TATA
SURYA DAN JAGAT RAYA
(Sumber:
www.ipac.jpl.nasa.gov)
Setelah mempelajari
bab ini, kamu diharapkan mampu:
• mendeskripsikan
galaksi dalam jagat raya
• mendeskripsikan
matahari sebagai sebuah bintang
• menganalisis
terjadinya tata surya
• mendeskripsikan anggota tata
surya
PETA
KONSEP
Jika kamu mengatakan alam
semesta, maka terkandung pengertian tentang sesuatu yang luas atau tak
terhingga. Itulah jagat raya, merupakan ruang tak terbatas tempat di mana
ribuan galaksi berada dengan jarak yang sangat besar dan masing-masing
berukuran besar pula. Galaksi kita yaitu tempat matahari kita sebagai
anggotanya dinamakan Bima Sakti (Milky Way) memiliki diameter
80.000 tahun cahaya. Galaksi yang terdekat dengan Bima Sakti ialah Awan
Magellan (Magellanic Clouds) memiliki jarak 160.000 tahun cahaya.
Matahari merupakan pusat dari sistem tata surya yang di dalamnya terdapat
planet-planet sebagai anggotannya, termasuk bumi kita. Matahari hanya merupakan sebuah bintang dari sekitar
200 milyar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti.
Pada bab ini kamu akan belajar tentang tata surya dan jagat
raya. Dengan mempelajarinya, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan dan
menganalisis terjadinya tata surya dalam jagat raya. Berikut ini melukiskan
urutan gambaran ukuran di jagat raya.
Keterangan:
A. Jarak khatulistiwa bumi = 6.370 km.
B. Jarak Bumi dengan Matahari = 149.600.000 km = 1 Satuan
Astronomis
C. Jarak Matahari dengan Alpha Centauri = 4,5 tahun cahaya.
D. Panjang Galaksi Bima Sakti = 80.000 tahun cahaya
E. Jarak Galaksi Bima Sakti dengan Kabut Magellan = 160.000
tahun cahaya.
F. Panjang Galaksi Andromeda = 180.000 tahun cahaya.
Jelaslah bahwa jagat raya tak dapat diukur, dalam arti
batas-batasnya tak dapat diketahui. Kiranya Tuhan jualah yang Maha Mengetahui,
betapa luas jagat raya ini. Nah sekarang, coba kamu cari tahu tentang jarak
planet lain dengan galaksi-galaksi dan jarak antarplanet dalam galaksi Bima
Sakti!
Kata
Kunci : Tata Surya,
Jagat Raya, Bigbang, Bima Sakti, Andromeda, Planet, Satelit.
A. TATA SURYA (THE
SOLAR SYSTEM)
Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas
matahari sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi),
satelit-satelit alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut,
dan bendabenda lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya,
yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa
bintang-bintang yang lainnya kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata
surya. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin setiap bintang mempunyai sistem
bintang seperti matahari, sebab matahari hanya merupakan satu dari milyaran
bintang yang ada di jagat raya.
1. Teori terjadinya
tata surya
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat
dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
a. Teori nebula
(Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman
bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu
gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat
lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang
mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang
berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil
terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang
lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih
tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut
Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat
cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian
dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda.
Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk
planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari
b. Teori
planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain,
berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang
disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi.
Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet,
sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori pasang
surut (Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat
bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota.
Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari
yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke
dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang
(bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar
mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk
bulatan-bulatan yang disebut planet.
d. Teori bintang
kembar (Lyttleton)
Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang
satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya
dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi
bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang
mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
e. Teori awan debu
(Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper,
berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri
atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut
menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan
berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti
cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan
bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara
lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari
Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat
dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang
beredar mengelilingi matahari.
2. Struktur tata
surya
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari tata surya
adalah sebagai berikut:
a. Matahari (The Sun)
b. Planet-planet (The Planets)
c. Bulan (The Moon) dan satelit alam lainnya
d. Asteroid
e. Komet
a. Matahari (The
Sun) sebagai pusat tata surya
Matahari merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima
Sakti yang mempunyai fungsi dan peranan paling penting di dalam struktur tata surya.
Hal itu disebabkan matahari merupakan bagian dari tata surya yang mempunyai
ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling besar, sehingga
matahari mempunyai pengaruh yang sangat besar pula terhadap benda-benda angkasa
yang mengelilinginya.
Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di permukaannya sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000 0 C.
Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di permukaannya sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000 0 C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938)
disebabkan oleh adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat
bahwa dalam keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam
tubuh matahari akan kehilangan elektron-elektronnya sehingga menjadi inti atom yang
bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menimbulkan
tumbukan antarinti atom yang menyebabkan penghancuran sebagian
massanya (Massa Defect) dan berubah menjadi energi panas
dan cahaya yang dipancarkan ke berbagai arah.
1) Struktur
Matahari
Secara garis besar, struktur matahari terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu sebagai berikut.
a) Atmosfer Matahari
Atmosfer Matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang
berbentuk gas, yang terdiri atas dua lapisan yaitu kromosfer dan korona.
Kromosfer merupakan lapisan atmosfer Matahari bagian bawah yang terdiri atas
gas yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas
ini merupakan lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolon cahaya
berbentuk lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000 km yang
disebut Prominensa (Protuberans). Korona adalah lapisan atmosfer matahari
bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang berwarna putih atau
kuning kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer.
Lapisan atmosfer Matahari yaitu kromosfer dan korona dalam
keadaan normal tidak dapat terlihat jelas dari bumi, sebab tingkat terangnya
lebih rendah daripada lapisan permukaan Matahari. Atmosfer Matahari (Kromosfer,
Korona, dan Prominensa) hanya dapat terlihat jelas apabila bulatan matahari tertutup
oleh bulatan bulan ketika terjadi gerhana matahari total atau melalui pengamatan
dengan menggunakan alat Koronagraf.
b)
Fotosfer Matahari
Fotosfer Matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak
kekuningan yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari
seringkali terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000
km, bahkan ada yang berdiameter lebih besar daripada diameter bumi dengan
kedalaman sekitar 800 km yang disebut umbra. Di sekeliling umbra biasanya
terdapat lingkaran yang lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam
pada matahari secara keseluruhan dinamakan Sun spots.
Pergeseran sun spots pada permukaan fotosfer matahari dapatlah
dijadikan acuan atau bukti yang kuat tentang gerakan rotasi matahari yang
berlangsung sekitar 25,5 hari di bagian ekuator dan sekitar 27 hari di bagian
kutub matahari untuk satu kali putaran. Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan
kutub matahari disebabkan oleh materi dari matahari yang terdiri atas gas yang
berbeda tingkat kerenggangannya (densitas)
c) Barisfer atau
inti Matahari
Inti Matahari, adalah bagian dari matahari yang letaknya paling
dalam, berdiameter sekitar 500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.0000C.
Pada barisfer berlangsung reaksi inti beranting putar yang menyebabkan
terjadinya sintesa hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.ng beredar mengelilinginya.
2) Pergerakan
Matahari
Matahari tidaklah dalam keadaan statis, tetapi selalu bergerak
baik secara individu maupun sistem. Adapun gerakan matahari secara garis besar
terdiri atas gerak rotasi dan revolusi. Rotasi Matahari, adalah gerakan
matahari berputar pada sumbunya yang berlangsung sekitar 25,5 hari di bagian
ekuator dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari untuk satu kali putaran.
Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari disebabkan oleh materi
dari matahari yang terdiri atas gas yang berbeda tingkat kerenggangannya
(densitas). Revolusi Matahari, adalah gerakan matahari beserta
anggota-anggotanya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti.
3) Peranan Matahari
terhadap kehidupan di planet Bumi
Matahari merupakan benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri. Oleh
karena itu, matahari mempunyai peranan sangat penting, antara lain sebagai
sumber cahaya dan panas bagi planet-planet di sekitarnya termasuk planet bumi,
sehingga kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan di planet bumi dapat
berlangsung. Selain sebagai sumber panas dan cahaya, matahari mempunyai peranan
penting lainnya, yaitu sebagai pengatur variasi iklim dan cuaca di muka bumi,
sehingga memungkinkan terjadinya variasi kehidupan di muka bumi.
b. Planet-planet
(The planets)
Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai,
yang berarti pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap
bintang tidaklah tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya
sendiri, berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (Matahari).
Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit
yang beredar mengelilingi planet.
Sebelumnya, para ahli menetapkan bahwa di dalam tata surya
terdapat sembilan planet. Sembilan planet tersebut berdasarkan urutannya dari
matahari yang terdiri atas planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Sejalan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, maka berdasarkan Sidang
Umum International Astronomical Union (IAU) ke-26, pada tanggal
25 Agustus 2006 di Praha, ditetapkan delapan planet dengan mengeluarkan Planet
Pluto dari Sistem Tata Surya kita. Sementara itu, Pluto diturunkan statusnya
sebagai kategori planet kerdil bersama-sama dengan Xena dan Asteroid
Ceres.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota keluarga
planet tata surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi
baru tentang planet. Dalam resolusi tersebut, sebuah benda langit bisa disebut
planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit matahari, berukuran
cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki
jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain pada
orbit tersebut). Dari kriteria ini, planet Pluto memiliki kelemahan, antara
lain ukurannya sangat kecil dan bentuk orbitnya yang memanjang dan memotong
orbit Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari, Pluto
kadang-kadang lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut ini.
Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut.
1)
Berdasarkan massanya, planet dapat
dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
a) Planet bermassa besar (Superior planet), terdiri atas
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
b)
Planet bermassa kecil (Inferior Planet), terdiri
atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2)
Berdasarkan jaraknya ke matahari, planet dapat
dibedakan atas planet dalam dan planet luar.
a) Planet dalam (Interior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya ke matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka yang termasuk planet dalam, adalah Planet Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius ataupun Venus mempunyai
kecepatan beredar mengelilingi matahari berbeda-beda, sehingga letak atau
kedudukan planet tersebut bila dilihat dari bumi akan berubah-ubah pula. Sudut yang
dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu planet
disebut elongasi. Besarnya sudut elongasi yang dibentuk oleh garis yang
menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara 00-280,
sedangkan sudut elongasi Bumi-matahari-Venus adalah 00-500.
Berdasarkan besarnya sudut elongasi paling
besar yang dapat dicapai oleh planet tersebut, sehingga dapat dihitung lamanya
waktu planet Merkurius dan Venus terlihat dari bumi, yakni Planet Merkurius dapat terlihat dari bumi paling lama sekitar
28 / 360 × 24 jam = 1 jam 52 menit,
sedangkan Planet Venus dapat terlihat dari bumi
paling lama sekitar 50 / 360 × 24
jam = 3 jam 20 menit. Elongasi planet dalam (interior planet) dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu elongasi barat, jika posisi suatu planet
berada di sebelah barat matahari dilihat dari bumi dan elongasi timur, jika
posisi suatu planet berada di sebelah timur matahari dilihat dari bumi. Planet
Venus ataupun Merkurius yang berada pada posisi elongasi barat akan terbit
terlebih dahulu di ufuk timur pada saat matahari masih berada di bawah horizon
timur, sehingga planet tersebut terlihat berkilauan dilihat dari bumi karena
sinar matahari yang diterimanya dipantulkan kembali ke bumi. Oleh karena itu,
orang-orang di bumi menyebut Planet Venus atau Merkurius yang sedang berada
pada kedudukan elongasi barat sebagai Bintang Timur. Sebaliknya apabila
planet Merkurius atau Venus sedang berada pada posisi elongasi Timur, maka-planet-planet
itu akan memantulkan cahaya matahari beberapa saat setelah matahari terbenam di
ufuk barat, sehingga akan terlihat dari bumi sebagai Bintang Senja.
b) Planet
luar (Eksterior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya ke
matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari.
Termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Planet Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari bumi, sudut elongasi kelompok
planet luar berkisar antara 00–1800. Bila elongasi salah
satu planet mencapai 1800 hal ini berarti planet tersebut sedang
berada dalam kedudukan oposisi, yaitu kedudukan suatu planet berlawanan
arah dengan posisi matahari dilihat dari bumi. Pada saat oposisi, berarti
planet tersebut berada pada jarak paling dekat dengan bumi.
Bila elongasi salah satu planet mencapai 00
berarti planet tersebut mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu
kedudukan planet yang berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari
bumi. Pada saat konjungsi, berarti planet tersebut berada pada jarak paling jauh
dengan bumi.
Contoh soal:
1)
Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan
terbenam di ufuk barat pukul 18.00, pukul berapakah planet Merkurius akan
terbit, apabila planet tersebut sedang elongasi barat sebesar 15 0 ?
Jawab:
Diketahui :
Elongasi barat Planet Merkurius sebesar 150?
Waktu yang
diperlukan : 15 / 360 × 24 jam = 1 jam
Planet Merkurius terbit : Pukul 06.00 – 1 jam
= pukul 05.00
2)
Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan
terbenam di ufuk barat pukul 18.00, pukul berapakah Planet Mars akan terbenam,
apabila planet tersebut sedang elongasi timur sebesar 45,5 0?
Jawab :
Diketahui :
Elongasi timur Planet Mars sebesar 45,50?
Waktu yang
diperlukan : 45,5 / 360 × 24 jam = 3 jam
18 menit
Planet Mars terbenam : pukul 18.00 – 3 jam 18
menit = pukul 21.18 l
Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet
sebagai anggota tata surya.
1) Merkurius
Merkurius merupakan planet paling dekat ke matahari, jarak
rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari
sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai -2000
C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan planet ini tidak
mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya hanya
4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km). Planet ini
beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong) dengan
periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 59
hari.
2) Venus
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu
sekitar 42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu
noktah kecil yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi
atau senja hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada saat
Planet Venus berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja pada
waktu elongasi timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya
atmosfer berupa awan putih yang menyelubunginya dan berfungsi memantulkan
cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km,
diselubungi atmosfer yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan
sulfat, sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada
malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer.
Diameter planet Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari
dengan arah sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
3) Bumi (The Earth)
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak
rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar 365,25
hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur.
Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi
yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756 km hampir
sama dengan diameter Planet Venus
4) Mars
Mars merupakan planet luar (eksterior planet) yang paling dekat
ke bumi. Planet ini tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali
yaitu pada kedudukan oposisi. Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km
dari bumi, sehingga merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya
dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain
terlalu sulit diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya
yang terlalu jauh.
Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan terdapatnya
kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktu
mempelajari Mars daripada planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari sekitar 228
juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasi sekitar
24 jam 37 menit. Diameter planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790
km), diselimuti lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih
rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam,
yakni Phobos dan Deimos.
5) Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya, diameter sekitar
142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hydrogen
dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya
dengan sangat cepat yakni sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya
sekitar 11,9 tahun. Planet Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling
banyak yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang
ukurannya besar yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
6) Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter,
diameternya sekitar 120.200 km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan
revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang
arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter
273.600 km), Cincin Tengah (diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam
(diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan
oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus mempunyai atmosfer
sangat rapatterdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus
mempunyai satelit alam berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea,
Thetys, dan Dione.
7)
Uranus
Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat
diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya
sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada
planet ini searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya
seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium
dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam
yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.
Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun merupakan
planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan
cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis
dan redup.
8) Neptunus
Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling
jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km. Periode
revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48
menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak
yang lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang
beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid.
Planet Neptunus mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam
yang mempunyai lebar sekitar 15 km.
c. Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan
benda angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu lintasan
sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala komet
mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan selubung gas
yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai panjang sampai
ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Komet berekor panjang, yaitu komet
yang garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di
angkasa, sehingga berkesempatan menyerap gas-gas di daerah yang dilaluinya,
ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma
dan ekor yang sangat panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat
matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun sekali.
2)
Komet berekor
pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat
pendek sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang
dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas yang sangat
sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir
tak berekor. Contohnya Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3
tahun sekali.
Pada tahun
1705, Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531,
1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu
dari sekian banyak komet diberikan nama komet Halley. Rata-rata periode
munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet
Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley
di perkirakan kurang lebih 1.024 km. Inti dari Halley sangat gelap.
Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley
terdapat berbagai macam nama komet lainnya yang di antaranya, komet Hyakutake
dan komet Hale-Bopp.
Sekitar 251 juta tahun yang telah lalu, terjadi
kepunahan sangat besar disebabkan komet yang menabrak bumi. Kesimpulan itu
diperoleh dari atom yang terjebak di dalam kerangka molekul karbon. Tetapi belum
diketahui di mana letak tempat tabrakan komet dengan bumi tersebut. Pada saat
kejadian bumi masih berupa satu benua raksasa (Pangea). Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi
jalur komet atau asteroid yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu yang ada
pada saat itu terdapat molekul karbon rumit yang disebut fullerene berisi
isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya 60
atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak. Para peneliti memperkirakan
komet tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau komet sebesar ini yang
memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu.
Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua
faktor. Jika berukuran kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika
berukuran lebih besar dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan
ke seluruh dunia.
d. Asteroid
Asteroid atau planetoid adalah benda-benda langit berukuran
kecil yang bergerak mengelilingi matahari. Sebagian besar asteroid ditemukan
antara orbit Mars dan Jupiter. Dalam orbit ini, terdapat lebih dari 1.150
asteroid yang memiliki diameter lebih dari 30 km. Dalam tata surya kita,
diperkirakan terdapat 30.000 asteroid, dan 6.000 di antarnya telah diketahui
dengan pasti orbitnya.
e. Meteor dan
meteorit
Meteor, adalah benda angkasa berupa pecahan batuan yang jatuh masuk ke
dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi akan terjadi
gesekan dengan udara, sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar.
Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi
disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar seringkali
menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah meteorit,
contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265
m.
Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi
dua kelompok meteorit, yaitu sebagai berikut.
1) Meteorit batu, yaitu
meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas kalsium dan
magnesium.
2) Meteorit logam, yaitu
meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas ferum dan nikel.
f.
Bulan (The moon)
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar
mengelilingi bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena
itu, bulan disebut sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut).
Diameternya ± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak
rata-rata ke bumi sekitar 384.000 km. Periode revolusi bulan terhadap bumi
sekitar 27,3 hari, sedangkan periode rotasinya tepat sama dengan revolusinya
yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris, yaitu peredaran bulan mengelilingi
bumi dalam suatu lingkaran penuh (3600). Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu lingkaran penuh, apabila
posisi bulan terhadap bintang adalah tetap, atau jika dilihat dari bumi posisi
bulan telah kembali pada keadaan semula. Bulan merupakan benda angkasa sangat
kecil gravitasinya, hanya 1/6 gravitasi bumi, akibatnya bulan tidak mampu
mengikat atmosfer.
Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi
sangat sunyi karena tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara.
Akibat lainnya adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat panas,
yakni dapat mencapai 1000 C, sedangkan pada bagian bulan yang mengalami malam
hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat mencapai -1500 C.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan.
Pergerakan bulan dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut
yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan.
Perubahan sudut itu mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat
dari bumi yang disebut fase bulan. Apabila bulan berada pada posisi
terdekat ke matahari maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak
gelap, keadaan
seperti itu disebut fase bulan baru.
Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak
bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah,
bulan tiga perempat, kemudian bulan purnama. Setelah tercapai
fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase
gelap atau bulan baru.
3. Gerhana
Bumi dan bulan merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai
cahaya sendiri. Tanpa adanya cahaya matahari yang dipantulkan oleh bumi maupun bulan,
maka bumi tidak akan kelihatan dari bulan demikian juga bulan tidak akan
kelihatan dari bumi. Apabila dalam peredarannya, baik bumi maupun bulan berada
dalam suatu garis lurus dengan matahari maka memungkinkan terjadinya gerhana
matahari atau gerhana bulan.
a. Gerhana matahari
Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi akibat
bayang-bayang bulan mengenai bumi, artinya cahaya matahari yang menuju bumi
pada siang hari terhalang oleh bulatan bulan.Oleh karena diameter bulan tidak
lebih besar daripada diameter bumi maka gerhana matahari hanya terjadi pada
sebagian kecil permukaan bumi saja dan hanya berlangsung kurang lebih 7 menit.
b. Gerhana bulan
Gerhana bulan, adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang
bumi mengenai bulan, artinya cahaya matahari yang menuju bulan pada malam hari terhalang
oleh bulatan bumi. Karena diameter bumi lebih besar daripada diameter bulan,
seluruh bulatan bulan akan tertutup oleh bulatan bumi, sehingga ketika terjadi
peristiwa gerhana bulan maka seluruh permukaan bumi yang pada saat itu sedang
malam hari akan akan mengalami gerhana bulan yang berlangsung kurang lebih 1
jam 40 menit.
B. JAGAT RAYA
Pernahkah kamu memikirkan tentang proses terbentuknya alam
semesta atau jagat raya ini? Tuhan telah menganugrahkan kita akal untuk
berfikir tentang apa yang ada di bumi dan di langit sebagai ciptaan-Nya. Walau
sampai saat ini, masih banyak sisi gelap dari penciptaan alam semesta ini yang
belum diketahui manusia.
Orang melihat kenyataan bahwa matahari dikelilingi oleh
planet-planet yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan
lintasannya hampir berimpit. Arah peredaran semua planet itu adalah sama, yaitu
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Jika kita memandangnya dari Kutub
Utara, ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi
matahari dan juga arah satelit-satelit pada planet. Arah seperti ini merupakan arah
negatif, sedangkan arah benda langit yang berlawanan arah dengan arah tersebut
dinamakn arah positif, seperti arah peredaran matahari terbit dari timur
dan terbenam di barat, jika kita mengamatinya dari bumi.
Melihat kenyataan tersebut, para ahli di bidangnya menggunakan
hukum yang berlaku bagi benda yang berputar untuk menganalisis kejadian yang berlaku
di alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tata surya terbentuk dari
material purba yang berputar dengan arah seperti di atas, arah negatif. Sekalipun
pada kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah yang umum.
1. Teori
terbentuknya jagat raya
Terdapat dua teori utama yang mendasari terjadinya alam semesta
atau jagat raya ini, yaitu teori ledakan besar dan teori mengembang
dan memampat, sebagai berikut.
a. Teori ledakan
besar (The big bang theory)
Menurut teori ledakan besar, jagat raya berawal dari adanya
suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis besar pula yang mengalami
ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika
terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan terpental
menjauhi pusat ledakan. Setelah milyaran tahun kemudian, bagian-bagian yang
terpental itu membentuk kelompok-kelompok yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi.
b. Teori mengembang
dan memampat (The oscillating theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan
konstraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus
materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh
adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap
ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya
galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat
yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah
tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian
memampat lagi.
2. Galaksi dalam
jagat raya
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem yang
terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi
oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya
secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem
yang terdiri atas bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, yang anggotanya
mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas
milyaran bintang-bintang yang mempunyai ukuran, warna, dan karakteristik yang
sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak
beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan
galaksi-galaksi tersebut. Galaksigalaksi yang diamati dan dipelajari oleh para
astronom sejauh ini terdiri atas sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips,
dan 5% galaksi tak beraturan. Namun bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi
yang paling banyak terdapat di alam semesta ini.
Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini
adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan
menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja
galaksi tipe ini banyak yang redup, sehingga sulit untuk diamati.
a. Galaksi spiral
(Spiral galaxy)
Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang.
Mungkin karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata
galaksi, biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk
galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang
galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi
yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua.
Bintang-bintang tua terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti
galaksi.
Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah
puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul
berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama
dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang
berada di bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti
materi antarbintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi
spiral adalah bagian yang paling padat.
Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius,
tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, sebab materi antarbintang banyak
menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar
daripada galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah menyebabkan
galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral bergantung
pada massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral
sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya
semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Ukuran Andromeda ini sedikit lebih besar daripada Bima Sakti. Galaksi Andromeda
dan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini
sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya
memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti bahwa cahaya yang kita terima dari
galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang
menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak ini dalam ukuran
astronomi masih terhitung dekat, jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh lebih
fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
b. Galaksi elips
(Elliptical galaxy)
Galaksi berbentuk elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah
galaksi yang telah dikenal. Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar
yang berbentuk lonjong (elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relative terang.
Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter.
c. Galaksi tak
beraturan (Irregular galaxy)
Galaksi yang tidak mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips
disebut galaksi tak beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti
suatu kumpulan bintang dan benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak
beraturan.
Contohnya Galaksi Magellan
3. Galaksi Bima
Sakti (The Milky Ways Galaxy)
Galaksi kita termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram
dengan garis tengah kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang
lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya
(6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi
berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices,
sedangkan kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan
spiral Carina Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat
galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100
biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, maka
kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya disatukan.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu
satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan
menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah
9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 × 9,5
juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di
belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak yaitu tahun
cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun
cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar
30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang
istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima
Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu
bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat
dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha
Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak
antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah
pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi di alam semesta ini.
Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500
cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Jadi,
tidak salah jika kita mengira bahwa jika mempunyai teleskop yang lebih besar, kita
akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik,
para astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta.
Bercakbercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti.
Dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula
spiral. Harlow Shapley dan George Ellery Hale, merupakan dua
orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Shapley
telah mengembangkan metode untuk mengukur diameter Bima Sakti, sedangkan Hale,
amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar, yang digunakan
untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa merekalah, sehingga kita
mengetahui bahwa yang semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi yang juga
seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai milyaran bintang, dan
berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Melalui jalan yang telah
mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari sekian banyak
galaksi yang bertebaran di alam semesta yang amat luas ini.
4. Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu
kumpulan sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai suatu
materi cikal bakal terbentuknya suatu sistem bintang, seperti system bintang
matahari atau biasa disebut tata surya. Nebula yang terkenal, antara lain
Nebula Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di rasi
Sagitarius
5. Rasi bintang
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan
letaknya berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya
Rasi Bintang Pari (Crux) merupakan kumpulan dari empat bintang yang
letaknya berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi
Bintang Pari, nama-nama rasi bintang lainnya antara lain Rasi Bintang Orion,
Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Di sekitar Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit
terdapat 12 rasi bintang yang disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada
di sekitar ekliptika adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra,
Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces
6. Bintang (The
star)
Bintang adalah benda angkasa berbentuk bulat yang mempunyai
cahaya sendiri. Salah satu bintang yang paling kita kenal adalah bintang
Matahari (The Sun Star), nama-nama bintang lainnya yaitu Polaris,
Antares, Aldebaran, Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus, Phoenix, Carina,
dan lain-lain.
Derajat terang atau tingkat kecemerlangan bintang disebut magnitudo.
Magnitudo Bintang dihitung mulai dari 1 sampai 6. Bintang yang magnitudonya 1
lebih terang 2,5 kali daripada bintang yang bermagnitudo 2, dan seterusnya. Bintang
pada tingkat kecemerlangan lebih terang daripada bintang bermagnitudo 1 diberi
tanda – (minus). Matahari sebagai salah satu bintang mempunyai magnitudo
sekitar – 26,8, artinya matahari merupakan bintang yang sangat cemerlang bila
dilihat dari bumi. Hal ini dikarenakan letaknya paling dekat dengan bumi,
sedangkan bintang yang sangat jauh dan hampir tidak terlihat oleh mata disebut bintang
bermagnitudo 6.
Ringkasan
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat
dikelompokan menjadi beberapa teori yaitu Teori Nebula (Kant dan Laplace),
Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlain), Teori Pasang Surut (Jeans dan
Jeffreys), Teori Bintang Kembar (Lyttleton), dan Teori Awan Debu (Weizsaecker
dan Kuiper).
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama tata surya
adalah Matahari (The Sun), Planet-planet (The Planets), Bulan (The
Moon) dan satelit alam lainnya, Asteroid, dan Komet.
Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya jagat raya dikemukakan
dengan beberapa teori yaitu teori ledakan besar (Big Bang Theory), Teori
Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory). Menurut Teori Big
Bang, jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan berat
jenis besar pula yang mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya
reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa
tersebut berserakan terpental menjauhi pusat ledakan. Setelah milyaran tahun
kemudian bagian-bagian yang terpental itu membentuk kelompok-kelompok yang kita
kenal sebagai galaksi-galaksi.
Berdasarkan bentuknya, galaksi dibedakan menjadi tiga bentuk
utama, yaitu Galaksi Spiral (Spiral Galaxy), Galaksi Elips (Elliptical
Galaxy), dan Galaksi Tak Beraturan (Irregular Galaxy). Dua belas
Rasi bintang yang ada di sekitar ekliptika adalah Aries, Taurus, Gemini,
Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan
Pisces
Glosarium
Aphelium : titik pada
lintasan planet yang jaraknya terbesar dari
matahari.
Asteroid : benda langit yang ukurannya lebih kecil daripada planet dan
sebagian besar beredar di antara lintasan Jupiter dengan Mars, dinamakan juga planetoid.
Azimut : busur pada horizon diukur dari Selatan atau Utara bearah sama
dengan arah putaran jarum jam sampai proyeksi benda langit pada horizon.
Cluster : kumpulan bintang di dalam jagat raya.
Eksentrisitas : ukuran kelonjongan elips sama dengan
perbandingan antara jarak dua fokus elips itu dengan panjang sumbu panjangnya.
Elongasi : sudut yang diapit garis penghubung bumi-matahari dan bumi-planet.
Elongasi barat, jika letak planet di sebelah barat matahari dilihat dari bumi.
Elongasi 00 = konjungsi dan elongasi 1800 = oposisi.
Fase : bentuk bulan yang tampak dari bumi, terdiri atas bulan baru,
sabit, perbani, benjol (gibbous dan purnama). Planet juga mempunyai perubahan
fase, misalnya Venus mempunyai fase sabit ketika menjadi bintang timur.
Inferior : planet-planet yang lintasannya di sebelah dalam lingkaran lintasan
bumi, yaitu Merkurius dan Venus.
Kromosfer : bagian matahari di sekeliling fotosfer di sebelah dalam korona.
Magellan : galaksi kecil yang paling dekat dengan galaksi Bimasakti dan
tampak di belahan langit selatan.
Nebula : benda langit menyerupai gumpalan awan terdiri atas gas dan
debu terdapat di antara bintang-bintang.
Paralaks
bintang : beda lihat sudut yang diapit garis hubung antara sebuah bintang
dengan kedua ujung jari-jari lintasan bumi. Paralaks bintang yang terbesar
terdapat pada bintang terdekat, yaitu Alpha Centauri, besarnya 0,760 jarak bintang
itu 4,5 tahun cahaya.
Polaris : bintang terbesar pada Rasi Ursa Major yang terletak hampir
tepat pada Kutub Langit Utara dewasa ini dalam period 26.000 tahun.
Reflektor :eleskop yang dilengkapi cermin cekung yang merefleksikan (mantulkan)
cahaya benda langit untuk diamati pada fokus cermin tersebut. Teleskop terbesar
jenis ini bergaris tengah 200 inci terdapat di Observatorium Mount Palomar.
Refraktor : teleskop yang dilengkapi lensa objektif dan lensa okuler yang
membiaskan cahaya benda langit sebelum sampai ke mata pengamat.
Retropad : gerakan planet di antara bintang-bintang berarah timur barat,
berlawanan dengan arah yang lazim yaitu ketika planet superior dalam aspek
sekitar oposisi.
Revolusi : gerakan bumi berputar pada sumbunya dengan arah negatif
(barat-timur) dalam periode satu hari siderik (23 jam 56 menit).
Siderik : period gerakan semu bulan (dilihat dari bumi) dari kedudukan
searah dengan sebuah bintang sampai searah lagi dengan bintang tersebut. 1
bulan siderik = 27 sepertiga hari.
Sinodik : periode gerakan semu bulan dari kedudukan searah dengan
matahari sampai searah lagi dengan matahari. 1 bulan sinodik = 29,5 hari,
tepatnya 29 hari 12jam 44 menit 3 detik, digunakan untuk perhitungan tarikh bulan.
Tahun siderik : periode peredaran semu tahunan matahari dari kedudukan searah
dengan sebuah bintang sampai searah lagi dengan bintang tersebut = 365 hari 6
jam 9 menit 10 detik.
Tahun tropic : period peredaran semu tahunan matahari dari kedudukan searah
dengan titik musim semi (titik Aries) sampai searah lagi dengan titik tersebut
= 365 hari 5 jam 58 menit 46 detik; digunakan untuk perhitungan tarikh matahari
seperti Tarikh Masehi.
Teleskop : teropong yang digunakan untuk mengamati benda langit. Berdasarkan
cara pemasangannya dikenal macammacam teleskop, misalnya teropong meridian,
pesawat pelaluan, pesawat universal, dan teropong ekuatorial.
Umbra : kerucut bayang-bayang gelap bulan atau bumi di bagian belakang
benda langit itu terhadap matahari. Dari dalam umbra sama sekali tidak dapat
melihat matahari. Bayangbayang semu sekeliling umbra dinamakan penumbra.
Zodiak : susunan dua belas rasi bintang sepanjang ekliptika, yaitu
Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius,
dan Pisces
Kegiatan
kelompok
1.
Buatlah kelompok belajar di dalam kelas kamu
dengan masing-masing kelompok berjumlah 3 - 4 orang!
2.
Carilah
artikel atau berita tentang hasil seminar di Praha tanggal 25 Agustus 2006 yang
berhubungan dengan keluarnya Planet Pluto dari sistem tata surya. Kemudian
analisis oleh kelompok kamu alasannya!
3.
Cari contoh rasi bintang yang bergambar pada
majalah, buku astronomi atau sumber lain. Kemudian secara berkelompok, buatlah
gambar berukuran paling kecil 50 cm × 60 cm. Tiap kelompok membuat satu gambar.
Tugas mandiri
1. Gunakanlah peta perbintangan untuk mengamati langit ketika malam
hari yang cerah tanpa bulan. Mula-mula, cari rasi Salib Selatan (Crux) di
langit sebelah selatan, lalu berturut-turut ke arah atas, cari juga Centaurus
(dicirikan oleh Alpha Centauri yang paling terang di sebelah timur Crux), Virgo
(dicirikan oleh Spica), Scorpio (ada Antares di perutnya), dan Sagitarius (di
sebelah timur Scorpio).
Jika mungkin kunjungilah Planetarium Jakarta. Di sana kamu akan
mendapattambahan pengetahuan tentang perbintangan. Untuk yang tinggal di
Bandung dan sekitarnya, kamu bisa mengunjungi Observatorium Boscha, Lembang.
UJI KOMPETENSI
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1.
Tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Tokoh yang mengemukkannya adalah ....
a. Immanuel
Kant d.
Moulton dan Chamberlain
b. Jeans dan
Jeffereys e.
Karl Ritter
c. Lyttleton
2. Berikut ini yang
merupakan inti teori awan debu tentang pembentukan tata surya, ialah ....
a. tata surya berasal dari nebula yang sangat luas dan bersuhu
tinggi yang berputar sangat lambat
b. tata surya
berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang mengelilingi inti
c. tata surya
berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat
d. tata surya
berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas
e. tata surya merupakan pusat dari planet dan
benda angkasa lainnya
3. Di bawah ini yang tidak memiliki pengertian sama dengan satu bulan
sideris, ialah ....
a. peredaran
bulan mengelilingi bumi.
b. period gerakan semu bulan (dilihat dari bumi) dari kedudukan
searah dengan sebuah bintang sampai searah lagi dengan bintang tersebut.
c. bulan
sebagai satelit alam beredar mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh
(3600).
d. 1 bulan
siderik = 27,3 hari.
e. period
gerakan semu bulan dari kedudukan searah dengan matahari sampai searah lagi
dengan matahari.
4. Atmosfer matahari
terdiri atas dua lapisan yaitu ....
a. kromosfer
dan korona
b. kromosfer
dan prominences
c. korona dan
sunspots
d. korona dan
black hole
e. prominences dan sunspots
5. Gerakan matahari berputar pada sumbunya yang
berlangsung 25,5 hari di bagian equator dan sekitar 27 hari di bagian kutub,
disebut ....
a. rotasi
matahari d.
gerak positif matahari
b. revolusi
matahari e.
elongasi
c. gerak semu matahari
6. Berikut ini adalah
planet-planet yang dikelompokkan ke dalam superior planet, kecuali ....
a. jupiter d.
uranus
b. neptunus e.
merkurius
c. saturnus
7. Kumpulan planet,
bintang, meteor, dan benda-benda langit yang lain, disebut ....
a. matahari d.
jagat raya
b. rasi e.
galaksi
c. revolusi
8. Jagat raya terbentuk dari hasil ledakan
karena adanya reaksi pada inti massa. Pernyataan ini merupakan inti dari teori
....
a. big bang
theory d.
oscillating theory
b. nebulae
theory e.
planetesimal theory
c. teori kabut
9. Galaksi Andromeda dan
Galaksi Bima Sakti termasuk jenis galaksi ....
a. spiral d.
elips
b. tak
beraturan e.
Milky way
c. lingkaran bulat
10. Benda langit yang memancarkan cahaya dan panasnya sendiri
disebut ....
a. bintang d.
rasi
b. galaksi e.
asteroid
c. bulan
11. Persepsi yang mengemukakan bahwa pusat jagat raya adalah
matahari yaitu ....
a. asimetris d.
geometris
b. geosentris
e.
heliosentris
c. meteoris
12. Komet yang terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu,
dinamakan ....
a. komet
Encke d.
komet Halley
b. komet
Kohoutek e.
komet Hale-Bopp
c. komet
Berekor Pendek
13. Pusat galaksi Bimasakti terletak pada rasi ....
a. Sagitarius
d.
Pisces
b. Virgo e.
Leo
c. Scorpio
14. Kabut
atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas disebut ....
a. nebulae d.
galaksi
b.
prominences e.
korona
c. lunar
15. Galaksi kecil
yang paling dekat dengan galaksi Bimasakti dan tampak di belahan langit selatan
dinamakan ....
a. Milky Way d.
Magellan
b. Andromeda e.
Neptunus
c. Rasi bintang
II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Jelaskan proses pembentukan jagat raya berdasar pada Big Bang
Theory.
2. Apa yang dimaksud galaksi dalam ilmu astronomi?
3. Sebutkan perbedaan dan persamaan antara teori planetesimal
dengan teori pasang surut!
4. Sebutkan klasifikasi planet berdasarkan massanya dan jaraknya
ke matahari.
5. Jelaskan konsep elongasi, konjungsi, dan oposisi planet!
6. Mengapa planet dinamakan bintang pengembara?
7. Apa sebabnya ekor komet selalu menjauh dari matahari?
8. Apakah saat ini planet Pluto termasuk sistem tata surya?
Berikan alasanmu!
9. Tulislah
dua kenyataan alam yang menjadi landasan bagi para ahli astronomi untuk
menciptakan hipotesisnya tentang jagat raya!
10. Sudahkah kamu melihat meteorit? Di manakah kamu melihatnya?
Refleksi
1. Setelah kamu membaca dan mempelajari sejarah
pembentukan tata surya dan jagat raya pada bab ini. Bagaimana tanggapan kamu?
2. Manfaat apa yang dapat kamu lakukan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan terhadap segala fenomena di alam semesta ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar