(Sumber: Edi Prahasta, 2005: 357)
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
• merumuskan konsep dasar Sistem Informasi Geografi (SIG)
• mengidentifikasi komponen-komponen Sistem Informasi Geografi
• melakukan tahapan kerja Sistem Informasi Geografi
• mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi dalam menentukan
suatu lokasi usaha
•
mengidentifikasi beberapa manfaat Sistem Informasi Geografi dalam kajian
geografi
Perkembangan teknologi yang semakin cepat serta diiringi oleh
kebutuhan informasi yang terkait dengan lokasi di permukaan bumi, telah
mengembangkan berbagai inovasi dalam bidang pemetaan yang semakin canggih.
Teknologi komputer dalam bidang pemetaan ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Informasi
Geografis atau disingkat SIG. Inovasi ini tentunya telah
menghasilkan peta sebagai salah satu alat geografi dengan tampilan yang lebih
menarik, akurat, dan cepat dalam proses pembuatannya. Hal ini semata-mata,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan terhadap informasi geografis yang semakin meningkat
jumlahnya.
Pada bab empat ini, Anda akan mempelajari tentang SIG sebagai
suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponennya serta berbagai tahapan
kegiatan yang dilakukan dan aplikasinya. Dengan mempelajarinya, diharapkan kamu
mengenal dan memahami hakikat serta proses kegiatan SIG dalam memenuhi kebutuhan
informasi permukaan bumi.
Kamu perhatikan contoh peta hasil SIG pada gambar 4.1! Peta
tersebut memberikan informasi tentang beberapa wilayah yang akan dilalui badai.
Dari gambar tersebut, kita dapat melihat bahwa peta hasil SIG tidak hanya menampilkan
informasi lokasi, melainkan juga tentang berbagai gejala dan fenomena geografis
yang terjadi di suatu wilayah. Selain itu, peta akan mudah diubah dan diakses
cepat sesuai dengan data yang ada. Coba sekarang kamu berikan tanggapannya
tentang kelebihan apa lagi yang bisa diberikan dari peta hasil SIG tersebut!?
Kata Kunci : Sistem
informasi geografis, overlay, konversi
A. KONSEP DASAR SIG
Sistem Informasi Geografis sebenarnya berawal dari sistem
perpetaan. Berdasarkan sejarah awal penggunaannya, diawali pada saat perang
revolusi Amerika (American Revolutionary War) telah dilakukan penggambaran berbagai tema peta dalam suatu
kerangka peta dasar dengan ukuran skala yang sama. Atlas yang menggambarkan
penduduk, geologi dan topografi dalam laporan kedua yang dibuat Irish Railway Commisioner pada tahun 1838, dianggap merupakan Sistem Informasi Geografis
pertama. Atlas yang terdiri atas peta penduduk, topografi dan geologi secara
terpisah dibuat dalam skala yang sama, sehingga jika ditumpangsusunkan akan
dapat ditentukan jalur terbaik bagi pembangunan jalan kereta api.
Namun, sistem perpetaan tersebut masih bersifat statis karena
tidak bisa dilakukan pembaruan data dan perubahan format atau editing.
Perkembagan teknologi komputer memungkinkan data tersebut dapat diubah ke dalam
bentuk digital, sehingga data dapat diedit dan dimutakhirkan serta
ditumpangsusunkan sesuai dengan kebutuhan. Data dalam bentuk digital tentu
lebih dinamis. Karena itu, perkembangan SIG tidak lepas dari kemampuan untuk
mengubah system perpetaan dari format statis ke format dinamis.
Sistem Informasi Geografis dalam bahasa Inggris lebih dikenal Geographic Information System (GIS), merupakan suatu sistem informasi yang mampu mengelola atau mengolah informasi yang terkait
atau memiliki rujukan ruang atau tempat. Apabila kita mengartikan satu per satu atau
gabungan katanya, maka Sistem
Informasi Geografis dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sistem adalah kumpulan dari sejumlah komponen yang saling terkait dan
memiliki fungsi satu sama lain.
2. Informasi adalah data yang dapat memberikan keterangan tentang sesuatu.
3. Geografis adalah segala sesuatu tentang gejala atau fenomena di permukaan bumi
yang bersifat keruangan.
4. Sistem
Informasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai
dari pengumpulan data, manipulasi, pengelolaan, dan analisis serta
menjabarkannya sehingga menjadi keterangan.
5. Informasi
Geografis adalah keterangan mengenai ruang atau
tempattempat, serta gejala-gejala dan fenomena yang terjadi dalam ruang
tersebut di permukaan bumi.
Pengertian-pengertian tersebut dapat memberikan gambaran awal
padamu untuk mulai memahami tentang konsep SIG. Agar kamu lebih memahaminya, coba
perhatikan beberapa pengertian SIG menurut para ahli di bidangnya, sebagai
berikut.
Menurut ESRI
(Environment System Research Institute/1990), secara
sederhana SIG diartikan sebagai suatu sistem komputer yang mampu menyimpan dan
menggunakan data yang menggambarkan lokasi di permukaan bumi. Definisi tersebut
dengan tegas menyebutkan sistem komputer sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari SIG, sehingga jika berbicara SIG kita tidak lepas dari komputer, baik
hardware maupun softwarenya. Dalam definisi tersebut. SIG tidak hanya sebagai
sistem tetapi juga sebagai teknologi.
Menurut Demers (1997) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang
berhubungan dengan permukaan bumi.
Menurut Chrisman (1997) SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasiinformasi mengenai
daerah-daerah di permukaan bumi.
Menurut Guo Bo (2000) SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis,
menyimpan, dan menampilkan, baik data spasial maupun nonspasial.
Apakah kamu dapat menyimpulkan pengertian SIG berdasarkan
pandangan para ahli tersebut? Coba buat kesimpulannya!
SIG dapat diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data
bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan
inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. Bagi para
penggunanya, SIG tidak hanya mampu menampilkan informasi tentang suatu lokasi,
tepai lebih dari itu dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan
strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.
B. KOMPONEN SIG
Sebagai suatu sistem, SIG tentunya dibentuk oleh sejumlah komponen
yang saling terkait di dalamnya. Komponen SIG terdiri atas pelaksana, perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, dan data. Secara global
kelima komponen tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga komponen utama yang
lebih kompak yaitu: data, sistem komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak), dan manusia
(pelaksana). Kelima komponen tersebut dapat kamu pahami dalam ilustrasi gambar
4.3 berikut.
1.Data
Data dan informasi geografis (data spasial) adalah data dan
informasi mengenai objek-objek geografis yang dapat diidentifikasi dan
mempunyai acuan lokasi berdasarkan titik koordinat-koordinatnya. Data dan
informasi tersebut dapat dimasukkan secara langsung dengan cara mengimpor atau mengambil
dari perangkat lunak SIG, melalui digitasi peta, dan memasukkan data atribut
berupa tabel-tabel. Data dan informasi spasial terdiri atas:
a. Data
grafis, yaitu data dalam bentuk gambar atau peta
dalam komputer. Data tersebut, apabila dilihat dari strukturnya dapat berupa
data vector maupun data raster. Data vektor adalah data dalam bentuk titik, garis, dan poligon pada peta
yang terikat oleh koordinat (x,y). Pemasukan datanya dapat dilakukan dengan
menggunakan digitiser, keyboard, dan mouse. Data raster adalah data
dalam bentuk baris dan kolom (grid atau sel). Gambar atau peta yang terbentuk
terdiri atas sel-sel. Ukuran terkecil dari sel-sel tersebut dikenal dengan
istilah pixel (picture element). Misalnya,
citra satelit merupakan data yang dimasukkan pada computer dalam bentuk data
raster.
b. Data atribut atau disebut juga data tabular adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk teks atau angka. Misalnya, nama jalan, nama sungai, nama gunung, nomor
rumah, panjang dan lebar sungai, dan lain-lain.
Hubungan antara berbagai data spasial dalam SIG dapat dilihat
pada gambar berikut.
2. Sistem komputer
Seperangkat komputer yang diperlukan untuk SIG garis besarnya
terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
a. Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras komputer beserta instrumennya (perangkat
pendukungnya) terdiri atas:
1) CPU (Central
Processor Unit)
Perangkat ini merupakan bagian dari sistem komputer yang
bertindak sebagai tempat untuk pemrosesan. Pada umumnya CPU dapat direpresentasikan
oleh suatu chip microprocessor. CPU yang dibutuhkan sangat bervariasi dari yang
sederhana sampai yang canggih. Untuk perangkat lunak SIG yang cukup kecil dapat
dijalankan minimal pada PC AT 286.
Tetapi untuk SIG yang besar volume datanya dengan menggunakan
fasilitas jaringan komputer (network), dan berbasiskan web, maka diperlukan workstation
dengan CPU server yang memiliki processor berkemampuan tinggi seperti keluarga
intel pentium II, III, atau IV, bahkan kalau perlu processor ganda.
2) RAM
Perangkat ini digunakan oleh CPU untuk menyimpan data sementara.
Kebutuhan mengenai RAM juga sangat bervariasi. Untuk perangkat lunak SIG yang
kecil hanya diperlukan RAM 4 Mb sampai 8 Mb. Untuk SIG yang besar menggunakan
jaringan lokal (intranet) dan internet (web), maka diperlukan RAM yang besar
dengan sistem operasi pendukungnya minimal Window NT 4.0. RAM yang
direkomendasikan 128 Mb.
3) Storage
Perangkat ini merupakan tempat penyimpanan data secara permanen atau
semi permanen. Dibandingkan dengan RAM, akses pada storage ini agak lambat.
Yang dimaksud dengan storage di antaranya harddisk, disket, CD-ROM, pita
magnetis, dan USB Mobile Disk. Kebutuhan storage sangat bervariasi, untuk SIG
yang kecil hanya memerlukan storage di bawah 5 Mb. Sementara untuk SIG yang
besar memerlukan storage dengan kapasitas 1 sampai 60 Gb.
4) Input device
Perangkat ini merupakan peralatan yang digunakan untuk
memasukkan data ke dalam program SIG. Yang termasuk perangkat ini ialah
keyboard, mouse, digitizer, scanner, dan kamera digital.
5) Output device
Perangkat ini merupakan peralatan yang digunakan untuk
menampilkan data dan informasi SIG. Yang termasuk perangkat ini ialah layar
monitor, printer, dan plotter.
6) Peralatan
lainnya
Perangkat ini merupakan bagian dari SIG yang belum disebutkan
tetapi diperlukan terutama untuk SIG yang besar, seperti: kabel jaringan,
modem, ISP, router, ethernet card, clients, dan server.
Bila kamu ingin gambaran yang lebih jelas, perhatikan skema berikut.
b. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan,
menyimpan dan mengeluarkan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan skema di bawah ini.
Perangkat lunak dalam SIG terdiri atas:
1) Sistem
operasi, terdiri atas program-program yang berfungsi
mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer. Sistem operasi juga menyediakan
fasilitas-fasilitas dasar yang dapat digunakan program aplikasi untuk
menggunakan perangkat keras yang terpasang dalam komputer, pengendalian
komunikasi, pengolahan perintah-perintah, manajemen data dan file, dan
lain-lain. Contoh sistem operasi ialah Microsoft Windows, LINUX, UNIX,
Macintosh.
2) Software aplikasi yang
digunakan dalam SIG seperti ARC/Info, ArcView, MapInfo, Idrisi, Erdas, Autocard
for GIS, ErMapper, Ilwis, dan lainlain.
3) Sistem
utilitas dan program pendukung seperti bahasa
pemrograman.
3. Manusia
(pelaksana)
Manusia dalam hal ini merupakan brainware, yaitu
kemampuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif. Bagaimanapun
manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem, sehingga
sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi
mutakhir. Selain itu, diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan
dengan pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Adanya koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh
tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat.
Peranan manusia dalam SIG juga ada yang mengkategorikan sebagai pengguna
(user). Fungsi
pengguna ialah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar,
membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisis hasil yang
dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi.
C. TAHAPAN KERJA
SIG
Mengolah data SIG menjadi sebuah informasi spasial dalam bentuk
peta, diperlukan peralatan dan keterampilan yang memadai. Untuk menyusun dan mengolah
data tersebut diperlukan tahapan kerja sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, yang akan dilakukan untuk mengoperasikan system
informasi geografis ialah sebagai berikut.
a. Mengkaji kebutuhan
Mengkaji kebutuhan merupakan dasar dari keberhasilan penggunaan
SIG. Aspek yang dikaji mencakup pengidentifikasian kegiatan di dalam organisasi
yang berkenaan dengan peta atau informasi geografis atau mengkaji bentuk atau
model informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (user). Paling sedikit ada tujuh
jenis kebutuhan yang diperhitungkan: (1) fungsifungsi pemrosesan, (2) data atau
isi yang diperlukan, (3) standar dan karakteristik data, (4) aplikasi sistem
berikut produknya, (5) fungsi-fungsi perangkat lunak, (6) perangkat keras
berikut kapasitasnya, dan (7) fasilitas komunikasi yang digunakan misalnya card
dan kabel jaringan, modem, hub, dan yang lainnya.
b. Membuat rancangan peta
Membuat rancangan peta merupakan rencana kegiatan yang akan
dilakukan atau dibuat. Hal ini berkaitan dengan peta tematik yang dibutuhkan
dan rencana analisis (tumpangsusun) antara peta-peta tematik yang akan dibuat.
Misalnya, akan membuat peta Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di suatu
wilayah. Peta dasar yang harus tersedia dan konsep analisis yang digunakan
ialah sebagai berikut.
1) Peta dasar yang disiapkan ialah peta
topografi, peta curah hujan, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta
jenis batuan, peta lereng dan ketinggian.
2) Memilih model analisis erosi yang digunakan.
Berdasarkan genesis: a) erosi geologi.
b) erosi
dipercepat.
Berdasarkan
bentuk: a) erosi
permukaan, terdiri atas erosi percik, erosi lembar, dan erosi alur.
b) erosi
parit.
c) erosi
tebing/jurang.
Berdasarkan pergerakan: a) erosi horizontal.
b) erosi
vertikal.
Berdasarkan
tenaganya: a) erosi oleh
air, terdiri atas: erosi oleh air hujan dan erosi oleh air mengalir.
b) erosi oleh
angin.
Analisis TBE yang banyak digunakan ialah persamaan untuk menduga
erosi permukaan. Jenis erosi ini banyak terjadi di lahan pertanian, dengan menggunakan
persamaan model matematis PUKT (Persamaan Umum Kehilangan Tanah) atau USLE (Universal Soil Loss Equation) sebagai berikut.
Peta dasar yang diperlukan harus disiapkan, hal ini dilakukan
agar gambar atau peta yang kurang jelas dapat diperbaiki, skala dan tahun peta
harus cocok atau disesuaikan. Peta-peta tersebut dikumpulkan dari berbagai
sumber atau instansi terkait. Apabila ada salah satu komponen yang tidak ada
atau belum dibuat petanya, maka kita harus membuat peta tersebut. Pembuatan peta
tersebut untuk melengkapi dan memudahkan dalam menumpangsusunkan peta-peta yang
diperlukan.
c. Merancang basis data
Merancang basis data adalah menyiapkan rencana pengorganisasian
data yang akan dimasukkan dalam sistem. pengorganisasiannya berdasarkan pada kebutuhan
dan sumber data yang sudah disediakan. Rancangan basis data dapat digambarkan
pada bagan seperti berikut ini.
d. Menentukan prosedur kerja
Menentukan prosedur kerja dalam memasukkan data ke dalam sistemvkomputer
perlu dilakukan agar tim penyusun SIG dapat bekerja lebih cepatvdan efektif,
misalnya semua simbol garis dan area digitasi terlebih dahulu,vkemudian simbol
titik, dan seterusnya.
2. Tahap digitasi
peta
Digitasi peta merupakan pekerjaan memindahkan peta dalam bentuk lembaran
peta (hardcopy) ke dalam komputer. Pada tahap ini, peta yang masih dalam
bentuk lembaran kertas kemudian diubah ke dalam bentuk format digital, yaitu
format yang dapat dibaca dan diolah oleh komputer. Alat untuk merekam atau
memindahkan data tersebut dinamakan digitizer. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
scanner.
3. Tahap editing
Hasil digitasi biasanya belum sempurna, karena masih dapat
dijumpai kesalahan atau tidak akurat. Kesalahan tersebut umumnya terjadi akibat
ketidaktelitian manusia dalam proses digitasi peta atau karena faktor kemampuan
alat yang terbatas. Sehingga pada tahap ini yang dilakukan ialah mengoreksi dan
memperbaiki data atau simbol yang salah atau tidak tepat. Kesalahankesalahan yang
umumnya terjadi, dalam bentuk overshoot (garis lebih), undershoot (garis tidak nyambung), garis ganda, kesalahan dalam pelabelan, dan
lain-lain.
4. Tahap konversi
Tahap konversi adalah tahap penyesuaian koordinat dengan
mengubah koordinat meja digitizer ke dalam koordinat lintang dan meridian bumi
yang sesungguhnya. Penggunaan koordinat meja digitizer adalah koordinat yang diperlukan
agar pembuatan peta dilakukan secara sistematis (tidak acak) dan bersifat
sementara. Koordinat tersebut kemudian diubah dan umumnya menggunakan koordinat
UTM (Universal Transverse Mercator). Keuntungan menggunakan koordinat UTM adalah dapat menentukan
luas dari kenampakan yang ada pada peta, dan satuan yang digunakan ialah meter.
Selain system koordinat UTM, ada juga sistem koordinat derajat. Koordinat UTM
dan koordinat derajat dapat ditemukan kedua-duanya pada peta topografi atau peta
rupa bumi.
5. Tahap anotasi
Tahap anotasi adalah tahap dilakukannya pemberian nama atau
catatan terhadap berbagai objek yang ada pada peta, misalnya nama sungai, nama kota,
nama gunung, nama daerah, atau nama wilayah.
6. Tahap labelling
Setiap objek yang nampak dan ada pada peta harus diberi label
dan fungsinya sebagai identitas dari objek tersebut. Identitas ini berguna
untuk membuat hubungan antara data grafis dan data nongrafis. Label atau
identitas tersebut biasanya dituangkan dalam legenda atau keterangan peta.
7. Tahap analisis
Setelah peta yang dibutuhkan selesai dikerjakan, maka tahap
selanjutnya adalah tahap analisis dan pengolahan lebih lanjut. Tahap analisis
yaitu tahap pengukuran panjang, kerapatan, luas objek pada peta dan sampai pada
penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun (overlay). Penggabungan
tersebut akan menghasilkan peta baru yang lebih informatif. Pada SIG
konvensional analisis datanya berupa pengukuran dengan menggunakan alat
sederhana, seperti penggaris untuk mengukur panjang dan planimeter untuk
mengukur luas. Pada SIG yang menggunakan komputer analisis datanya terutama
untuk menghitung luas wilayah dapat dilakukan dengan mudah.
Analisis peta hasil tumpang susun yang dilakukan secara
konvensional dilakukan dengan menggunakan kertas transparan sehingga beberapa
peta dapat ditumpangsusunkan menjadi peta yang bertampalan. Beberapa peta dapat
ditumpangsusunkan apabila skala petanya sama.
8. Tahap buffering
Buffering adalah jenis analisis yang akan menghasilkan buffer atau
penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu
objek sebagai pusatnya, sehingga dapat diketahui luas objek dan jarak dari
objek lainnya.
Misalnya, untuk membuka usaha wartel, maka perlu dianalisis
jumlah saingan yang ada pada radius tertentu dari suatu lokasi.
9. Tahap pelaporan atau
keluaran data
Tahap pelaporan atau keluaran data dapat dilakukan dalam bentuk menampilkan
pada layar monitor atau dicetak melalui printer atau plotter. Dalam
laporan, semua informasi hasil overlay harus ditampilkan secara menarik dengan pewarnaan yang sederhana
tetapi sesuai dengan standar kartografis sehingga menampilkan bentuk/warna yang
indah dan dengan divariasikan tabel/grafik/video pada setiap tempat yang
diinginkan dan perlu penambahan informasi.
10. Informasi lewat
jaringan
Jika perlu, pada tahap berikutnya adalah mengaitkan basis data
dengan jaringan (network) melalui internet agar dapat diakses oleh orang lain. Namun, perlu
diingat bahwa tidak semua informasi dapat diakses dengan mudah, Hal ini ada
kaitannya dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membuat SIG, sehingga
informasi tersebut kadang-kadang harus dibeli atau dengan kompensasi lainnya. Agar
tampilan peta SIG yang Anda buat berdasarkan tahapan di atas lebih menarik dan
informatif, maka perlu ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi.
Contohnya, untuk menganalisis daerah rawan longsor, maka
tampilan peta tiga dimensi sangat dibutuhkan agar dapat dilihat bentuk
morfologi suatu wilayah lebih jelas.
Memang, apabila kita kaji dari beberapa pengertian sebelumnya
tentang SIG selalu identik dengan penggunaan komputer. Bagi kamu yang tidak
memiliki fasilitas tersebut di sekolahnya, tidak perlu khawatir. Karena yang
terpenting dari SIG adalah cara kerjanya yang meliputi pemasukan data,
pengambilan dan penyimpanan data, analisis dan manipulasi data, dan pelaporan.
SIG berkepentingan dengan data ruang-waktu dan sering tapi tidak selalu perlu, menggunakan
komputer. Penggunaan komputer hanya untuk mempercepat analisis dan menyimpan
data dalam jumlah banyak. Secara sederhana dapat kamu lakukan melalui
pengoperasian SIG secara konvensional. Karena pada dasarnya, SIG berawal dari
pemetaan secara konvensional.
SIG yang dibuat secara konvensional berpegang pada teknik
kartografis atau teknik pemetaan pada umumnya. Penyajian data spasial dilakukan
dengan menggambar peta pada selembar kertas atau bidang datar dengan
menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set, pensil,
kertas kalkir, dan alat gambar lainnya. Lebih sederhana lagi apabila Anda
menggunakan plastic transparan sebagai bidang datarnya dan spidol berwarna.
Berikut, langkah-langkah kegiatan SIG secara konvensional yang
dapat kamu lakukan.
1. Langkah persiapan
Pertama yang harus kamu lakukan ialah menentukan jenis peta yang
akan dibuat. Peta yang telah ditentukan akan berhubungan dengan pencarian data
yang diperlukan, peta tematik yang harus dikumpulkan, dan cara analisis yang
akan dilakukan. Data-data yang diperlukan, dapat kamu peroleh dari berbagai
instansi yang menyediakan data seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan
Pertanahan Nasional (BPN), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Tata Kota, dan lainnya. Selain itu, pengumpulan data juga dapat Anda
lakukan melalui survey ke lapangan dan diplot pada peta yang Anda miliki.
2. Langkah pembuatan peta
Apabila semua jenis data dan beberapa peta yang kamu butuhkan
sudah terkumpul, selanjutnya kamu siap untuk membuat peta. Langkah-langkah yang
harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Sediakan alat gambar (plastik transparan,
spidol berwarna untuk plastic transparan, alkohol 70% untuk menghapus apabila
terdapat kesalahan dalam menggoreskan spidol, dan meja gambar).
b. Siapkan peta, tentunya peta yang akan
digunakan dan dibuat harus disamakan skalanya. Dengan demikian, peta yang telah
dibuat dapat ditumpangsusunkan (overlay). Kemudian tempatkan peta di atas meja gambar!
c. Ambil plastik transparan dan tempatkan di atas
peta tadi. Agar kedudukan plastik tidak berubah (bergeser), maka gunakanlah
selotipe atau doubletip untuk menempelkannya.
d. Gunakan
spidol transparan untuk mulai menggambar ulang (menjiplak) pada plastik.
Warnailah objek yang digambar sesuai dengan peta yang dijiplak, seperti warna
merah untuk jalan, warna hitam untuk batas administrasi, warna biru untuk
wilayah perairan, dan warna hijau untuk batas vegetasi.
e. Buatlah
garis tepi pada plastik transparan untuk menandai batas wilayah yang kamu
gambarkan.
f. Ulangi langkah tersebut untuk membuat peta
tematik lain yang kamu perlukan.
3. Langkah analisis
Jika peta gabungan telah selesai dibuat, maka tahap berikutnya
ialah menganalisisnya. Pada tahap ini, peta-peta tematik yang telah kamu buat ditumpangsusunkan
di atas meja gambar. Bagian paling atas ialah plastic transparan untuk
menggambar ulang semua peta yang ditumpangsusunkan tadi. Penggabungan peta dapat
dilakukan secara langsung. Jika menemui kesulitan, kamu bisa menggantikannya
dengan menggunakan kertas kalkir yang seukuran plastik tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar peta gabungan tadi lebih rapi. Gunakan rapido berbagai ukuran
dan lettering set untuk menggambar dan menulis keterangan peta pada kertas kalkir
tadi. Gambar ulang semua objek yang ada pada peta komposit dan buatlah legenda
peta beserta atributnya.
Sebagai gambaran lebih jelas tentang tahapan yang akan kamu
lakukan dalam pembuatan peta SIG tertera seperti urutan gambar 4.9 berikut.
Agar kamu dapat langsung mempraktikkan pemetaan SIG secara konvensional,
maka lakukanlah tahapan-tahapan pada latihan di bawah ini. Sebelumnya, buatlah
beberapa kelompok kerja dalam kelas kamu. Carilah tempat yang berbeda untuk
masing-masing kelompok dalam mempraktikkan latihan berikut.
Tujuan : Siswa mampu
menentukan lokasi usaha wartel dengan ketentuan jarak tidak lebih dari 100
meter dari jalan utama, pada radius 250 meter dari wartel masih terdapat
permukiman, dan tidak terdapat saingan atau wartel lainnya yang berjarak
minimal 500 meter dari wartel yang akan ditentukan tempatnya.
Jenis Analisis : Buffering dan overlay
Langkah kerja :
Tahap I : Mengumpulkan
data
1. Mencari
peta administrasi yang dilengkapi jaringan jalan. Kemudian peta tersebut kamu
buat sebagai peta dasarnya.
2. Mencari
peta rupa bumi atau peta penggunaan lahan untuk menentukan objek sebaran
permukiman.
3. Mencari
data sebaran wartel yang sudah terdapat di daerah yang kamu petakan.
4. Survey
lapangan untuk memplot lokasi wartel-wartel tersebut pada peta-peta yang sudah
kamu miliki.
Tahap II : Membuat
peta
1. Membuat
peta jaringan jalan dan buffer pada plastic transparan dengan jarak 100 meter dari jalan yang
dipetakan.
2. Membuat
peta sebaran lokasi wartel pada plastik transparan dan membuat buffer berupa
lingkaran dari lokasi masingmasing wartel dengan radius 500 meter.
3. Membuat
peta sebaran permukiman dan buffer berupa lingkaran pada plastik transparan dari lokasi masing-masing
wartel dengan radius 250 meter.
Tahap III : Analisis
Buffer
1.
Menumpangsusunkan peta-peta yang telah kamu buat pada tahap II.
2. Menentukan lokasi yang sesuai dengan
persyaratan atau tujuan dan memberi tanda dengan mengarsir wilayah yang dimaksud.
Mungkin saja dari peta-peta tersebut terdapat beberapa alternatif lokasi yang
dapat dijadikan petunjuk mendirikan usaha wartel.
Setelah kamu memahami dan mempraktikkannya, cobalah untuk
mengulang kegiatan tersebut dengan mengganti topik latihan sesuai kondisi
daerah kamu masing-masing atau yang dianggap lebih menarik. Diskusikanlah
terlebih dahulu dengan guru!
D. MANFAAT SIG
DALAM KAJIAN GEOGRAFI
Pemanfaatan SIG terus meluas, tidak hanya oleh para ahli
geografi, tetapi juga dimanfaatkan oleh bidang keilmuan lainnya, seperti
ilmu-ilmu kebumian (geologi, tanah, geomorfologi, dan geofisika), perencanaan,
pertanian, perikanan, kehutanan, dan lain-lain. Pada saat ini hampir semua
bidang ilmu memerlukan SIG, misalnya SIG untuk pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan, SIG untuk perencanaan wilayah, SIG untuk pengelolaan hutan, SIG
untuk pengelolaan pertanian, SIG untuk pengelolaan daerah aliran sungai, SIG
untuk penanganan bencana alam, dan yang lainnya. Bahkan di negara-negara maju,
pemanfaatan SIG tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi sudah merambah ke
berbagai bidang usaha. Misalnya, perusahaan-perusahaan real estate, perusahaan konstruksi,
periklanan.
Kaitannya dengan geografi, SIG merupakan alat analisis yang
handal. Pemanfaatan SIG menjadi bagian penting dan mampu memberikan analisis serta
kesimpulan yang bisa diandalkan. Berikut ini beberapa kemampuan SIG:
1. Mencari dan menunjukkan lokasi suatu objek
tertentu beserta keterangan lainnya.
2. Mencari atau menentukan lokasi yang memenuhi kriteria
untuk mendirikan suatu kawasan permukiman, perkantoran, pusat pemerintahan,
pusat perdagangan, dan usaha ekonomi lainnya.
3. Menyajikan kecenderungan perubahan atau
perkembangan dari suatu fenomena, misalnya perubahan luas permukiman,
perkembangan kepadatan penduduk.
4. Menganalisis pola dari suatu fenomena
tertentu, misalnya pola sebaran penyakit.
5. Membuat
model-model untuk keperluan evaluasi kesesuaian lahan, peruntukan lahan,
konservasi DAS, penanggulangan bahaya banjir, dan model-model lain.
Kemampuan-kemampuan SIG tersebut banyak dimanfaatkan dalam
kajian geografi. Topik-topik geografi yang dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan
SIG, antara lain sebagai berikut.
a. Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian
geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi.
Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan
karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaataan lahan di kota
biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran,
fasilitas umum, dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan
masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk
pembangunan utilitas-utilitas yang diperlukan.
Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah
perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar
kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya,
pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter
antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan
air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG
yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area,
kriteria-kriteria ini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang
tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.
Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih
banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim,
kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi
tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya.
Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat
dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian
masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan
pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi
pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi.
Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat
membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola
pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada,
sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan,
pedesaan, permukiman, kawasan industri, dan lainnya.
b. Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya
alam ialah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber
daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang
lainnya.
2) Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan,
misalnya:
a) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
b) kawasan hutan yang masih baik dan hutan
rusak;
c) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
e) rehabilitasi dan konservasi lahan.
c. Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
1) memantau luas wilayah bencana alam;
2) pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
3) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
4) penentuan tingkat bahaya erosi;
5) prediksi ketinggian banjir;
6) prediksi tingkat kekeringan.
d. Bidang sosial
Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola
pembangunan, SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial
SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut.
1) Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
2) Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian
serta kemungkinan pola drainasenya.
3) Untuk pendataan dan pengembangan jaringan
transportasi.
4) Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan dan pembangunan.
5) Untuk
pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
Ringkasan
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem informasi yang
berkenaan dengan keruangan suatu daerah atau wilayah. Informasi tersebut berupa
lembaran peta atau tampilan layar komputer, yang diperoleh melalui pendataan di
lapangan kemudian diolah menjadi sebuah informasi spasial. Hasilnya bisa
disajikan dengan menggunakan teknologi komputer atau secara konvensional.
SIG yang berbasis komputer terdiri atas data, sistem komputer
(hardware dan software), dan manusia (pelaksana). Software atau perangkat lunak
yang biasa digunakan dalam proses SIG merupakan paket program aplikasi pemetaan
seperti AutoCad, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, IDRISI, ArcView, ER Mapper, ERDAS,
Spans GIS, MGE.
Tahapan SIG berbasis komputer dimulai dengan tahap persiapan
yang meliputi: mengkaji kebutuhan, membuat rancangan peta, merancang basis data,
dan menentukan prosedur kerja; tahap persiapan, meliputi: tahap digitasi peta,
editing, konversi, anotasi,
labelling; dan tahap analisis, meliputi: buffering, pelaporan, networking.
SIG yang dibuat secara konvensional biasanya berpegang pada
teknik kartografis atau teknik pemetaan. Penyajian data spasial dilakukan
dengan menggambar peta pada selembar kertas atau bidang datar dengan
menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set, pensil, dan
alat gambar lainnya.
SIG dengan kemampuan yang dimilikinya dapat menentukan suatu
lokasi usaha atau perencanaan dalam pembangunan. Beberapa manfaat SIG dalam geografi,
yaitu: untuk manajemen pemanfaatan lahan dan tata ruang, penentuan lokasi pusat
pertumbuhan, inventarisasi sumber daya alam, pengawasan daerah bencana,
penentuan lokasi usaha, dan lain-lain.
Tugas mandiri
Misalnya di daerah sekitar tempat tinggal kamu akan didirikan
pusat perbelanjaan. Karakteristik lokasi yang diinginkan ialah:
1. Bukan di lokasi yang sering mengalami kemacetan lalulintas.
2. Bebas banjir dan bencana alam.
3. Mudah dijangkau oleh pemadam kebakaran.
4. Dekat dengan jalan.
5. Daerah yang paling banyak dilalui jalur angkutan umum.
6. Mudah diakses oleh masyarakat.
7. Sesuai dengan peraturan/ketentuan pemerintah.
Persyaratan tersebut, kamu diskusikan secara berkelompok,
kemudian buat langkah-langkah yang harus dilakukan berdasarkan tahapan kerja
SIG, agar lokasinya sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.
Kegiatan kelompok
Buatlah Peta hasil SIG terhadap karakteristik fisik dan sosial
di wilayah kota/ kabupaten yang terdapat dalam provinsi tempat kamu tinggal.
Kemudian berikan analisisnya dengan menggunakan klasifikasi. Adapun langkah
kerja yang harus kamu lakukan yaitu:
1. Mencari
dan mengumpulkan peta tematik berupa peta sebaran suhu, peta geologi, peta
topografi, peta jenis tanah, dan peta kepadatan penduduk.
2. Menggambar
ulang peta-peta tersebut satu persatu di atas kertas transparan. Kemudian
menumpangsusunkan peta-peta tersebut pada plastik transparan tadi, sehingga
dihasilkan satu peta gabungan.
3. Menggambar
ulang peta dari plastik transparan tadi, ke atas kertas kalkir agar lebih rapi.
Kemudian memberi simbol atau kode pada masing-masing unit dari peta komposit,
dan memberi keterangan simbol pada bagian legenda peta.
4. Mencari informasi dari peta gabungan tadi tentang karakteristik suhu,
morfologi, jenis batuan, jenis tanah, kepadatan penduduk dari wilayah kota/kabupaten
yang ada di dalam provinsi tersebut:
Glosarium
Sistem
Informasi : suatu
rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan data, manipulasi, pengelolaan,
dan analisis serta menjabarkannya sehingga menjadi keterangan.
Informasi
Geografis : keterangan
mengenai ruang atau tempat-tempat, serta gejala-gejala dan fenomena yang
terjadi dalam ruang tersebut di permukaan bumi.
Hardware
dalam SIG : perangkat
keras berupa komputer dan alat penunjang lainnya seperti digitizer, plotter,
dan lain-lain.
Software dalam SIG : perangkat lunak berupa program yang
digunakan untuk menjalankan sistem operasi SIG, seperti ARC/ Info, ArcView,
MapInfo, Idrisi, Erdas, Autocard for GIS, ErMapper, Ilwis
Data grafis : data
dalam bentuk gambar atau peta dalam computer yang dapat berupa data vektor
maupun data raster.
Data atribut atau data tabular : data yang dinyatakan dalam bentuk teks atau angka.
Brainware : kemampuan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif.
Konversi : tahap
penyesuaian koordinat dengan mengubah koordinat meja digitizer ke dalam
koordinat lintang dan meridian bumi yang sesungguhnya.
Anotasi : tahap
dilakukannya pemberian nama atau catatan terhadap berbagai objek yang ada pada
peta, misalnya nama sungai, nama kota, nama gunung, nama daerah, atau nama
wilayah.
Buffering : j enis
analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau polygon yang
melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga dapat diketahui luas objek
dan jarak dari objek lainnya.
UJI KOMPETENSI
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat!
1. Arc/Info merupakan perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis yang mulai dikembangkan oleh ....
a. ITC
Belanda pada tahun 1985
b. ESRI
Amerika Serikat pada tahun 1981
c.
Bakosurtanal 1985
d.
Universitas Clark di Amerika Serikat pada tahun 1987
e. University Harvard tahun 1964
2. Istilah Sistem Informasi Geografis mulai
berkembang sejak tahun 1960- an, hal ini kaitannya dengan ....
a.
berkembangnya teknologi komputer
b. kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya informasi spasial
c.
pengelolaan sumberdaya alam
d. kebutuhan
untuk mementukan lokasi pertahanan
e. pembangunan yang berkelanjutan
3. Kita sering keliru bahwa peta yang dibuat
secara manual (di atas kertas, meja gambar, dan alat tulis gambar) tidak
dikategorikan SIG, padahal peta tersebut masih hasil SIG, hal ini disebabkan
....
a. SIG
identik dengan komputer
b. SIG
identik dengan data spasial
c. SIG
identik dengan pembuatan informasi melalui peta
d. SIG
identik dengan data wilayah
e. SIG identik dengan peta
4. Keunggulan SIG
berbasis komputer ialah ....
a. penelusuran, pemrosesan dan transmisi data dapat dilakukan
dengan cepat
b. terdokumentasi sangat baik
c. menampilkan simbol yang lebih variatif
d. diperlukan oleh kalangan yang lebih luas
e. penggunaan
metode konvensional sudah ketinggalan zaman
5. SIG banyak dimanfaatkan tidak hanya oleh
geograf, tetapi oleh berbagai bidang keilmuan, kecuali ....
a. planolog,
geolog, dan geomorfolog
b. hidrolog,
geomorfolog, dan pertanian
c. kehutanan,
pariwisata, dan geofisika
d. astronom,
elektro, dan filsafat
e. perencanaan wilayah dan arsitektur
6. Data SIG yang
tergolong data objek fisik di antaranya ....
a. zone iklim
d.
kepadatan penduduk
b. kelompok
usia e.
rawan bencana
c. jaringan transportasi
7. Kota Bandung pada Peta Jawa Barat dengan skala 1:5.000.000
akan nampak dalam bentuk ....
a. simbol
titik d.
simbol area
b. simbol
garis e.
tidak nampak
c. simbol tak beraturan
8. Peta yang dihasilkan
dari tumpang susun beberapa peta adalah ....
a. peta
daerah aliran sungai d.
peta jaringan jalan
b. peta
penggunaan lahan e.
peta unit lahan
c. peta topografi
9. Salah satu cara
memasukkan (input) data SIG, tertera di bawah ini, kecuali ….
a. scanning d.
digitasi
b. tabulasi e.
printing
c. anotasi
10. Jenis
tampilan data SIG yang dihasilkan dan siap untuk dipresentasikan atau
diinformasikan kepada pengguna SIG, kecuali ....
a. peta d.
grafik
b. diagram e.
tabel
c. overlay peta
11. Bagian
yang akan mengelola dan menganalisis data SIG diperlukan pengetahuan dan
keterampilan tersendiri agar hasil yang ditampilkan memberikan informasi
spasial yang sesuai dengan kaidah kartografis. Keterampilan tersebut di
antaranya ....
a. jenis data
yang akan dimasukkan
b. komputer
yang digunakan
c. program
dan peralatan yang digunakan
d. sistem
informasi yang akan digunakan
e. tampilan yang diinginkan
12. Syarat
untuk menumpangsusunkan beberapa peta agar dapat dihasilkan peta baru dalam
proses SIG ialah ....
a. data seri
yang diperoleh dalam rentang waktu tertentu
b. beberapa
daerah yang luasnya sama
c. daerah dan
skala petanya sama
d. data yang
diperoleh dari data lapangan
e. memiliki kesamaan jenis peta tematik
13. Berikut ini beberapa fungsi perangkat lunak (software) dalam
SIG, kecuali .....
a. untuk
analisis data
b. untuk
pengecekan data
c. untuk
penyimpanan data
d. untuk mengoperasikan
data
e. untuk memanipulasi data
14. Berikut
ini yang membedakan antara SIG berbasis komputer dengan SIG konvensional, ialah
....
a. peta yang
dihasilkan
b. peralatan
yang digunakan
c. informasi
yang disampaikan
d. ketelitian
data yang disajikan
e. tujuan yang diinginkan
15. Peta yang
akan dioverlay untuk menentukan lokasi yang dapat dijadikan pusat kota atau
layanan administrasi kemasyarakatan, kecuali ....
a. peta
mobilitas penduduk
b. peta
permukiman
c. peta
jaringan jalan
d. peta
penggunaan lahan
e. peta kemiringan lereng
16. Pada saat
ini SIG banyak dimanfaatkan di kalangan perguruan tinggi dan instansi pemerintah
terutama dalam perencanaan dan penentuan kebijakan. Selain itu, SIG banyak
dimanfaatkan oleh dunia usaha, di antaranya untuk ....
a. menentukan
jenis produk yang dipasarkan
b. menentukan
wilayah pemasaran
c. menentukan
media promosi
d. menentukan
target produksi yang dicapai
e. memperbesar kualitas produksi
17. Yang membedakan SIG
dengan sistem informasi lainnya ialah ....
a. SIG mampu
mengolah berbagai jenis data
b. SIG
merupakan sistem informasi berbasis ruang
c. SIG mampu
menyajikan informasi ruang dan informasi lainnya
d. SIG
merupakan satu-satunya sistem yang dirancang untuk keperluan perencanaan daerah
e. SIG hanya dimanfaatkan oleh mereka yang
berkecimpung dalam bidang ilmu kebumian
18. Selain
kemampuannya memadukan dan menganalisis data, SIG juga memiliki keunggulan dalam
hal ....
a. kemampuan mengintegrasikan data vektor, raster, dan atribut.
b. kemampuan menyajikan data
c. kemampuan memanipulasi data
d. kemampuan menyajikan dan memanipulasi data
e. kemampuan
mengumpulkan data
19.
Mengelompokkan data spasial menjadi data spasial yang baru merupakan jenis
analisis ....
a. networking d.
overlay
b. analisis tiga dimensi e.
buffering
c.
klasifikasi
20. Jika
seseorang bermaksud mencari lokasi rumah tidak lebih dari 100 meter jaraknya
dari jalan utama pada suatu wilayah, maka analisis SIG yang tepat adalah ....
a.
klasifikasi
b. buffering
c. networking
d. overlay
e. analisis tiga dimensi
II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara jelas!
1. Buatlah pengertian
SIG berdasarkan pengetahuan yang kamu miliki!
2. Sebutkan tiga contoh
pemanfaatan SIG!
3. Apa yang dimaksud
dengan data grafis dan data nongrafis dalam SIG?
4. Sebutkan dan jelaskan
komponen-komponen yang membangun SIG!
5. Mengapa SIG mulai populer pada tahun 1960-an, pada hal SIG sudah ada sejak manusia ada di permukaan bumi?
6. Mengapa dalam menghimpun data untuk proses SIG, masih memerlukan observasi lapangan?
7. Sebutkan lima peta tematik yang dapat ditumpangsusunkan guna menyajikan informasi bahaya erosi di suatu daerah!
8. Jelaskan tahapan SIG yang digunakan untuk memonitor perubahan penggunaan lahan di suatu daerah!
5. Mengapa SIG mulai populer pada tahun 1960-an, pada hal SIG sudah ada sejak manusia ada di permukaan bumi?
6. Mengapa dalam menghimpun data untuk proses SIG, masih memerlukan observasi lapangan?
7. Sebutkan lima peta tematik yang dapat ditumpangsusunkan guna menyajikan informasi bahaya erosi di suatu daerah!
8. Jelaskan tahapan SIG yang digunakan untuk memonitor perubahan penggunaan lahan di suatu daerah!
9. Jelaskan keunggulan pengoperasian SIG secara
konvensional!
10. Apa saja kemampuan yang dimiliki oleh SIG?
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum kamu
pahami? Jika ada, maka materi apakah yang betul-betul belum kamu pahami
tersebut? Coba dipelajari kembali, sehingga proses belajar kamu tuntas. Apabila masih
menemui kesulitan mengenai materi tersebut, diskusikanlah bersama teman-temanmu
atau tanyakan kepada guru. Jika sudah betul-betul kamu pahami, silakan
melanjutkan pada pembelajaran bab berikutnya!
Terima kasih atas bantuannya 🙏
BalasHapus