PENGINDERAAN
JAUH
(Sumber: Laboratorium Geografi-UPI, 2006)
Setelah
mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
• menjelaskan pengertian penginderaan jauh
• membedakan unsur-unsur citra penginderaan jauh
•
mengidentifikasi pemanfaatan citra penginderaan jauh
Pada bab terdahulu, kita sudah mempelajari tentang peta sebagai
salah satu alat geografi yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran atau
informasi tentang permukaan bumi. Dewasa ini, kemajuan teknologi telah banyak
membantu manusia dalam upaya menyelidiki keadaan Planet Bumi dengan segala
isinya. Sebelum teknologi penerbangan dan satelit berkembang, manusia sangat
terbatas untuk dapat melihat permukaan bumi dalam cakupan yang lebih luas. Akan
tetapi, setelah kedua teknologi tersebut berkembang pesat yang diikuti oleh perkembangan
teknologi foto dan scanning, manusia dapat melihat permukaan bumi dalam
jangkauan yang lebih luas. Semua teknologi yang terkait dengan pengamatan
permukaan bumi tersebut dikenal dengan teknologi penginderaan jauh.
Pada bab ini, kamu akan mempelajari tentang penginderaan jauh
sebagai alat lainnya dalam ilmu geografi yang dapat merekam informasi tentang
Bumi. Sehingga diharapkan kamu dapat menjelaskan hakekat penginderaan jauh dan
unsur-unsurnya, serta mampu mengidentifikasi pemanfaatannya dalam berbagai
sektor kehidupan.
Sebelum mempelajari penginderaan jauh, coba kamu pahami terlebih dulu
tentang perbandingan dua gambar berikut!
Dari kedua contoh gambar tersebut merupakan rekaman permukaan
bumi di daerah Pantai Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Permukaan bumi yang direkam
pada gambar (a), apabila dipetakan maka akan seperti pada gambar (b). Bagaimana
menurut Anda tentang kedua gambar tersebut dalam merekam informasi permukaan
bumi? Berikan tanggapannya!
Kata Kunci : Penginderaan
jauh, citra, sensor, wahana, interpretasi
A. HAKIKAT
PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh atau disingkat inderaja, berasal
dari bahasa Inggris yaitu remote
sensing. Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan
teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi. Akan tetapi,
seiring dengan perkembangan iptek, ternyata inderaja seringkali berfungsi sebagai
suatu ilmu. Everett dan Simonett mengemukakan bahwa hakikat penginderaan jauh sebagai suatu ilmu,
karena terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat menganalisis informasi
tentang permukaan bumi. Ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu
lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan, dan sebagainya.
Adapun ahli lainnya, yaitu Lillesand and Kiefer (1990),
berpendapat bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena yang dikaji.
Maksud dari alat yang tidak kontak langsung ialah alat yang
digunakan pada saat perekaman objek tidak terdapat di permukaan bumi. Alat
tersebut berada di angkasa maupun luar angkasa. Alat tersebut dinamakan sensor. Untuk membantu sensor berada di angkasa pada
saat perekaman objek dinamakan wahana. Wahana yang digunakan seperti satelit, pesawat udara, balon
udara, gantole, dan sebagainya. Sensor menghasilkan data yang dinamakan citra. Hasil perekaman objek pada citra ialah
berupa foto udara dan foto serta citra satelit. Hasil perekaman objek pada
citra ialah berupa foto udara dan foto serta citra satelit.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu
objek yang diamati, hasil liputan, dan atau rekaman suatu alat pemantau.
Misalnya, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu
merupakan citra bunga tersebut.
Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat
sensor lain. Adapun menurut Simonett, dan kawan-kawan, citra adalah gambar rekaman suatu objek
(biasanya berupa gambaran pada foto) yang diperoleh dengan cara optik,
elektroptik, optik-mekanik, atau elektromekanik.
Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah, yaitu “image” dan
“imagery”, yang berarti citra dalam bahasa Indonesia. Data citra masih
merupakan data mentah. Agar dapat dimanfaatkan, maka citra harus
diinterprestasikan atau diterjemahkan atau ditafsirkan terlebih dahulu.
Penggunaan jasa penginderaan jauh meningkat dengan pesat pada
lima dasawarsa terakhir ini. Hal tersebut didasarkan pada beberapa alasan,
antara lain sebagai berikut:
1. Hasil
penginderaan jauh dapat menggambarkan objek permukaan bumi yang relatif
menyerupai, lengkap, dan dapat meliputi daerah yang luas.
2. Dapat diinterpretasi secara tiga dimensi
dengan bantuan alat stereoskop (lihat gambar 3.4 dan 3.5).
3. Objek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam
bentuk hasil penginderaan jauh, terutama dengan bantuan gelombang inframerah
termal yang digunakan pada saat perekaman.
4. Data yang dihasilkan relatif cepat dan
menjangkau daerah-daerah yang sulit dijelajahi melalui jalur darat.
5. Dapat
menginterpretasi daerah bencana dan kandungan sumber daya alam suatu daerah.
6. Hasil penginderaan
jauh dapat dibuat ulang dalam waktu singkat.
Mengapa penginderaan jauh dipelajari dalam geografi? Penginderaan jauh
merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan data permukaan bumi. Data tentang
permukaan bumi merupakan objek kajian ilmu geografi. Dengan demikian,
penginderaan jauh sangat diperlukan dalam ilmu geografi.
B. SISTEM
PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas
beberapa komponen. Komponen-komponen dan interaksi antarkomponen dalam system penginderaan
jauh akan diuraikan sebagai berikut.
Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah uang diterima pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim
1. Tenaga untuk penginderaan
jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak
jauh dengan menggunakan sensor buatan. Untuk itu, diperlukan tenaga penghubung yang
membawa data tentang objek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam
dengan 3 (tiga) cara, dengan variasi sebagai berikut:
a. Distribusi daya (force)
Contoh, gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan
gaya tarik bumi.
b. Distribusi gelombang bunyi
Contoh, sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam
air.
c. Distribusi gelombang elektromagnetik
Contoh, kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
pantulan sinar. Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara
tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi matahari, tetapi
jika perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibuat tenaga buatan yang
dikenal sebagai tenaga pulsa.
Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif. Hal ini
didasarkan karena pada saat perekaman pada malam hari diperlukan bantuan
tenaga. Proses perekaman objek tersebut melalui pancaran tenaga buatan yang
disebut tenaga pulsa berkecepatan tinggi, karena pada saat pesawat bergerak tenaga pulsa yang
dipantulkan oleh objek direkam. Oleh karena tenaga pulsa memantul, pantulan yang
tegak lurus memantulkan tenaga yang banyak, sehingga rona yang terbentuk akan
berwarna gelap. Sementara tenaga pantulan pulsa radar relatif kecil, sehingga
rona yang terbentuk akan cerah. Sensor yang tegak lurus dengan objek (membentuk
objek gelap) disebut near range, sedangkan yang membentuk sudut jauh dari pusat perekaman disebut
far range.
Sumber tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh yaitu matahari, sebagai
sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik
pengambilan data objek. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah
disebut penginderaan jauh sistem
pasif. Radiasi matahari yang
terpancar ke segala arah, terurai menjadi berbagai panjang gelombang (λ): mulai dari panjang gelombang dengan unit terkecil (pikometer) sampai dengan
unit terbesar (kilometer).Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah uang diterima pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim
2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga
hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi
dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang
mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela
atmosfer yang paling awal dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam
penginderaan jauh hingga sekarang ialah spectrum tampak yang dibatasi oleh
gelombang 0,4 μm hingga 0,7 μm.
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian
mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh
butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses
penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan.
3. Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan
merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.
Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin
kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin baik kualitas sensor itu, dan semakin baik resolusi
spasial citra.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan ke dalam sensor fotografik dan sensor elektronik.
1) Sensor
fotografik
Proses perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga
elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan
menghasilkan foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana
lainnya, fotonya disebut foto udara. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa atau menggunakan
satelit, fotonya disebut citra satelit
atau foto satelit.
2) Sensor
elektronik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal
elektrik. Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor
lainnya. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses
menjadi data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesan
agar menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) dengan memotret data yang direkam menggunakan
pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada layar monitor;
b) dengan memotret data menggunakan film perekam
khusus. Hasilnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamnya, tapi film di
sini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, sehingga hasilnya disebut citra penginderaan jauh.
4. Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat
pemantauannya, wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1) Pesawat
terbang rendah sampai medium (Low to medium
altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai
9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra foto (foto udara).
2) Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), dengan
ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan
yaitu foto udara dan multispectral
scanners data.
3) Satelit, dengan ketinggian antara 400 km
sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit.
5. Perolehan data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
interpretasi secara visual. Selain itu, dapat pula dengan cara numerik atau
digital yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya
diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara
elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara numerik.
Interpretasi citra
Di dalam penginderaan jauh, interpretasi citra merupakan langkah
yang harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi dari citra untuk
dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett (1975),
interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Jadi, di dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya
mengenali objek melalui tahapan kegiatan: deteksi, identifikasi, dan analisis.
1) Deteksi
Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang
tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu
objek. Misalnya, objek berupa savana.
2) Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang
tergambar pada citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam
oleh sensor dengan menggunakan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat
dikenali, yaitu ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal.
a) Ciri spektral, merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain:
(1) Karakteristik objek (permukaan kasar atau halus).
(2) Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).
(3) Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup, dan gelap).
(4) Keadaan cuaca (cerah atau mendung).
(5) Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi).
(6) Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember).
b) Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:
(1) Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus. Misalnya: hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus.
(2) Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh: gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang; gunung api misalnya berbentuk kerucut.
(3) Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contoh, lapangan olah raga sepak bola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap.
(4) Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh, pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
(5) Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan; persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah; dan sebagainya.
(6) Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan; cerobong asap dan menara tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.
(7) Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Contoh, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
a) Ciri spektral, merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain:
(1) Karakteristik objek (permukaan kasar atau halus).
(2) Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).
(3) Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup, dan gelap).
(4) Keadaan cuaca (cerah atau mendung).
(5) Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi).
(6) Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember).
b) Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:
(1) Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus. Misalnya: hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus.
(2) Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh: gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang; gunung api misalnya berbentuk kerucut.
(3) Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contoh, lapangan olah raga sepak bola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap.
(4) Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh, pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
(5) Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan; persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah; dan sebagainya.
(6) Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan; cerobong asap dan menara tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.
(7) Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Contoh, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
c) Ciri temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat
perekaman. Misalnya; rekaman sungai pada saat musim hujan tampak cerah, sedangkan
pada saat musim kemarau tampak gelap. Pada dasarnya interpretasi citra terdiri
atas dua kegiatan utama, yaitu perekaman data citra dan penggunaan datanya
untuk tujuan tertentu. Perekaman data citra berupa pengenalan objek dan unsur
yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik, dan
peta tematik.
Urutan kegiatan melalui tahapan sebagai berikut:
Urutan kegiatan melalui tahapan sebagai berikut:
(1) menguraikan atau memisahkan objek yang memiliki rona
berbeda;
(2) ditarik garis batas/deliniasi bagi objek yang memiliki rona
sama;
(3) setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan
unsur temporalnya;
(4) objek yang sudah dikenali, diklasifikasi sesuai dengan
tujuan interpretasinya;
(5) digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara;
(6) untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya, dilakukan
pengecekan medan (lapangan);
(7) interpretasi akhir berupa pengkajian atas pola atau susunan
keruangan (objek);
(8) dipergunakan sesuai tujuannya.
Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori,
dan analisisnya digunakan untuk penginderaan jauh; sedangkan untuk penelitian terapan,
data yang diperoleh dari citra digunakan untuk analisis dalam bidang tertentu.
Pengenalan objek dalam menginterpretasi citra merupakan bagian
yang sangat penting. Tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek
yang tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis. Prinsip pengenalan objek
pada citra didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.
Selain delapan unsur di atas (rona, tekstur, bentuk, ukuran,
pola, situs, bayangan, dan asosiasi) dalam menginterpretasi citra, juga tidak
kalah pentingnya mengenal bentuk fisik foto udara dan menentukan skalanya.
Bentuk fisik foto udara adalah persegi dengan ukuran standar 23
cm × 23 cm. Setiap lembaran foto udara memiliki informasi tepi, yaitu sebagai
berikut.
1) Tanda fiducial, yaitu titik tengah pada setiap tepi foto udara.
2) Titik prinsipal, yaitu representasi dari posisi kamera yang tegak lurus terhadap objek permukaan bumi. Titik prinsipal merupakan titik tengah yang diperoleh dari pertemuan garis lurus yang ditarik dari setiap titik fiducial.
3) Waterpass, untuk mengetahui tegak atau miringnyaobjek yang direkam. Jika dalam informasi waterpass terliht lebih kecil dari angka 3, foto udara dianggap tegak.
4) Jam terbang, yaitu informasi tentang waktu pemotretan dilakukan. Jam terbang dapat menunjukkan arah mata angin dari foto udara.
5) Fokus kamera, yaitu untuk mengetahui panjang fokus kamera yang digunakan dalam menghitung skala foto udara. Fokus kamera dinyatakan dalam satuan milimeter.
6) Altimeter, yaitu informasi untuk mengetahui ketinggian pesawat pada objek yang dipotret. Satuan yang digunakan yaitu meter dan kilometer.
7) Informasi lembaga, yaitu nama lembaga yang melakukan pemotretan.
8) Nomor foto udara, yaitu untuk menyatakan lembar atau jalur terbang daerah pemotretan.
1) Tanda fiducial, yaitu titik tengah pada setiap tepi foto udara.
2) Titik prinsipal, yaitu representasi dari posisi kamera yang tegak lurus terhadap objek permukaan bumi. Titik prinsipal merupakan titik tengah yang diperoleh dari pertemuan garis lurus yang ditarik dari setiap titik fiducial.
3) Waterpass, untuk mengetahui tegak atau miringnyaobjek yang direkam. Jika dalam informasi waterpass terliht lebih kecil dari angka 3, foto udara dianggap tegak.
4) Jam terbang, yaitu informasi tentang waktu pemotretan dilakukan. Jam terbang dapat menunjukkan arah mata angin dari foto udara.
5) Fokus kamera, yaitu untuk mengetahui panjang fokus kamera yang digunakan dalam menghitung skala foto udara. Fokus kamera dinyatakan dalam satuan milimeter.
6) Altimeter, yaitu informasi untuk mengetahui ketinggian pesawat pada objek yang dipotret. Satuan yang digunakan yaitu meter dan kilometer.
7) Informasi lembaga, yaitu nama lembaga yang melakukan pemotretan.
8) Nomor foto udara, yaitu untuk menyatakan lembar atau jalur terbang daerah pemotretan.
Agar lebih jelas tentang bagian-bagian dari bentuk fisik foto
udara, kamu dapat mengetahuinya dari gambar 3.9 berikut.
Untuk mengetahui skala foto udara yang akan digunakan, maka
perlu diamati mengenai penggunaan kamera.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa panjang fokus berbanding
dengan jarak kamera terhadap objek, panjang film berbanding dengan jarak datar di
foto. Karena itu, skala dperoleh dari perbandingan antara jarak di foto dan
jarak datar di lapangan. Penentuan skala pada foto udara, dapat diformulasikan
melalui rumus:
Contoh:
Perekaman objek dengan menggunakan kamera yang memiliki panjang focus
14,7 mm (f). Tinggi terbang pesawat 7000 meter di atas permukaan laut (H) dan
ketinggian objek 1200 meter di atas permukaan laut (h). Berapakah skala foto
udara tersebut?
Perhitungan skala di atas, dilakukan dengan membandingkan
panjang fokus dengan tinggi terbang dari objek. Tetapi bila pada foto udara
tidak dicantumkan ketinggian terbang, maka perhitungan skala dapat ditentukan dengan
membandingkan jarak di foto udara dengan jarak datar di lapangan, menggunakan
rumus sebagai berikut.
6. Pengguna data
Pengguna data (orang, badan, atau pemerintah) merupakan komponen
paling penting dalam penginderaan jauh. Karena, para penggunalah yang dapat menentukan
diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan
mencakup wilayah dan sumber daya alam suatu negara, sehingga merupakan data
yang sangat penting untuk orang banyak. Oleh karena itu, data ini perlu dijaga
penggunaannya.
C. MENGENAL MEDIA
CITRA
Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau foto udara
dan citra non foto (non-photograpyc image).
1. Citra foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan
sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa jenis, antara lain
sebagai berikut.
1) Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan
a) Foto
ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya, tidak
banyak informasi yang dapat disadap. Kelebihannya, untuk beberapa objek dari
foto ini mudah pengenalannya karena memiliki kekontrasan yang besar. Foto ini
sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam
yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.
b) Foto
ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
tampak, dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer).
Cirinya, banyak objek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai
karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman
kurang lebih 20 meter.
Foto ini juga sangat baik untuk survey
vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.
c) Foto
pankromatik adalah foto yang menggunakan seluruh spectrum tampak,
mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hamper sama dengan kepekaan
mata manusia. Cirinya, pada warna objek sama dengan kesamaan mata manusia. Foto
ini sangat baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan akibat banjir, serta
penyebaran air tanah dan air permukaan.
d) Foto
inframerah asli (true infrared
photo) adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang
dibuat secara khusus. Cirinya, dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona
pada foto inframerah tidak ditentukan oleh warna daun tetapi oleh sifat
jaringannya. Foto ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman,
yang sehat atau yang sakit.
e) Foto
inframerah modifikasi adalah foto
yang dibuat dengan inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran
merah dan sebagian saluran hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap apabila
kita menggunakan film infra merah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan
air.
2) Berdasarkan sumbu
kamera atau arah sumbu kamera ke permukaan bumi.
a) Foto vertikal
atau foto tegak (orto photograph) adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus
terhadap permukaan bumi.
b) Foto condong atau foto miring (oblique photograph) adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap
garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau
lebih besar.Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat,
foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong
masih dibedakan lagi menjadi:
(1) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu
apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
(2) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu
apabila pada foto tampak cakrawalanya.
3) Berdasarkan sudut
liputan kamera. Paine (1981)
membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) atas 4
jenis.
4) Berdasarkan jenis kamera yang digunakan:
a) Foto tunggal adalah foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b) Foto jamak adalah beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.
Pembuatannya ada 3 (tiga) cara, yaitu:
(1) multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran;
(2) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa;
(3) kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna;
Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi, ke dalam 2 (dua) macam:
(1) Foto multispektral adalah beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa masing-masing, lensa menggunakan band (saluran) yang berbeda yaitu biru, hijau, merah serta inframerah pantulan.
(2) Foto dengan kamera ganda adalah pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya: pankromatik dan inframerah.
5) Berdasarkan warna yang digunakan
a) Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b) Foto warna asli (true color) adalah foto pankromatik berwarna. Pada foto berwarna asli, warna objek sama dengan warna foto.
6) Berdasarkan sistem wahana
a) Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
2. Citra non foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto dibedakan atas berbagai macam dasar pembedanya, antara lain sebagai berikut.
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
1) Citra inframerah thermal adalah citra yang dibuat dengan spectrum inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini, perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dalam bentuk beda rona atau beda warnanya.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
b. Berdasarkan sensor yang digunakan
1) Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
2) Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit.
Citra ini terdiri atas:
a) Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
b) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
4) Berdasarkan jenis kamera yang digunakan:
a) Foto tunggal adalah foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b) Foto jamak adalah beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.
Pembuatannya ada 3 (tiga) cara, yaitu:
(1) multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran;
(2) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa;
(3) kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna;
Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi, ke dalam 2 (dua) macam:
(1) Foto multispektral adalah beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa masing-masing, lensa menggunakan band (saluran) yang berbeda yaitu biru, hijau, merah serta inframerah pantulan.
(2) Foto dengan kamera ganda adalah pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya: pankromatik dan inframerah.
5) Berdasarkan warna yang digunakan
a) Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b) Foto warna asli (true color) adalah foto pankromatik berwarna. Pada foto berwarna asli, warna objek sama dengan warna foto.
6) Berdasarkan sistem wahana
a) Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
2. Citra non foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto dibedakan atas berbagai macam dasar pembedanya, antara lain sebagai berikut.
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
1) Citra inframerah thermal adalah citra yang dibuat dengan spectrum inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini, perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dalam bentuk beda rona atau beda warnanya.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
b. Berdasarkan sensor yang digunakan
1) Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
2) Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit.
Citra ini terdiri atas:
a) Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
b) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
c. Berdasarkan wahana
yang digunakan
1) Citra dirgantara (Airbone image) adalah
citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh:
Citra Inframerah Thermal, Citra Radar dan Citra MSS. Citra dirgantara ini
jarang digunakan.
2) Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image) adalah citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar.
Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yaitu:
a) Citra satelit untuk penginderaan planet.
Contoh: Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).
b) Citra
satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya
bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
d) Citra
satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).
D. PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH
Pada saat ini, pemanfaatan jasa penginderaan jauh cenderung meningkat. Kebutuhan manusia terhadap pentingnya data dan informasi yang akurat tentang permukaan bumi, telah menjadi pemicu bagi perkembangan dan kemajuan teknologi penginderaan jauh tersebut.
Pemanfaatan jasa penginderaan jauh dalam berbagai sektor kehidupan dewasa ini, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang meteorologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
a. mengamati iklim suatu daerah, yaitu melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.
b. membantu analisis cuaca dan peramalannya, yaitu dengan menentukan daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah.
c. mengamati sistem pola angin permukaan.
d. memetakan data meteorologi dan klimatologi.
2. Bidang hidrologi
D. PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH
Pada saat ini, pemanfaatan jasa penginderaan jauh cenderung meningkat. Kebutuhan manusia terhadap pentingnya data dan informasi yang akurat tentang permukaan bumi, telah menjadi pemicu bagi perkembangan dan kemajuan teknologi penginderaan jauh tersebut.
Pemanfaatan jasa penginderaan jauh dalam berbagai sektor kehidupan dewasa ini, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang meteorologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
a. mengamati iklim suatu daerah, yaitu melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.
b. membantu analisis cuaca dan peramalannya, yaitu dengan menentukan daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah.
c. mengamati sistem pola angin permukaan.
d. memetakan data meteorologi dan klimatologi.
2. Bidang hidrologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain
untuk:
a. pemantauan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
b. pemetaan luas daerah dan intensitas banjir.
c. mengamati kecepatan aliran sungai.
d. mengamati arah aliran sungai.
3. Bidang
oceanografi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal
sebagai berikut:
a. pengamatan pasang surut dan gelombang air laut;
b. studi perubahan pantai, abrasi, dan sedimentasi;
c. pemetaan potensi sumber daya laut.
4. Bidang geologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain
untuk:
a. penentuan struktur batuan suatu wilayah;
b. pemantauan wilayah bencana;
c. pemetaan daerah gunung api.
5. Bidang
geomorfologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain
untuk:
a. mengamati bentuk, panjang, dan arah lereng;
b. mengamati kekasaran lereng;
c. mengamati gerak massa batuan;
d. mengamati beda ketinggian;
e. mengamati bentuk lembah.
6. Bidang pertanian
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain
untuk:
a. mengetahui jenis tanah;
b. mengetahui sifat fisik tanah;
c. mengetahui tanaman yang terserang hama;
d. mengetahui kandungan air dalam tanaman.
7. Bidang
perencanaan
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain
untuk:
a. menentukan arah pengembangan suatu wilayah;
b. menentukan lokasi pembangunan;
c. menentukan model pengembangan suatu wilayah.
Ringkasan
Penginderaan jauh dapat diartikan sebagai ilmu atau tehnik untuk
mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis
data-data yang diperoleh dari suatu alat, tanpa kontak langsung dengan objek,
wilayah, atau gejala tersebut.
Produk penginderaan jauh ialah citra. Citra merupakan gambaran
yang tampak dari suatu objek yang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu
alat pemantau atau sensor.
Citra dapat berupa foto udara (citra foto) dan citra nonfoto.
Citra foto dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan hal-hal berikut:
1) Spektrum elektromagnetik: foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto pankromatik, foto inframerah asli, dan foto inframerah modifikasi;
1) Spektrum elektromagnetik: foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto pankromatik, foto inframerah asli, dan foto inframerah modifikasi;
2) Sumbu kamera: foto
vertikal, foto agak condong, dan foto sangat condong;
3) Jumlah dan jenis
kamera: foto tunggal dan foto jamak;
4) Warna: foto warna
semu dan foto warna asli; dan
5) Sistem wahana: foto
udara dan foto satelit.
Adapun citra non foto dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan
halhal berikut:
1) Spektrum
elektromagnetik: citra inframerah termal, citra radar, dan citra gelombang
mikro;
2) Sensor: citra tunggal
dan citra multispektral;
3) Wahana: citra
dirgantara dan citra satelit.
Jenis satelit berdasarkan spektrum elektromagnetik dan
sensornya, yaitu satelit sumber daya, satelit cuaca, dan satelit militer.
Unsur-unsur interpretasi foto udara yaitu: rona, ukuran, bentuk,
pola, tekstur, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi dari objek yang sedang
diamati.
Glosarium
Sensor : alat yang digunakan untuk merekam objek dalam penginderaan jauh.
Wahana : kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor atau alat perekam, seperti pesawat udara, satelit, dan balon udara.
Stereoskop : alat untuk membantu menginterpretsi hasil foto udara dalam bentuk tiga dimensi.
Citra : gambaran yang tampak dari suatu objek, sebagai hasil dari perekaman oleh sensor.
Titik prinsipal : titik tembus sumbu kamera pada foto udara dengan arah sumbu kamera tegak lurus terhadap daerah yang dipotret.
Citra foto : citra yang dihasilkan oleh alat sensor kamera.
Citra nonfoto : citra yang dibuat dengan menggunakan sensor bukan kamera dan menggunakan bagian spektrum elektromagnetik sinar X sampai gelombang radio.
Data angka (digital) : data hasil rekaman alat sensor yang tersimpan dalam bentuk angka.
Rona : tingkat kecerahan atau kehitaman objek yang terdapat pada citra.
Interpretasi citra : proses pengambilan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif dari citra dengan memperhatikan pengetahuan maupun pengalaman untuk mengenal sifat unsur-unsur yang terkandung melalui pengenalan ronbentuk, pola, tekstur, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi dari objek.
Tugas mandiri
Sensor : alat yang digunakan untuk merekam objek dalam penginderaan jauh.
Wahana : kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor atau alat perekam, seperti pesawat udara, satelit, dan balon udara.
Stereoskop : alat untuk membantu menginterpretsi hasil foto udara dalam bentuk tiga dimensi.
Citra : gambaran yang tampak dari suatu objek, sebagai hasil dari perekaman oleh sensor.
Titik prinsipal : titik tembus sumbu kamera pada foto udara dengan arah sumbu kamera tegak lurus terhadap daerah yang dipotret.
Citra foto : citra yang dihasilkan oleh alat sensor kamera.
Citra nonfoto : citra yang dibuat dengan menggunakan sensor bukan kamera dan menggunakan bagian spektrum elektromagnetik sinar X sampai gelombang radio.
Data angka (digital) : data hasil rekaman alat sensor yang tersimpan dalam bentuk angka.
Rona : tingkat kecerahan atau kehitaman objek yang terdapat pada citra.
Interpretasi citra : proses pengambilan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif dari citra dengan memperhatikan pengetahuan maupun pengalaman untuk mengenal sifat unsur-unsur yang terkandung melalui pengenalan ronbentuk, pola, tekstur, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi dari objek.
Tugas mandiri
Kunjungilah kantor BAKOSURTANAL atau pergilah ke Perguruan
Tinggi setempat dan masuklah ke jurusan Geografi, Geodesi, Perencanaan Wilayah,
atau jurusan lain yang terkait. Mintalah beberapa foto udara atau citra satelit
yang berisi informasi tentang daerahmu! Dengan bimbingan guru, cobalah kamu
untuk menginterpretasikan foto udara tersebut, tentunya berdasarkan langkah-langkah
interpretasi yang sudah kamu pelajari. Gunakanlah kaca pembesar atau alat
stereoskop untuk membantu mengenali objek-objeknya!
Kegiatan kelompok
Buatlah kelompok belajar dalam kelas kamu! Kemudian pergilah ke
suatu tempat yang ada dan sudah kamu interpretasi dalam foto udara tersebut. Sesuaikan
objek-objek hasil interpretasimu dengan kenyataan di lapangan. Apakah masih
sesuai atau sudah ada perubahan-perubahan? Catatlah semua objek-objek yang
masih sesuai dan mengalami perubahan tersebut!
UJI KOMPETENSI
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat!
1. Penginderaan jauh
menurut Lilesand dan Kiefer adalah ....
a. ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek
melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung
dengan objek
b. ilmu yang mempelajari objek dengan
menggunakan alat
c. aktivitas untuk mendapatkan,
mengidentifikasi dan menganalisis objek dengan menggunakan sensor pada posisi
pengamatan arah kajian
d. teknik untuk memperoleh dan menganalisis
tentang bumi
e. perolehan informasi tentang bumi dengan menggunakan sensor
tanpa menyentuh objeknya
2. Perbedaan data visual dan data digital yaitu
....
a. data
visual berupa citra, sedangkan data digital berupa pita magnetik
b. data
visual berupa foto, sedangkan data digital berupa angka
c. data
visual berupa proses rekaman, sedangkan data digital berupa non citra
d. data
visual berupa spektrum elektronik, sedangkan digital berupa proses rekaman
e. data visual berupa citra foto, sedangkan
data digital berupa citra nonfoto
3. Untuk
mendapatkan data geografi dari hasil penginderaan jauh, ada 3 langkah yaitu
....
a. pengejaan
ciri-ciri, pengelompokan data, dan penganalisisan
b.
pengelompokan data, pengenalan, dan pengejaan data
c. pengenalan
awal, pengejaan ciri-ciri, dan pengelompokan data
d. pengenalan
awal, penyajian, dan pengolahan data
e. pengelompokan data, membedakan ciri-ciri,
dan menentukan hasil
4. Data terestris tentang jumlah dan kepadatan
penduduk suatu wilayah diperoleh dengan cara ....
a.
menggunakan planimeter
b.
menggunakan peta
c.
interpretasi peta
d. mengadakan
pencatatan di lapangan
e. melihat citra non foto
5. Salah
satu ciri sensor fotografik ialah ....
a. hasil
akhirnya diproses menjadi data digital
b. hasil
akhirnya diproses berupa data visual
c. alat
penerimanya berupa pita magnetik
d.
menggunakan tenaga elektronik
e. hasil akhirnya berupa foto udara
6. Kamera, scanner, dan radiometer termasuk ke
dalam ....
a. pesawat d.
citra
b. sensor e.
situs
c. satelit
7. Hasil gambaran berupa
foto yang dihasilkan dengan cara optik dan elektornik disebut ....
a. citra d.
situs
b. sensor e.
wahana
c. pola
8. Berikut
merupakan keuntungan yang dapat diperoleh apabila menggunakan sensor
elektronik, kecuali ....
a. caranya
sederhana d.
resolusi satialnya baik
b. biaya
murah e.
integritas geometrinya baik
c. keakuratan tinggi
9. Citra foto yang dibuat dengan menggunakan
semua spektrum sinar tampak di namakan ....
a. foto
ultraviolet d.
foto inframerah
b. foto
pankromatik e.
foto miring
c. fotograf
10.
Berdasarkan sumbu kameranya, citra foto dibedakan atas ....
a. ortho
photograph d. oblique
photograph
b.
pankromatik photograph e.
linear photograph
c. linear grafik
11. Peran
penginderaan jauh dalam geografi ialah ....
a. Geografi
termasuk kelompok ilmu-ilmu kebumian
b. Geografi
membicarakan cara interaksi manusia dengan lingkungannya
c. Data dari
objek muka bumi sangat dibutuhkan oleh geografi
d.
Penginderaan jauh merupakan teknologi canggih dalam khazanah ilmu pengetahuan
e. Geografi merupakan ilmu yang selalu
menggunakan teknik penginderaan jauh
12.
Terjadinya suatu peristiwa di suatu negara yang dampaknya dapat dirasakan oleh
seluruh negara di dunia. Dalam geografi kecenderungan seperti itu dinamakan
....
a.
transparansi d.
areal differentation
b.
globalisasi
e. areal likeness
c. lokalisasi
13. Manfaat
yang dapat diambil dari jasa penginderaan jauh di bidang kependudukan adalah
....
a. memetakan
jens mata pencaharian utama
b. memetakan
bentuk rumah penduduk
c. memetakan
kebutuhan jasa informasi
d.
mendeskripsikan kebutuhan pangan
e. memetakan angka partisipasi pendidikan
penduduk
14.Berikut
ini merupakan manfaat nyata yang dapat diambil geografi dari bantuan
penginderaan jauh dalam menentukan objek, kecuali ....
a. lahan
potensial d.
jenis tanah
b. lahan
kritis e.
kandungan mineral
c. sebaran sumber daya alam
15. Resolusi
spasial adalah ....
a. spektrum
gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi
b. kemampuan
sensor untuk nmenampilkan gambar objek terkecil di permukaan bumi
c. alat
penerima data satelit di permukaan bumi
d. citra yang
dihasilkan dengan menggunakan sensor elektronik
e. citra yang dihasilkan oleh sensor
fotografik
16. Citra
foto yang dibuat dengan menggunakan semua spektrum sinar dari warna merah
sampai ungu disebut ....
a. foto
oblique d.
foto ortokromatik
b. foto inframerah
e.
foto multi spektral
c. foto pankromatik
17. Pada
sebuah peta dengan skala 1: 30.000, diketahui jarak kota G-H = 20 cm, sedangkan
pada foto udara jarak kota G-H = 60 cm. Jadi skala foto udara tersebut adalah
....
a. 1 : 10.000
d.
1 : 40.000
b. 1 : 20.000
e.
1 : 50.000
c. 1 : 30.000
18. Citra
satelit inframerah, MSS (Multispectral Scanner) merupakan contoh dari ....
a. wahana d.
foto udara
b. citra
nonfoto e.
citra sensor elektronik
c. citra foto
19. Yang
termasuk warna aditif (warna yang tidak dapat dibentuk dengan jalan menambahkan
warna lain) yaitu ....
a. biru,
merah, dan hijau
b. kuning,
hitam, dan biru
c. kuning,
hijau, dan ungu
d. Krem,
jingga, merah, dan ungu
e. Kuning, merah, dan hijau
20. Inderaja
sangat membantu analisis studi geografi dalam bidang geologis. Inderaja
bermanfaat untuk ....
a. pengamatan
erosi
b. pengamatan
daerah banjir
c. pengamatan
letusan gunungapi
d. pengamatan
sifat fisik air laut
e. pengamatan cuaca
II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan pengertian penginderaan jauh menurut
Lillesand dan Kiefer!
2. Sebutkan
tiga klasifikasi citra berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat
pemantauan, atau pemotretan dari angkasa!
3. Sebutkan perbedaan sensor dalam penginderaan
jauh berdasarkan proses perekamannya!
4. Apa yang dimaksud dengan citra foto
(photographyc image) atau foto udara dan citra non foto (non-photograpyc
image)?
5. Jelaskan perbedaan antara citra inframerah
thermal dengan citra radar dan citra gelombang mikro!
6. Sebutkan enam faktor yang memengaruhi rona
pada foto udara!
7. Sebutkan ciri-ciri unsur spasial dalam
interpretasi foto udara!
8. Jelaskan tahap-tahap interpretasi foto udara!
9. Mengapa dalam menginterpretasi peta
pengenalan objek merupakan bagian yang sangat penting?
10. Sebutkan
pengertian interpretasi peta menurut Sutanto!
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum kamu
pahami? Jika ada, maka materi apakah yang betul-betul belum kamu pahami
tersebut? Coba dipelajari kembali, sehingga proses belajarmu tuntas. Apabila
masih menemui kesulitan mengenai materi tersebut, diskusikanlah bersama
teman-temanmu atau tanyakan kepada guru. Jika sudah betul-betul kamu pahami,
silahkan untuk melanjutkan pada pembelajaran bab selanjutnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar