa terbagi atas rawa air payau; rawa air tawar; dan rawa air asin.

Keadaan air di rawa, ada yang tidak mengalami pergantian (tidak mengalir). Ciri airnya sangat asam, berwarna merah, tidak dapat dijadikan air minum, tidak ada organisme yang hidup, dan sukar dimanfaatkan. Akan tetapi banyak juga rawa yang keadaan airnya selalu mengalami pergantian, misalnya karena pengaruh pasang surut air laut atau karena luapan sungai.
Gambut yang terdapat di rawa untuk masa yang akan datang bisa dipergunakan untuk bahan bakar karena gambut itu sifatnya mudah terbakar. Gambut juga berguna untuk bahan isolasi panas dan untuk bahan pupuk. Di daerah yang mengalami pasang surut, kadang-kadang rawa masih dapat diusahakan dalam bentuk sawah pasang surut.
2. Kejadian dan potensi air permukaan dan air tanah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa perairan darat dapat dibedakan atas air permukaan dan air tanah. Keduanya merupakan potensi sumberdaya air yang penting bagi kehidupan manusia. Setelah kamu banyak mengetahui tentang keduanya (air permukaan dan air tanah), maka di sini akan dijelaskan mengenai kejadian dan potensi air permukaan dan air tanah serta bagaimana cara mengidentifikasi kedua potensi air tersebut.
Potensi air permukaan banyak bermanfaat untuk berbagai pemenuhan kebutuhan manusia, mulai dari yang sederhana (kebutuhan minum, mencuci, mandi) hingga kebutuhan yang lebih besar dan kompleks seperti untuk pembangkit tenaga listrik, transportasi, dan irigasi.
Pada saat curah hujan mencapai permukaan tanah, seluruh atau sebagian curah hujan akan diserap oleh tanah. Bagian yang tidak terserap tanah akan menjadi limpasan permukaan hingga terbentuk parit-parit dan mengalir ke sungai hingga ke danau dan berakhir di laut. Kapsitas infiltrasi setiap permukaan tanah berbeda-beda tergantung pada tekstur dan struktur tanah. Sebelum air diserap tanah ke dalam tanah, pada dasarnya ditahan terlebih dahulu oleh butiran tanah hingga tanah menjadi lembab. Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan butir-butir tanah dan tegangan antara molekul air.
Di sekeliling butir-butir tanah terdapat membran (lapisan tipis) air higroskopis yang diserap secara kuat. Makin jauh air itu dari permukaan, makin lemah gaya absorbsi butir tanah itu. Pada jarak tertentu, air hanya ditahan oleh tegangan antara butir-butir tanah yang dinamakan air 
kapiler. Jika air bertambah, kemudian akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi. Air itu selanjutnya dinamakan air gravitasi.
Tanah yang mengikat air higroskopis akan terlihat lembab. Setiap tanah memiliki sifat yang berbeda dalam menahan kelembabannya. Gaya yang menahan pergerakan air supaya tidak diserap disebut kapasitas menahan air (waterholding capacity). Banyaknya air dalam tanah pada suatu keadaan tertentu disebut tetapan kelembaban tanah dan digunakan untuk menentukan sifat menahan air dari tanah.
Jika infiltrasi lebih besar daripada kapasitas menahan air yang minimum, maka air itu akan terus ke permukaan air tanah (perkolasi). Akan tetapi, jika infiltrasinya lebih kecil maka air akan tertahan dalam tanah, sehingga perkolasi tidak terjadi. Kapasitas menahan air yang minimum disebut kapasitas menahan air normal.
Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi. Melihat cara bergeraknya, air kapiler berasal dari air tanah yang naik ke ruang-ruang antara butir-butir karena kapilaritas. Tinggi kenaikan air kapiler tergantung pada besarnya butiran tanah. Semakin kecil butiran tanah, semakin tinggi kenaikan air kapiler. Sebaliknya semakin besar butiran tanah, semakin rendah kenaikan air kapiler. Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah karena pengaruh gravitasi. Jika ruang-ruang itu telah jenuh air maka air akan bergerak ke bawah.
Air yang menginfiltrasi mula-mula diabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah. Selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir ke samping. Tinggi rendahnya infiltrasi akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan air tanah. Tinggi rendah infiltrasi tergantung pada berbagai faktor, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, kerapatan vegetasi, serta kelembaban tanah. Makin tinggi curah hujan, makin rapat vegetasi, lereng makin landai
serta kelembaban yang rendah mengakibatkan peluang tingkat infilrasi makin tinggi.
Walaupun soil water dapat diartikan air tanah, tetapi di Indonesia yang dimaksud dengan air tanah adalah groundwater. Jadi air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation).
Apakah setiap lapisan tanah memiliki zona jenuh? Tidak, tergantung pada sifat batuan, yaitu ada yang kedap air (sulit ditenbus air) dan ada pula yang lolos air. Lapisan kedap air disebut impermeable, sedangkan yang lolos air disebut permeabel. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu:
1)      Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti pasir, kerikil, dan batupasir yang retak-retak;
2)      Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus, dan silt;
3)      Aquifuge, yaitu lapisan yang tidak menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak;
4)      Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas.
Untuk mencari dan mengambil air tanah, para ahli sangat memperhatikan keberadaan akuifer. Sebab pada lapisan tanah ini, akan memiliki zona aerasi dan zona saturasi. Akuifer dapat dijumpai pada bentuk lahan, sebagai berikut:
1)      Lemba h isian, yaitu bekas lembah yang terisi material lepas (unconsolidated) berupa pasir halus sampai kasar. Lembah isian sering disebut juga sungai purba. Pasir tersebut bisa saja berasal dari lahar gunungapi menutupi lembah besar, sehingga lembah tersebut menampung sejumlah air tanah dalam jumlah yang berarti;
2)      Dataran banjir di sepanjang alur sungai dengan materialnya yang terdiri atas batuan aluvial;
3)      Lembah antara dua pegunungan atau lebih (seperti cekungan), materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan sekitarnya.
4)      Lereng kaki di sekitar gunungapi, tersusun dari material lepas hasil letusan gunungapi tersebut.
Berdasarkan letaknya di dalam lapisan bawah permukaan, akuifer dapat dibedakan atas akuifer bebas dan akuifer terkekang. Akuifer bebas adalah akuifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air (impermeabel) dan bagian atasnya dibatasi oleh permukaan air tanah. Permukaan air tanah dari akuifer bebas disebut permukaan preatik. Akuifer terkekang adalah akuifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air dan mempunyai tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Sumur yang dibuat pada akuifer terkekang bersifat artesis (air sumur dapat keluar sendiri).
Lapisan akuifer merupakan lapisan yang terendam air. Semakin tebal dan luas akuifer, semakin banyak jumlah air tanah di tempat tersebut. Lapisan ini biasanya mengikuti topografi akuifer yang berada di lereng pegunungan yang permukaan air tanah bebasnya akan lebih dekat dengan permukaan tanah. Karena itu, sumur gali pada lereng bukit atau gunung akan berbeda kedalamannya, yaitu ada yang dangkal, dalam, dan ada juga yang sangat dalam sehingga tidak kelihatan riak airnya.
Sumber air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Karena itu, jika tidak ada hujan, air tanah juga akan berkurang. Namun, air hujan tidak memiliki kesempatan berinfiltrasi, misalnya karena permukaannya tidak lagi ada pepohonan atau diperkeras dengan aspal atau beton.
Kegiatan industri yang besar bisa juga menguras air tanah, sehingga sumur penduduk yang berada di dekat pabrik akan kering kerontang karena kedalaman sumur penduduk tidak menjangkau permukaan air yang sedang disedot oleh sumur pompa pabrik. Karena itu, pembangunan pabrik jaraknya harus jauh dari permukiman penduduk dan pihak pabrik dilarang mengambil air tanah dangkal (dari akiufer bebas) tetapi harus mengambil hanya dari air tanah dalam.
3. Banjir dan upaya mengurangi resikonya
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak langsung dialirkan melalui jaringan pengaliran sungai, tetapi sebagian ada yang meresap ke lapisan tanah, dan sebagian lainnya menguap. Sisa penguapan dan peresapan air, barulah dialirkan melalui aliran sungai.
Air hujan yang jatuh pada lahan terbuka akan banyak dialirkan daripada diresap ke dalam lapisan tanah. Sebaliknya, hujan yang jatuh di hutan airnya akan mengalir melalui seresah-
seresah dedaunan yang telah lapuk serta akarakar tumbuhan, sehingga kesempatan untuk meresap ke dalam tanah lebih lama. Akan tetapi biasanya dari kanopi hutan banyak air yang menguap (transpirasi). Namun, air hujan akan lebih lama tersimpan dalam lingkungan hutan daripada di lingkungan lahan yang terbuka atau gundul. Akibat banyak air yang tersimpan dalam hutan, air yang mengalir menuju aliran sungai akan berkurang.
Sebaliknya, jika hutan dibuka (ditebangi) dan menjadi lahan gundul maka keadaannya berubah. Banyak air hujan yang dulu tersimpan lebih lama dalam lingkungan DAS akhirnya cepat lolos dan mengalir menjadi air limpasan (runoff). Akhirnya, debit air sungai akan naik melebihi daya tampung saluran, sehingga mengakibatkan bencana banjir.
Banyak hal yang mengakibatkan terjadinya banjir, salah satunya adalah penggundulan hutan. Penggundulan hutan banyak meloloskan air hujan menjadi air limpasan. Percikan dan limpasan air tersebut, akan menoreh dan mengikis lapisan atas tanah atau erosi. Akibat erosi, aliran air menjadi keruh sebagai akibat tingginya muatan sedimen. Sedimen tersebut akan dibawa jauh sampai ke hilir sungai dan menjadi bahan yang mendangkalkan saluran sungai. Akibat pendangkalan saluran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banjir.
Upaya untuk mengurangi erosi, antara lain melalui usaha reboisasi pada hutan-hutan yang gundul. Dengan demikian, fungsi hutan selain untuk menahan air hujan lebih lama, juga dapat mengurangi bahaya erosi.
Selain akibat penggundulan hutan, banjir juga dapat terjadi akibat pendangkalan, penyempitan, dan penyumbatan saluran sungai. Pendangkalan sungai misalnya disebabkan oleh pengendapan lumpur di badan sungai dan banyaknya sampah yang tersangkut dalam saluran sungai, sehingga pada saat terjadi kenaikan debit air atau saat hujan lebat maka air akan meluap dan akhirnya melebihi tebing atau tanggul saluran sungai dan terjadilah banjir. Oleh karena itu, upaya pengerukan dangkalan sungai sering dilakukan agar air yang masuk dapat tertampung dan tidak meluap.
Penyempitan atau penyumbatan aliran sungai, biasanya akibat dibangunnya rumah-rumah di sepanjang dataran banjir sungai. Selain itu, bertumpuknya sampah gubuk-gubuk kumuh di perkotaan yang biasanya dibangun di tepian sungai, sehingga ketika air meluap, gubuk-gubuk itu menjadi penghalang lancarnya arus sungai. Karena itu, upaya penanggulangan adalah memperbesar kembali daya tampung saluran sungai dengan memindahkan gubuk-gubuk tersebut
ke tempat yang jauh dari tepian sungai, tidak membuang sampah ke sungai, selalu membersihkan parit-parit dan selokan agar jalannya air semakin lancar.

Pembangunan waduk merupakan salah satu upaya yang multifungsi. Sebab, selain mampu menampung air dalam jumlah banyak pada saat musim hujan, juga menjadi cadangan persediaan pada musim kemarau. Fungsi waduk akan lebih optimal jika fungsinya dianekaragamkan seperti mengairi sawah, usaha perikanan, dan PLTA.
Dampak negatif dari bencana banjir adalah kerugian, baik moril maupun materiil, di antaranya sebagai berikut:
1)      Menimbulkan korban jiwa, baik meninggal dunia akibat hanyut, maupun luka-luka akibat terseret banjir.
2)      Hilang atau rusaknya bangunan rumah dan harta benda milik penduduk, sehingga menimbulkan kerugian materiil. Penduduk yang tertimpa banjir tidak jarang tiba-tiba menjadi miskin karena modal dan harta bendanya habis.
3)      Setelah banjir selesai, masalah bukan berarti selesai. Tetapi mewabahnya bibit penyakit di daerah bencana. Sebab penduduk selain mengkonsumsi air kotor, juga akibat lingkungan yang tidak sehat karena genangan air kotor bawaan banjir masih tertinggal di permukiman. Lumpur, kotoran, sampah banyak masuk ke rumah-rumah penduduk yang mengakibatkan rumah-rumah tersebut menjadi lembab dan tidak sehat untuk dihuni. Penyakit yang banyak muncul di lokasi bencana banjir biasanya adalah penyakit kulit (gatal-gatal), diare, muntaber, dan lain-lain.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan banjir perlu segera dilaksanakan dalam upaya mengurangi resiko yang diakibatkannya, dengan cara sebagai berikut:
1)      Melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang gundul, terutama di daerahdaerah yang memiliki ketinggian (gunung), hutan, dan bagian hulu DAS.
2)      Memperbesar saluran dan daya tampung air hujan atau sungai.
3)      Membuat bendungan atau waduk.

4)      Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan dan mencintai lingkungan.
5)  Mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang pembuatan sumur resapan oleh penduduk agar air hujan dapat ditampung dan diresap lebih lama oleh tanah.
6)      Diperbanyak ruang terbuka di perkotaan sebagai tempat peresapan air.
C. PERAIRAN LAUT
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera.
Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%). Laut memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan atau dikelola semuanya. Bumi memiliki lima samudera, yaitu Samudera Pasifik, Atlantik, Hindia, Antartika, dan Artik. Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70% luas permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata 3.730 m.
Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan lain-lain.
1. Zona pesisir dan pantai
Pantai (shore atau beach, dalam bahasa Inggris) adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan tadi dinamakan garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubahubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air laut.
Bentuk pantai ada yang landai dan ada pula yang terjal. Di Indonesia, bentuk pantai landai umumnya menghadap ke laut pedalaman, misalnya pantai utara Pulau Jawa. Sedangkan bentuk pantai terjal (cliff), umumnya menghadap ke laut lepas (Samudera) atau di daerah pengangkatan akibat tektonik lempeng.
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman nelayan.
Wilayah pesisir dan Lautan Indonesia juga kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, biji besi, bauksit, dan pasir kwarsa. Wilayah pesisir dan lautan termasuk prioritas utama untuk pusat pengembangan industri pariwisata.
2. Proses terjadinya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul
Sekitar dua juta tahun yang lalu, pada mulanya Kepulauan Indonesia bagian barat merupakan satu daratan dengan benua Asia. Begitu pula Kepulauan Indonesia bagian timur, khususnya Papua pernah berupa satu daratan dengan benua Australia. Pada waktu terjadi pemanasan 
global di bumi maka es yang ada di daerah kutub bumi pada mencair. Hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut di permukaan bumi. Akibatnya air laut menggenangi bagian-bagian daratan yang rendah, sedangkan bagian-bagian yang tinggi membentuk pulaupulau yang terpisah dari benua Asia dan Australia.
Dengan demikian, kepulauan Indonesia bagian barat yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia menjadi terpisah, atau disebut Dangkalan Sunda. Begitu pula kepulauan Indonesia bagian timur yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Australia menjadi terpisah, sehingga disebut Dangkalan Sahul.
3. Klasifikasi laut
Laut sebagai salah satu bentangan hidrosfer, memperlihatkan adanya perbedaan yang dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya.
a. Berdasarkan proses terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya, laut dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1)      Laut transgesi, adalah laut yang terjadi sebagai akibat naiknya transgesi yang biasanya kurang dari 200 meter. Oleh karena itu, laut ini sering juga disebut laut dangkal.
2)      Laut ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan bagian permukaan bumi (degradasi). Kedalaman laut ingresi biasanya lebih dari 200 meter, sehingga laut ingresi dikenal sebagai laut dalam.
3)      Laut regresi, adalah laut yang terjadi sebagai akibat proses pengendapan lumpur sungai (sedimen fluvial).
b. Berdasarkan letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan sebagai berikut:
1)      Laut tepi, yaitu laut yang terletak ditepian benua yang seolah-olah terpisah dari lautan oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contohnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan Laut Bering;
2)      Laut pertengahan, adalah laut yang terletak diantara benua-benua. Biasanya merupakan wilayah laut dalam. Contoh: Laut Mediteran yang terletak diantara Benua Eropa-Asia dan Afrika;
3)      Laut pedalaman, adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Baltik, Laut Mati, dan Laut Hitam.
c. Berdasarkan kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, laut dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
1)      Zone litoral adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering. Zona ini sering disebut sebagai wilayah pasang surut.
2)      Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai jenis ikan. Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal.
3)      Zona batial adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di dasar samudera. Kedalaman zona ini berkisar di atas 200 meter – 2000 meter.
4)      Zona abisial adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra. Kedalamannya di atas 2000 meter, dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas.
d. Berdasarkan wilayah kekuasaan
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut teritonial, zone ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen.
1) Laut teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan suatu negara. Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas sejauh 12 mil laut. Jika lebar laut antara pantai dua Negara kurang dari 24 mil, maka batas laut teritorial ditetapkan dengan cara membagi dua jarak antara pantai dua negara yang bersangkutan. Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas.
2) Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara, tetapi berada di luar laut teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas. Di dalam batas ZEE, negara yang bersangkutan memiliki prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati dan non hayati) yang terdapat di
permukaan, di dalam dan di dasar laut.
3) Landas kontinen
Landas kontinen adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130-200 meter. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua negara yang berdampingan pada batas landas kontinen maka batas laut akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Pada landas kontinen, suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya, seperti ikan dan barang tambang.


Sebagai negara kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia (61.000 krn), Indonesia memiliki ketiga macam wilayah perairan tersebut di atas. Indonesia telah membuat perjanjian internasional (konvensi, traktat) dengan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Batas wilayah laut teritorial, ZEE dan Landas Kontinen Indonesia dengan negara-negara tersebut berimpit pada satu garis yang sama. Selain itu Indonesia telah membuat perjanjian batas ZEE dan landas kontinen dengan India di laut Andaman dan dengan Australia di Laut Arafura dan laut Timor.
4. Bentuk-bentuk morfologi dasar laut
Bentuk dasar laut tak ubahnya seperti bentukan yang ditemukan di darat, seperti dataran rendah dan tinggi, pegunungan, lembah, dan sebagainya. Di dasar laut terdapat beberapa bentuk relief dasar laut yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.      Paparan benua (Shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman rata-rata 200 m, dan terletak di sepanjang pantai suatu benua. Contoh: Paparan Sunda.
b.      Palung laut (Trench), yaitu dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang curam membentuk corong dan memanjang, dengan kedalaman lebih dari 5000 m.
c.       Lubuk laut (Bekken), yaitu dasar laut yang bentuknya cekung.
d.      Gunung Laut, yaitu gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut, baik yang menjulang diatas permukaan laut atau tidak.
e.      Punggung laut, yaitu punggung pegunungan di dasar laut.
f.        Atol, yaitu karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar.
g.      Laguna, yaitu bagian laut dangkal di tengah atol.
5. Gerakan air laut
Jika kebetulan kamu pergi atau piknik ke kawasan pantai, coba perhatikan gerakan air laut! Apakah gerakannya selalu sama? Tentunya tidak. Sebab, gerakan air laut ada yang berupa gelombang laut dan ada pula berupa arus laut. Di mana letak perbedaan kedua bentuk gerakan air laut ini? Untuk mengetahui jawabannya simaklah uraian berikut ini.
a. Gelombang laut
Gelombang laut adalah alunan permukaan air yang ditimbulkan oleh angin (gelombang yang terjadi di permukaan air laut atau danau). Contoh: gelombang yang terjadi pada pergeseran antara air-pasir, angin-pasir dan angin-air.
Hembusan angin sepoi-sepoi pun dapat menimbulkan riak gelombang dan bila terjadi angin badai dapat menimbulkan gelombang besar, demikian juga bila terjadi gempa di dasar laut akan menimbulkan gelombang. Bila gempanya hebat akan menimbulkan gelombang yang besar dinamakan Tsunami, seperti yang terjadi di Aceh (2004), Flores (1993), dan Pangandaran, Jawa Barat (2006). Ledakan gunung berapi di dasar laut pun bisa menyebabkan gelombang, seperti terjadi tahun 1883 pada waktu Gunung Krakatau meletus.


Gelombang laut dapat dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
1)    Gelombang yang tidak bergerak ke arah horizontal (mendatar)
Butir-butir air hanya bergerak membentuk sebuah lingkaran, bergerak maju pada puncak, naik di bagian muka pada lembah dan turun di bagian belakang gelombang, walaupun sebenarnya butir-butir itu juga bergerak tetapi sedikit, karena kecepatan gerak maju di puncak lebih besar daripada kecepatan mundur di lembah gelombang, sehingga setelah menempuh satu putaran, titik itu tidak kembali tepat pada titik semula, melainkan agak ke depan sedikit.
2)      Gelombang yang airnya bergerak maju
Butir-butir air yang terletak di permukaan berbentuk parabola, sedangkan yang lebih ke bawah dari permukaan, gerakannya lebih mendatar, bahkan yang terletak pada dasar gelombang bergerak lurus. Gelombang ini dipengaruhi langsung oleh angin. Bila gelombang bergerak ke daerah yang berangsur-sngsur mendangkal, maka kecepatan menurun, panjangnyaberkurang dan bentuknya tidak simetris lagi karena lereng bagian depan lebih curam daripada bagian belakangnya, sehingga puncak gelombang itu jatuh mendahului lerengnya yang disebut breaker.
b. Arus laut
Arus laut adalah gerakan air laut yang mempunyai peredaran tetap atau tidak. Pada umumnya arus laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang naik dan pasang surut air laut dan mengisi daerah yang ditinggalkan arus (arus kompensasi atau arus pengisi). Arah arus dinyatakan dengan arah ke mana arus itu bergerak. Contohnya: arus timur adalah arus yang arahnya ke timur; arus utara adalah arus yang arahnya ke utara.
Menurut temperaturnya, arus laut dapat dibedakan menjadi dua macam arus, yaitu:
1)      Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya.Contohnya: Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, Arus Brasilia
2)      Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya: Arus Labrador, Arus Benguela.
Dari perbedaan arus tersebut, menunjukkan adanya macam-macam arus laut dan gerakannya di tiga Samudera yang ada di dunia. Perlu kamu ketahui juga tentang arus laut apa saja yang terdapat di Indonesia, sebagai berikut.
1)      Arus laut angin muson
Arus laut ini terjadi karena adanya pengaruh angin musim, yang setiap setengah tahun sekali berubah arah. Dalam bulan April-Oktober di Indonesia berhembus angin musim tenggara yang datang dari arah Benua Australia menuju Benua Asia, setelah sampai ke garis khatulistiwa angin berbelok ke arah timur. Sebaliknya pada bulan Oktober-April untuk Indonesia sebelah utara khatulistiwa angin berhembus dari arah timur laut dan setelah sampai di khatulistiwa angin berhembus ke arah tenggara. Arah arus laut pada dasarnya searah dengan arah hembusan angin, tetapi bentuk pantai pun mempengaruhi arah arus laut.
2)      Arus pengisi tegak atau konveksi
Arus ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan suhu dasar dan permukaan air laut. Perbedaan ini menimbulkan peredaran air mengalir dari daerah yang temperaturnya lebih rendah ke daerah yang temperaturnya lebih tinggi (panas).
3)      Arus pasang surut
Arus ini terjadi karena adanya pasang naik dan pasang surut air laut di samudera-samudera di sekitar Indonesia. Jika Samudra Hindia mengalami pasang naik maka akan terjadi arus selat Sunda, Bali, Lombok menuju ke Laut Jawa dan demikian sebaliknya bila terjadi pasang surut di Samudera Hindia.
Adapun manfaat arus laut bagi kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1)      Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali, terutama untuk para nelayan yang masih mempergunakan perahu layar.
2)      Arus konveksi menyebabkan peredaran (sirkulasi) air. Hal ini mempengaruhi pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.
3)      Untuk masa yang akan datang, arus laut dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
4)      Menyebarkan tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa dapat terbawa arus ke tempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian tumbuh di tempat itu.
5)      Arus laut memengaruhi iklim, umpamanya di Eropa Barat banyak hujan

6)      karena pengaruh Arus Teluk (Gulf Stream) yang panas.
6. Pasang naik dan pasang surut
Pasang naik dan pasang surut air laut adalah naik dan turunnya air laut secara beraturan waktunya (periodik), yaitu pada periode 24 jam 50 menit di setiap tempat di bumi mengalami dua kali pasang naik dan dua kali pasang surut.
Pasang naik dan pasang surut air laut disebabkan gravitasi (gaya tarik) bulan dan matahari terhadap bumi. Walaupun bulan ukurannya jauh lebih kecil daripada matahari, tetapi pengaruhnya lebih besar karena letak bulan jauh lebih dekat ke bumi daripada ke matahari. Ada dua macam pasang surut air laut, yaitu:
a)      Pasang purnama (Spring tide) yaitu pasang naik dan surut yang besar yang terjadi pada awal bulan dan pertengahan bulan (bulan purnama);
b)      Pasang perbani (Neap tide), yaitu pasang naik dan surut terendah. Ini terjadi pada waktu bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku (90°) satu sama lain, hingga pada kedudukan ini gaya tarik gravitasi matahari melemahkan gaya tarik bulan.
Walaupun tanah air kita sebagian besar terdiri atas lautan yang di dalamnya tersebar kekayaan alam, tetapi sampai saat ini belum bisa dieksploitasi secara maksimal demi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Teknologi yang kita miliki belum cukup untuk bisa mengarungi lautan, apalagi menggali kekayaan alamnya. Selain itu, orientasi mata pencaharian penduduknya secara budaya masih di daratan. Padahal kesempatan berusaha di laut masih sangat besar dan luas.
7. Kualitas air laut
a. Salinitas air laut
Tentunya kamu sudah mengetahui rasanya air laut, bukan! Ya, memang asin rasanya. Air laut rasanya asin dan agak kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut kaya akan kandungan garam-garaman. Berdasarkan pada susunan kimiawi dan salinitasnya, susunan garam-garaman air laut adalah sebagai berikut:
NaCl                            :                       77,75%
K2SO4                          :                       2,46%
MgCl2                                     :                       10,78%
Mg Br2                                   :                       0,21%
Mg SO4                       :                       4,73%
Ca SO4                                    :                       3,69%
CaCO3 dan garam-garaman lain :     0,34%
Jika diketahui rata-rata kadar garam air laut 3,5%, artinya setiap 1 kg air laut mengandung garam 35 gram. Menurut perkiraan volume air laut adalah 1.500.000.000 km3, maka volume garam padatnya adalah 20.000.000 km3, dan beratnya lebih dari 40.000.000.000.000.000 ton. Setiap tahun kadar garam air laut terus bertambah karena sungai-sungai di seluruh dunia setiap tahunnya mengangkut garam sebanyak 40.000.000 ton.
Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah, sebab tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhinya, sebagai berikut:
1)      Besar kecilnya penguapan
Makin besar penguapan air laut, kadar garamnya makin tinggi. Contoh: Laut Kaspia.
2)      Banyak sedikitnya curah hujan
Makin banyak curah hujan, makin rendah kadar garamnya. Contohnya: Laut-laut di Indonesia.
3)      Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk
Masuknya air tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya: Laut Jawa, banyak sungai-sungai yang bermuara di laut ini seperti Sungai Asahan, Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batanghari, Sungai Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, Sungai Ciliwung, Kali Solo.
4)      Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut
Ini terjadi di daerah yang mengalami musim dingin. Contohnya: Laut Baltik di Eropa Utara.
5)      Arus laut
Dengan adanya arus laut terjadi percampuran kandungan garam, sehingga kadar garamnya lebih merata.
b. Suhu atau temperatur air laut
Suhu air laut adalah suatu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisma di lautan, sebab suhu mempengaruhi perkembangan organismaorganisma tersebut. Umpamanya tumbuhnya binatang karang yang penyebarannya sangat dibatasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropic atau subtropik. Suhu air laut di permukaan bumi menunjukkan ada perbedaanperbedaan walupun tidak besar, seperti suhu air di Samudera Atlantik ratarata 16,9° C; suhu air di Samudra Hindia rata-rata 17,0° C; dan suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1° C Rata suhu air laut di dunia 17,4°C.
Suhu permukaan air laut di Indonesia sekitar 26,3° C. Hal ini menunjukkan bahwa suhunya lebih tinggi daripada suhu rata-rata air laut di dunia. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di daerah tropika, sehingga kedudukan matahari selalu tinggi. Makin ke dalam, suhu air laut makin dingin karena pengaruh sinar matahari. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan tumbuhan laut tumbuh dengan subur. Keberadaan tumbuhan ini jelas sangat penting sekali bagi kehidupan ikan-ikan.
c. Warna air laut
Kalau kita perhatikan, pada umumnya warna air laut pasti berwarna biru. Apakah memang seperti demikian halnya? Keadaan warna air laut bergantung pada beberapa faktor, sebagai berikut.
1)      Tergantung pada zat larutan organisme atau zat lain yang terdapat di dalam air. Contoh: Laut Merah airnya kadang-kadang kelihatan merah darah karena banyak ganggang laut (algen) yang sifatnya memantulkan warna merah dari sinar matahari. Laut kuning (RRC) warnanya kuning karena air lautnya mengandung butiran-butiran tanah loss yang warnanya kuning, yang terbawa oleh air sungai Hoang Ho di daratan Cina yang melalui Gurun Gobi.
2)      Bergantung pada warna dasar lautnya. Laut Hitam (sebelah utara Turki) air lautnya kelihatan hitam karena dasar laut itu warnanya hitam. Di laut dangkal (Zone literal), air laut warnanya hijau karena di daerah ini banyak tumbuh-tumbuhan laut yang berwarna hijau. Warna biru air laut disebabkan oleh pemantulan warna biru dari sinar matahari. Warna ini dipantulkan karena warna ini bergelombang pendek. Juga pantulan warna langit.
8. Mengukur kedalaman laut
Untuk mengukur kedalaman laut ada dua cara yaitu melalui metode batu duga dan gema duga. Metode batu duga, yaitu dengan cara yang sederhana dan telah lama dipergunakan. Prinsip dari alat ini adalah sebuah tali yang dibebani dengan timah yang berat, lalu diturunkan ke dasar laut. Pengukuran dengan cara ini ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya adalah dapat mengetahui jenis organisma di dasar laut dan jenis sendimen dasar laut.
Kerugiannya adalah memerlukan waktu lama, tidak dapat mengetahui dalamnya laut secara tepat karena tali tersebut tidak bisa berdiri tegak lurus akibat pengaruh air laut; dan tidak bisa mengetahui relief dasar laut. Pengukuran kedalaman laut melalui metode gema duga sudah digunakan sejak tahun 1920. Prinsip kerjanya adalah menggunakan kecepatan ramba suara atau bunyi dalam air yaitu dengan menghitung waktu berangkat dan waktu kembalinya gema suara atau bunyi. Jika diketahui waktu berangkat dan kembalinya dan kecepatan rambat pada air maka kedalaman laut dapat ditentukan. Kecepatan rambat bunyi atau suara dalam air adalah 1500 m /detik.
Cara gema duga ini mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungannya, antara lain waktunya singkat (praktis), kapal tidak perlu berhenti, dapat mengetahui kedalaman laut secara tepat, dapat diketahui relief dasar laut. Kerugiannya adalah tidak dapat mengetahui endapan atau sedimen dasar laut, tidak dapat mengetahui temperatur air laut pada kedalaman tertentu, tidak dapat mengetahui perubahan temperatur atau suhu air laut, salinitas, dan tekanan air. Karena unsur-unsur tersebut di atas dapat mempengaruhi kecepatan rambat bunyi.
9. Manfaat laut bagi kehidupan
Laut banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia di antaranya sebagai sumber bahan makanan dan mineral. Misalnya, garam untuk keperluan memasak, rumput laut dapat digunakan untuk pembuatan agar-agar, ikan laut merupakan sumber bahan makan dengan protein yang tinggi, karbonat diambil dari sebangsa lumut (potash), fosfat berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung yang makanannya ikan dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

Sumber daya nabati dari tumbuhan laut yaitu plankton, nekton, phytopankton, dan benthos. Plankton adalah gabungan dari jasad-jasad hewan dan tumbuhan bersel satu, tidak dapat bergerak sendiri tetapi mengapung di permukaan atau dekat permukaan air laut. Phytoplankton adalah plankton jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup pada kedalaman tidak lebih dari 100 m, karena membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Nekton adalah gabungan dari binatang-binatang yang dapat berenang terutama binatang laut, misalnya ikan, cumi-cumi, gurita, dan lain-lain. Benthos adalah organism laut yang hidupnya terikat pada dasar laut. Ada yang hidup merangkak pada dasar laut, misalnya cacing laut, tiram, remis, dan lain-lain. Ada yang menempel pada dasar laut, misalnya rumput laut, ganggang, dan bunga karang.

Di tepian laut terdapat ekosistem pantai yang merupakan tatanan sebuah kesatuan lingkungan pantai secara utuh dengan segenap unsur lingkungan hidup yang mempengaruhinya. Ekosistem pantai memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut, tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana pelestarian pantai dari ancaman abrasi air laut.
Adapun ekosistem di pantai terdiri atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a.      Lingkungan abiotik, yaitu lingkungan bersifat tidak hidup yang dapat digunakan makhluk hidup. Contohnya, matahari, air, tanah, dan udara.
b.      Produsen makanan, yaitu tumbuhan atau makhluk hidup yang memproduksi bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya.
c.       Konsumen, yaitu makhluk hidup pemangsa makhluk hidup lainnya. Contohnya, manusia, dan hewan.
d.      Organisme pembusuk, yaitu makhluk penghancur tumbuhan dan hewan yang telah mati melalui proses pembusukan.
RANGKUMAN
Siklus hidrologi merupakan perputaran air yang diawali dari penguapan air laut, danau, rawa, sungai, tumbuhan, hewan, manusia, dan benda lainnya. Hasil penguapan mengalami kondensasi membentuk awan. Apabila sudah jenuh maka akan turun dalam bentuk hujan yang kembali mengairi sungai, danau, bahkan ada yang langsung ke laut.
Jenis perairan darat meliputi sungai, danau, rawa, air tanah, dan gletser, sedangkan jenis perairan laut berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958) Montevido (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut teritonial, zone ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen.
Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Wilayah pantai dan pesisir Indonesia kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, biji besi, bauksit dan pasir kwarsa. Selain itu juga termasuk prioritas utama untuk pengembangan industri pariwisata.
Potensi air permukaan banyak bermanfaat untuk berbagai pemenuhan kebutuhan manusia, mulai dari yang sederhana (kebutuhan minum, mencuci, mandi) hingga kebutuhan yang lebih besar dan kompleks seperti untuk pembangkit listrik, transportasi, dan irigasi.

Banyak air hujan yang dulu tersimpan lebih lama dalam lingkungan DAS akhirnya cepat lolos dan mengalir menjadi air limpasan (run-off) hingga melebihi daya tampung saluran dan mengakibatkan bencana banjir. Untuk mengurangi resiko kerugian akibat banjir, perlu diupayakan berbagai hal seperti: melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang gundul, terutama di bagian hulu DAS; memperbesar saluran dan daya tampung air hujan atau sungai; membuat bendungan atau waduk; memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan dan mencintai lingkungan; mengeluarkan kebijakankebijakan tentang pembuatan sumur resapan oleh penduduk agar air hujan dapat ditampung dan diresap lebih lama oleh tanah; dan diperbanyak ruang terbuka di perkotaan sebagai tempat peresapan air.
GLOSARIUM
Atol                              : terumbu karang berbentuk lingkaran penuh atau terputusputus
dengan genangan air laut di tengahnya yang dinamakan lagun, pada umumnya merupakan pulau-pulau di bawah permukaan air laut.
Backwash                    : arus balik air laut, seolah arus (swash) yang berasal dari pecahan gelombang di pantai mencapai batas alirannya.
Breaker                       : pecahan golombang laut di pantai karena bagian bawah gerakan air itu bertabrakan dengan dasar laut.
Daur hidrologi             : siklus air; pola sirkulasi air.
Evaporasi                    : penguapan langsung
Geyser                         : sumber air panas yang memancar berkala sebagai gejala pasca vulkanik. Gletser aliran es pada palung berbentuk U di daerah yang bersuhu kurang dari 0°C. Graben bagian yang turun di daerah tektonik patahan berdampingan dengan Horst.
Hidrosfer                     : lapisan air di bumi terdiri atas perairan darat (air tanah, sungai, danau), dan perairan laut.
Meander                     : kelokan setengah lingkaran pada alur sungai yang terjadi karena erosi di bagian luar dan sedimentasi pada bagian        dalam kelokan sungai. Dalam perkembangan           selanjutnya            dapat terbentuk meander cut off dan sungai mati (oxbow   lake).
Mëlange                      : sedimen yang terjadi dari campuran berbagai batuan dan            terdapat disuatu areal yang dapat dipetakan. Fragmenfragmen       pembentuk melange itu bermacam-macam dalam  susunan, ukuran besar maupun bentuknya serta tempat      fragmen itu     terbentuk.
transpirasi                   : penguapan yang tidak langsung
U (Palung)                   : palung berbentuk huruf U tempat gletser mengalir atau bekas aliran gletser seperti palung fyord.
V (Palung)                   : palung berbentuk huruf V tempat sungai mengalir.
TUGAS  MANDIRI
1.      Buatlah peta DAS di daerah kamu berdasarkan peta topografi, kemudian analisis jenis pola alirannya!
2.      Buatlah kliping tentang banjir di suatu daerah melalui berbagai media. Kemudian analisis penyebab dan dampak banjir tersebut!
3.      Kunjungilah salah satu sungai terdekat di sekolah atau rumah kamu. Ukurlah debit aliran sungai tersebut dengan bimbingan guru. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelampung.
KEGIATAN KELOMPOK
Sebutkan pemanfaatan air permukaan (air sungai, air danau/waduk, air rawa). Kemudian tuliskan dalam buku tugasmu seperti pada tabel berikut!

UJI KOMPETENSI
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1.      Istilah di bawah ini yang tidak termasuk dalam proses siklus hidrologi....
a. intersepsi                                              d. transpirasi
b. presipitasi                                             e. infiltrasi
c. evaporasi
2.  Penguapan yang berasal dari badan-badan air dan dari benda/pohon/batuan atau lainnya disebut ....
a. intersepsi                                              d. presipitasi
b. perkolasi                                               e. reboisasi
c. transpirasi
3.   Jumlah air yang berada di daratan, 98 % dari seluruhnya merupakan ....
a. air tanah                                               d. sungai, danau, dan reservoir
b. sungai                                                    e. reservoir buatan
c. air laut
4.   Untuk menambah air tanah, usaha yang perlu dilakukan adalah ....
a. membuat sumur resapan
b. penggalian sungai-sungai purba
c. pembuatan bendungan
d. tidak menggunakan air tanah
e. penghematan air tanah
5.   Ciri sungai tua adalah ....
a. memiliki penampang yang lebar
b. memiliki banyak cabang atau anak sungai
c. daerah alirannya lebar dan berkelok kelok
d. penampangnya sempit dan dalam
e. tidak ada yang berair
6.   Berdasarkan sumber airnya, sungai-sungai di Indonesia termasuk jenis sungai ....
a. gletser                                                   d. musim
b. campuran                                              e. periodik
c. hujan
7.   Rawa-rawa yang berada di tepi pantai sangat berguna terutama untuk ....
a. menghindari banjir di dataran rendah
b. menghambat masuknya air laut ke daratan
c. sumber hidupnya jentik malaria
d. tempat ikan berkembang biak
e. mengurangi polusi air di muara
8.   Bagian laut yang mendapat pengaruh pasang surut dan pasang naik air laut, ialah ....
a. litoral                                                    d. neritik
b. abisal                                                     e. bathyal

c. koral
9.   Perairan laut Indonesia berdasarkan letaknya tergolong ke dalam ....
a. laut tepi                                                 d. laut pedalaman
b. laut tengah                                            e. selat
c. laut lepas
10. Sungai yang terus mengalir mengikis batuan yang dilalui, sehingga mencapai batuan induknya, disebut sungai ....
      a. anteseden                                             d. insekuen
      b. subsekuen                                             e. epigenesa
      c. transenden
11. Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jauh, disebut ....
a. Meteoric Water                                    c. Juvenil Water
b. Connate Water                                                 d. Fossil Water
c. Pinnate Water
12. Air tanah yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap air, sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan dan bila ada jalan keluar akan memancar. Air ini disebut ....
a. Meteoric Water                                    d. Fossil Water
b. Pinnate Water                                       c. Connate Water
c. Juvenil Water
13. Sungai yang mengalir searah dengan lereng, disebut ....
a. sungai obsekuen                                   d. sungai konsekuen
b. sungai sekuen                                       c. sungai resekuen
c. sungai subsekuen
14. Di bawah ini yang termasuk danau tektovulkanik, yaitu ....
a. Danau Toba                                           d. Danau Singkarak
b. Situ Patenggang                                    e. Danau Kalimutu
c. Danau Maninjau
15. Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum adalah ....
a. Daerah yang dialiri sungai Citarum
b. Daerah yang dilewati oleh sungai Citarum
c. Daerah yang memiliki sungai namanya Citarum
d. Daerah yang pembuangan airnya menuju sungai induk yaitu Sungai Citarum
e. Sungai Citarum merupakan induk sungai
16. Laut Jawa dan Laut Arafuru termasuk laut dangkal yang dahulunya merupakan dataran rendah. Laut yang dahulunya bekas daratan disebut ....
a. laut regresi                                           d. laut transgresi
b. laut ingresi                                            e. laut dalam
c. laut samudera
17. Di bawah ini merupakan keuntungan pengukuran kedalaman laut dengan memakai sistem batu duga, kecuali ....
a. dapat diketahui dengan cepat
b. tidak dapat mengetahui kedalaman
c. dapat mengetahui sedimen dasar laut.
d. pengerjaannya sederhana
e. mengetahui organisma dalam laut
18. Pasang purnama terjadi pada ....
a. awal bulan
b. pertengahan bulan (bulan pumama)
c. perempatan terakhir
d. akhir bulan
e. awal bulan dan pertengahan bulan
19. Pola aliran sungai yang tidak teratur disebut pola ....
a. trellis                                                                 d. radial
b. dendritik                                                            e. rectangular
c. pinnate
20. Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu sungai induk apabila terjadi hujan, disebut ....
a. daur hidrologi                                                   d. daerah aliran sungai
b. dataran banjir sungai                                       e. bantaran sungai
c. parit-parit
II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara jelas!
1. Gambarkan dan jelaskan terjadinya siklus hidrologi!
2. Jelaskan bagaimana air tanah terbentuk!
3. Jelaskan ciri-ciri pola aliran sungai denritik dengan pinnate!
4. Sebutkan fungsi danau atau waduk buatan bagi kehidupan!
5. Mengapa zone neritik kaya akan ikan?
6. Jelaskan perbedaan antara laut transgresi dan regresi serta berikan contohnya!
7. Apa yang dimaksud Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE)?
8. Jelaskan paling sedikit empat ciri sungai bagian hulu, tengah dan hilir!
9. Bagaimana cara pelestarian daerah aliran sungai (DAS)?
10. Mengapa pada pertemuan arus air laut panas dengan dingin merupakan pusat hidupnya ikan?
REFLEKSI
1.  Setelah mempelajari materi ini, apa pendapat kamu tentang penyebab terjadinya banjir? Apa yang harus dilakukan agar bencana banjir tidak terjadi lagi!
2.   Manfaat apakah yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar